Selasa, 27 Februari 2024

BERTAUBAT MESTILAH DENGAN SEBENAR BENAR TAUBAT

 

BERTAUBAT MESTILAH DENGAN SEBENAR BENAR TAUBAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa salah satu LANGKAH PALING CERDAS dan betul betul sangat dianjurkan untuk SEGERA DILAKUKAN seseorang yang tergelincir kepada dosa dan maksiat adalah BERTAUBAT DENGAN SEBENAR BENAR TAUBAT ATAU TAUBAT NASUHA. Ketika Langkah atau Tindakan ini diambil dan dilaksanakan maka dosanya akan dihapus dan Allah Ta'ala memberi keselamatan kepadanya. Allah Ta'ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang sebenar benarnya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Q.S at Tahrim 8).

Lalu apa makna taubat ?. Makna taubat dijelaskan oleh Prof. DR Shalih Ghanim as Sadlan, beliau berkata : Secara syar’i  taubat adalah meninggalkan dosa karena takut kepada Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya dan terus memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari amalnya.

Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya, inabah yaitu kembali kepada Allah Ta’ala dan konsisten menjalankan ketaatan. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Ta’ala maka itu belum dianggap bertaubat. (Kitab At Taubatu Ilallah)

Sungguh, perlu diketahui bahwa bertaubat ternyata bukan sekedar  atau asal asalan. Dalam surat at Tahrim ayat 8 diatas disebutkan dengan TAUBATAN NASUHA ATAU SEBENAR BENAR TAUBAT. Salah satu makna tentang taubatan nasuha disebutkan oleh Syaikh Hafidz al Hakami, beliau berkata : Taubat nasuha adalah TAUBAT YANG JUJUR. Terkumpul padanya tiga perkara yaitu: (1) Meningggalkan dosa. (2) Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. (3) Bertekad untuk tidak kembali mengulanginya selama lamanya. (Al A'lam as Sunnah Mansyurah).  

Selain itu perlu dipahami pula bahwa BERTAUBAT MESTILAH DILAKUKAN DENGAN IKHLAS KARENA RASA TAKT KEPADA  ALLAH DAN MENGHARAP PAHALA-NYA.. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelasan perkara ini  dalam Kitab beliau, Tafsir Juz ‘Amma pada Tafsir surat al Buruj,  antara lain adalah tentang lima syarat taubat nasuha. Satu diantaranya disebutkan beliau : Ikhlas karena Allah semata, yaitu yang mendorong seseorang untuk bertaubat adalah rasa takutnya kepada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Terkadang ada orang yang bertaubat karena ingin dipuji manusia atau menghindari celaan manusia terhadapnya. Atau untuk mencapai kedudukan tertentu atau karena ingin mendapatkan harta dengan taubatnya.

Orang yang bertaubat dengan motivasi seperti itu tidak diterima taubatnya, karena (salah satu) syarat taubat harus ikhlas. Demikian penjelasan Syaikh Utsaimin).

Wallahu A'lam. (3.247)

     
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar