Sabtu, 03 Februari 2024

BANYAK KEBAIKAN AKAN MENGIKUTI UJIAN BERUPA MUSIBAH

 

BANYAK KEBAIKAN AKAN MENGIKUTI UJIAN BERUPA MUSIBAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ujian berupa musibah niscaya akan mendatangi hamba hamba Allah kapan saja Dia berkehendak. Ujian itu,  baik atas dirinya, keluarganya, hartanya dan yang lainnya. Tetapi ketahuilah bahwa   ujian dan cobaan untuk para Nabi lebih berat dari yang dialami umatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya, aku berkata : Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya ?. Kata beliau: Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya.

Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Diantara contoh ujian lebih berat adalah Nabi Ayyub yang diberi musibah sebagai ujian yaitu berupa sakit yang cukup lama dan dalam satu riwayat disebutkan 18 tahun. Penderitaan dan penyakit Nabi Ayyub Alaihissallam sungguh sangat berat. Nabi Ayyub Alaihissallam terkena penyakit kulit yang amat parah. Dalam satu riwayat itu terjadi  selama 18 (delapan belas) tahun.

Selain itu, Allah  mewafatkan anak-anaknya yang ia cintai, begitu pula hartanya habis, ia menjadi orang yang fakir, ia hanya ditemani oleh istrinya dan dua orang temannya yang membantunya setiap hari. Akan tetapi dia tak berputus asa bahkan bersabar dan mengharap pahala dan ridha dari Allah Ta’ala. 

Lalu dia mengadu kepada Rabb-nya supaya Allah mengangkat penyakitnya, sebagaimana firman Allah :  

 وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika dia BERDOA KEPADA RABB-NYA, (Ya Rabb-ku) sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.  (Q.S al Anbiya’ 83).

Oleh karena itu ketika orang orang beriman didatangi ujian berupa musibah maka yang harus dikepankan adalah KEWAJIBAN UNTUK BERSABAR. Berharap ridha-Nya. Lalu mengadu kepada-Nya agar diberi kebaikan.

Sungguh, ujian berupa musibah untuk orang orang beriman  akan diikuti oleh banyak kebaikan. Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau yaitu dari Anas bin Malik :

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. (H.R at Tirmidzi. Hadits ini hasan shahih kata Syaikh al Albani).

Juga dari hadits riwayat Anas bin Malik, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka. (H.R Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Syaikh al Albani).

Sebagai penutup tulisan ini dinukil satu nasehat dari Syaikh Abu Ishaq al Huwaini, beliau berkata : Sesungguhnya hati itu akan semakin kuat dengan adanya ujian. Karenanya, engkau dapati orang yang hidup senang senang terus adalah orang yang hatinya lemah.

Adapun orang YANG BANYAK MENDAPAT UJIAN maka ia akan jadi manusia yang (hatinya) kuat. (Dari Twitulama).

Wallahu A'lam. (3.217).  

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar