Minggu, 28 April 2019

SIAPKAN SIFAT QANA'AH SEBELUM PUNYA BANYAK HARTA


SIAPKAN SIFAT QANA’AH SEBELUM PUNYA BANYAK HARTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh harta dan perhiasan dunia sangatlah menggiurkan dan terlihat indah bagi  manusia. Allah Ta’ala berfirman : 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14.

Oleh karena itu, sebagian  manusia berlomba sekuat tenaga  dengan berbagai daya upaya untuk mendapatkan sebanyak banyaknya harta dunia beserta perhiasannya. Benar apa yang diperingatkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, dalam sabda beliau, dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat. (Mutafaqun ‘alaihi)

Hakikatnya tak ada larangan memiliki harta yang banyak dalam Islam. Para sahabat dahulu juga ada yang kaya raya bahkan sangat kaya. Diantaranya secara berurutan dalam jumlah kekayaan adalah : Abdurrahman bin ‘Auf, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidilah dan Sa’ad bin Abi Waqash.

Semua mereka menjaga cara mendapatkannya dan sebagian besar digunakan untuk menegakkan dan membela perjuangan Islam bersama Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Abdrurahman bin ‘Auf misalnya, menjelang Perang Tabuk beliau berinfak 300 ekor kuda ditambah 1.000 dinar,  kurang lebih 4,250 kilogram emas. 

Kalau kita perhatikan sebagian orang di zaman ini, setelah bersusah payah mengumpulkan harta dan setelah terkumpul banyak LALU MEREKA DIDATANGI PERASAAN SUSAH. Mereka susah memikirkan dan payah payah berusaha untuk MENDAPATKAN LAGI TAMBAHAN HARTA sehingga menjadi lebih banyak.

Kenapa bisa begitu ?. Penyebab utamanya adalah karena mereka tak belajar tentang qana’ah lalu tak tahu dan tak punya SIFAT QANA’AH. 

Ketahuilah bahwa qana’ah adalah engkau ridha dan menerima berapapun yang diberikan Allah dalam kehidupan dunia ini, baik sedikit ataupun banyak. Engkau menyerahkan urusanmu kepada Allah. Engkau mengetahui dan yakin bahwa Allah lebih tahu dan lebih sayang terhadap dirimu daripada dirimu sendiri. (AbduIlah bin Ibrahim Dawud, Kitab al Qana’ah).

Orang yang qana’ah akan memperoleh ketenangan hati. Tak pernah merasa susah sedikitpun meskipun belum ada tambahan rizki.  Selalu yakin bahwa Allah akan mencukupinya. Rizki yang berkah karena ridha dengan apa dan seberapa yang Allah berikan banyak ataupun sedikit. Fudhail bin Iyadh berkata : Barangsiapa yang ridha dengan pemberian Allah kepadanya maka Allah akan memberkahi pemberian tersebut.

Jadi kekayaan atau harta yang banyak bisa  membuat seseorang tetap susah karena ingin mendapatkan  tambahan yang lebih banyak lagi. Tidak pernah merasa cukup. Nah, disinilah masalahnya yaitu ketika tambahan rizki yang dikejar tak kunjung dapat maka semakin bertambah kesusahannya. Oleh karena itu sebelum punya harta yang banyak maka MANTAPKAN DULU SIFAT QANA’AH  di dalam diri. Ketika sifat qana’ah telah mantap dalam diri seseorang maka tak ada kesusahan dengan harta yang banyak atau sedikit.

Berkata Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu kepada anaknya : Wahai anakku, jika engkau meminta kepada Allah kekayaan, maka mintalah juga sifat qana’ah (merasa cukup). Karena jika engkau tak memiliki sifat qana’ah maka harta sebanyak apapun tak akan membuatmu kaya. (‘Uyunul Akhbar).

Oleh karena itu seorang hamba hendaklah senantiasa mempelajari dan memelihara sikap qana’ah sehingga tidak ada kesusahan ketika memiliki harta banyak ataupun sedikit. Sungguh, orang orang beriman wajib bersyukur kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan termasuk nikmat rizki berupa harta. Ketahuilah bahwa sifat qana’ah akan mendatangkan rasa syukur kepada Allah Ta’ala. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

و كن قنِعًا تكن أشْكَرَ الناسِ

Dan jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur. (H.R Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.612)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar