Sabtu, 06 April 2019

BANYAK BERISTIGHFAR ADALAH KEBIASAAN PARA NABI


BANYAK BERISTIGHFAR ADALAH KEBIASAAN PARA NABI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Memohon ampun kepada Allah, setiap saat, adalah sesuatu yang utama dan sangat penting bahkan wajib dilakukan oleh setiap hamba. Memohon ampun, utamanya adalah bagi orang orang beriman yang terlanjur dosa dan maksiat. Namun demikian, hakikatnya memohon ampun  haruslah dilakukan disetiap saat, apakah setelah berbuat dosa atau bukan.

Bahkan setelah beribadah seperti setelah melakukan shalat yaitu setelah salam kita sangat dianjurkan membaca istighfar atau permohonan ampun satu kali ?. Bukan tapi tiga kali.

Ketahuilah bahwa para Nabi dan Rasul banyak  memohon ampun kepada Allah Ta’al. Perhatikanlah, sebagian permohonan ampun Nabi dan Rasul disebutkan Allah Ta’ala dalam al Qur anul Karim, Diantaranya :

Pertama : Permohonan ampun Nabi Nuh.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

Ya Rabb-ku, AMPUNILAH AKU,  ibu bapak-ku dan siapa pun yang memasuki rumah-ku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang orang zhalim itu selain kehancuran. (Q.S Nuh 28)

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dia (Nuh) berkata : Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui  (hakikatnya). Kalau Engkau tidak MENGAMPUNI-KU dan (tidak) menaruh belas kasihan kepada-ku niscaya aku termasuk orang orang yang merugi. (Q.S Hud 47).

Kedua : Permohonan ampun Nabi Ibrahim. 

الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ
وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ
وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

(Yaitu) Yang telah menciptakan akum aka Dia yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Yang memberi makan dan minum kepada-ku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali. Dan Yang sangat kuinginkan AKAN MENGAMPUNI KESALAHANKU PADA HARI KIAMAT. (Q.S asy Syu’ara 78-82)

Ketiga : Permohonan ampun Nabi Musa.

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Dia (Musa) berdoa : Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka AMPUNILAH AKU. Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S al Qashash 16)

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Dia (Musa) berdoa : Ya Rabb-ku, AMPUNILAH AKU dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rhmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang. (Q.S al A’raf 151)

فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۖ وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ

Maka AMPUNILAH KAMI dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik. (Q.S al A’raf 155).

Selanjutnya, ketahuilah bahwa  Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam setiap harinya memohon ampun tak kurang dari seratus kali.  Diantaranya adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam bersabda :

وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

Demi Allah ! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali. (H.R Imam Bukhari)

Dalam hadits lain, beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari. (H.R Imam Muslim).

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang. Diantara dalilnya adalah :

(1) Allah Ta’ala telah mengampuni semua dosa-dosa Nabi shallallau 'alaihi wa sallam yang lalu dan yang akan datang. Allah Ta’ala berfirman :

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ

Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang  lalu dan yang akan datang. (QS. Al-Fath: 2)

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Dan inilah salah satu kehebatan dan keutamaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yaitu dosa dosa beliau yang telah berlalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah Ta’ala. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

(2) Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata : Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau merekah, lalu ‘Aisyah bertanya : Kenapa engkau melakukan semua ini, padahal ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA TELAH MEMBERIKAN AMPUNAN BAGIMU ATAS DOSA DOSAMU YANG TELAH LALU DAN YANG AKAN DATANG ?. Lalu beliau menjawab : 

أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.

Apakah tidak boleh jika aku termasuk hamba yang bersyukur. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ibnu Bathal berkata : Para Nabi adalah manusia yang paling bersungguh sungguh dalam beribadah karena pengetahuan yang Allah Ta’ala karuniakan kepada mereka. Mereka selalu bersungguh sungguh  dalam bersyukur kepada-Nya dan mengakui kelengahannya dalam beribadah.

Maksudnya, mereka para Nabi memohon ampun kepada Allah terhadap kelengahan mereka dalam menunaikan hak Allah atau karena kesibukan mereka dalam urusan urusan yang mubah seperti makan, minum atau memenuhi hak istri dan hal hal lainnya yang menghalangi dirinya untuk sibuk mengingat Alah Ta’ala. Ada juga yang mengatakan bahwa istighfar beliau merupakan sarana untuk menyampaikan syariat kepada umatnya. Wallahu A’lam. (Syarah Hishnul Muslim).

Kalau demikian, bagaimana dengan kita umat beliau yang memang sering berbuat dosa. Tentulah menjadi kewajiban kita untuk  memperbanyak permohonan ampun dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.593)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar