Minggu, 22 Oktober 2017

MAKSIMALKAN WAKTU UNTUK BERIBADAH



MAKSIMALKAN WAKTU UNTUK BERIBADAH 

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kesempatan atau waktu untuk menjalani hidup di dunia yang dianugerahkan Allah kepada orang beriman adalah kenikmatan. Dengan adanya nikmat waktu maka orang beriman bisa beribadah melakukan amal shalih kepada Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa dengan adanya iman yang melahirkan  amal shalih maka Allah Ta’ala telah berjanji akan menempatkan kita di surga sebagaimana firman-Nya :

Pertama : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tejrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25)

Kedua : “Yaquuluuna salaamun ‘alaikum udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun”. Mereka (para malaikat) berkata : Salaamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu amalkan. (Q.S an Nahal 32)

Sungguh tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah untuk menghamba dan beribadah kepada Allah. Untuk itu maka Allah memberi berbagai sarana termasuk  waktu berupa umur. Allah berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa li ya’buduun” Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56).

Sungguh merugilah orang orang yang yang menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tak bermanfaat  bagi akhiratnya.  Terkadang memang ada sebagian saudara saudara kita yang melupakan nikmat waktu atau kesempatan untuk melakukan amal shalih atau beribadah. Sebagian mereka menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia sia bahkan bisa jadi pula sebagian waktunya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Na’udzubillah. Itu namanya mereka telah tertipu dengan nikmat waktu.  

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh”  Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari). 

Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan: Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu.  (Fathul Bari).

Oleh sebab itu maka  sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menasihati seorang laki-laki : ”Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (H.R  al Hakim).

Jadi gunakanlah waktu yang dianugerahkan Allah ini untuk satu tujuan dan kewajiban  paling utama yaitu selalu beribadah dan menjaga ketaatan kepada-Nya. Ibnu Mas’ud, seorang sahabat berkata : Tidak ada yang pernah aku sesali selain keadaan yang ketika matahari tenggelam (berakhir satu hari, pen.) ajalku berkurang namun amalanku tidak bertambah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.154)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar