Selasa, 17 Oktober 2017

JANGAN MAU JADI BUDAK HARTA



JANGAN MAU MENJADI BUDAK HARTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Para pencinta dunia hakikatnya adalah hamba atau budak harta. Mereka berburu harta, berlomba mengumpulkannya dengan berbagai cara. 

Barangkali harta dunia telah berbisik kepadanya,  kalau engkau ingin mendapatkan aku dalam jumlah yang banyak maka : (1) Jangan terlalu memilih haram ataupun halal. (2) Manfaatkan waktumu untuk mengejarku siang malam. (3) Jangan terlalu memperhatikan ibadahmu. (4) Jangan menghadiri majlis ilmu karena akan mengurangi  waktumu untuk mendapatkanku.  (5) Jika perlu, untuk meraihku, putuskan silaturrahmi dengan kerabatmu dan bermusuhanlah dengan sahabatmu.

Ketahuilah bahwa Rasulullah mencela orang mau menjadi budak harta. Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Celaka budak dinar dan budak dirham, dan budak qathifah. Kalau diberikan dunia tersebut (dinar, dirham atau kain lembut tersebut) dia senang dan kalau tidak mendapatkannya dia pun tidak suka”.(H.R Imam Bukhari)

Rasulullah menyebut orang yang menjadi budak harta adalah celaka. Kenapa, karena orang ini jahil. Kehidupannya hanya untuk mengejar harta dunia dan perhiasannya. Disebabkan kebodohannya pula maka dia lupa bahwa dunia ini adalah fana da nada kehidupan yang kekal di akhirat kelak.  

Allah berfirman  : Bal tu’tsirunal hayaatad dun-yaa. Wal aakhiratu khairun wa abqaa”. Sedangkan kamu memilih kehidupan dunia. Pada hal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (Q.S al A’la 16-17)

Mereka ini disebut sebagai hamba harta karena kehidupannya adalah demi mengejar dan mengumpulkan harta, dinar, dirham dan qathifah yaitu kain yang lembut seperti sutra dan bludru. Kehidupannya diatur oleh kepentingan harta. Tatkala di fase awal  mengejar dan mengumpulkan harta dia menyangka dia akan mengatur hartanya. Kemudian ternyata harta telah mengatur hidupnya. 

Kapan dia harus beristirahat, kapan harus berkumpul bersama keluarga bahkan kapan dia harus beribadah, kapan harus duduk di majlis taklim dan yang lainnya, semua diatur oleh harta atau kepentingan harta.  Baik ketika mencari, menjaga, mengembangkan  dan menyimpan dan membelanjakannya. Jadi mereka layak disebut sebagai budak atau hamba dari hartanya. 

Sungguh Nabi menyebut mereka sebagai orang yang celaka karena jahil atau bodoh. Dia mengira harta bisa menyelamatkan dirinya dari adzab Allah Ta’ala pada hal dia telah lalai dalam mendekatkan diri kepada-Nya tersebab urusan harta.

Oleh karena itu seorang hamba akan menjauhkan dirinya menjadi budak atau hamba harta. Pastilah paling selamat  menjadi hamba Allah dan berusaha mencari harta sebatas kebutuhan untuk bisa mendekatkan diri kepada-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.148)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar