Senin, 16 Oktober 2017

JANGAN TERTIPU DENGAN PEMIMPIN YANG MENYESATKAN



JANGAN TERTIPU DENGAN PEMIMPIN YANG MENYESATKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Para pemimpin semestinya menjadi panutan dan contoh tauladan bagi yang dipimpinnya. Cuma amat disayangkan ada diantara pemimpin di berbagai zaman dan di berbagai tempat yang menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Mereka berada dalam kesesatan dan menghalangi manusia dari jalan kebenaran bahkan menyeru ke neraka. 

Allah berfirman : “Wa ja’alnahum a-immatan yad’uuna ilannaari, wa yaumal qiyaamati laa yunsharuun”. Dan Kami jadikan mereka para pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. (Q.S al Qashash 41).  

Tentang adanya pemimpin yang menyesatkan  ini juga  dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam banyak sabda beliau, diantaranya :

Pertama : Hadits dari Abu Dzar al Ghifari.
Aku berjalan bersama Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Sungguh selain Dajjal ada yang sangat membuatku khawatir atas umatku. Beliau sampaikan tiga kali. Lalu Abu Dzar berkata, aku bertanya : Wahai Rasulullah. Apa yang lebih engkau khawatirkan atas umatmu selain Dajjal. ?. Beliau menjawab : Para pemimpin yang menyesatkan. (H.R Imam Ahmad, Syaikh al Albani menshahihkannya dengan seluruh penguatnya)

Kedua : Hadits dari Tsauban.
Rasulullah bersabda : “Innamaa akhaafu ‘ala ummatil a-immatal mudhilliin”. Yang aku takutkan atas umatku hanyalah para pemimpin yang menyesatkan. (H.R at Tirmidzi dan Abu Dawud, didhahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Hadits dari Abu Darda’
‘Ahida ilainaa rasulullahi salallahu ‘alaihi wasallam, anna akhwafa maa akhaafu ‘alaikum al a-immtul mudhilluun”. Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah para pemimpin yang menyesatkan. (H.R Imam Ahmad, at Thabrani dan Ibnu Asaakir, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).  
Oleh karena itu seorang beriman janganlah tertipu dengan pemimpin pemimpin yang menyesatkan. Sangatlah baik kalau kita kenali tanda tanda mereka, diantaranya adalah :
Pertama : Perbuatannya menyelisihi perkataannya.
Diantara tanda pemimpin yang menyesatkan adalah suka menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang baik tapi dia sendiri menyelisihi perkataan dan perbuatannya. Akhirnya orang yang diperintahnya mengabaikan ucapannya dan termotivasi untuk berbuat keburukan. 

Allah berfirman : Wahai orang orang yang beriman !.  Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi  Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S ash Shaaf 2-3).

Apakah kondisi tercela seperti ini pantas bagi orang-orang yang beriman ?. Bukankah amat besar murka Allah pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak dikerjakannya.

Oleh karena itu orang yang menyuruh berbuat baik seharusnya menjadi orang yang pertama mengamalkannya. Dan orang yang melarang kemungkaran seharusnya menjadi orang yang paling jauh dari kemungkaran itu. (Syaikh as Sa’di).

Kedua : Mendiamkan kebathilan dan menghiasinya.
Pemimpin yang menyesatkan biasanya suka mendiamkan kemungkaran bahkan membiarkannya. Akhirnya orang orang merasa bahwa kebathilan yang dibiarkan itu bukan lagi dianggap kebathilan karena sudah terus menerus ada dan tak ada yang mencegah. 

Selain itu bisa jadi pula pemimpin yang menyesatkan ini menghiasi kemungkaran dengan kalimat yang indah sehingga kemungkaran dianggap sebagai kebaikan. Akibatnya laknat Allah datang menimpa mereka.

Allah berfirman : Telah dilaknat orang orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S al Maidah 78-79).

Pada hal Rasulullah dalam sabda beliau telah memerintahkan untuk mencegah kemungkaran sesuai kemampuan. Beliau bersabda : “Man ra-a minkum munkaran fal yughaiyirhu biyadihi faillam yastathi’ fabilisaaanihi, faillam yastathi’ fabiqalbihi, wa dzalika adh’aful iimaan.” Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka dengan  lisannya dan jika dia tidak mampu maka dengan hatinya, (mengingkari dengan hati) itu adalah iman yang paling lemah. (H.R Imam Muslim).

Dalam sabda lainnya Rasulullah menyebutkan : “Innan naasa idzaa ra-awul  munkara fa lam yunkiruuhu au syaka an ya’ummahumullahu bi’iqaabih”. Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa mereka (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Oleh karena itu maka seorang hamba haruslah berhati hati dalam menjaga agamanya. Jangan sampai tertipu dengan kemungkinan adanya pemimpin yang menyesatkan ditengah tengah masyarakat kaum muslimin.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.145).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar