Jumat, 01 April 2016

CARA RASULULLAH MENYIKAPI HUJAN



CARA RASULULLAH MENYIKAPI HUJAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah adalah uswah hasanah, contoh teladan yang paling baik, bagi kita dalam segala hal, baik dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Dalam menyikapi hujan pun  beliau juga telah memberikan teladan yang sangat bermanfaat bagi kita umatnya. Tinggal tugas kita mencontoh dan mengamalkannya. Diantara pelajaran dari Rasulullah dalam menyikapi hujan  adalah :

Pertama : Begitu melihat mendung, awan hitam pertanda akan turun hujan, beliau berobah wajahnya menunjukkan kecemasan. Ketika ditanya Aisyah kenapa beliau demikian cemas, beliau menjawab : Ya Aisyah tidak ada yang bisa menjamin bahwa dengan awan hitam ini Allah tidak akan menurunkan bala karena dosa dosa kita.

’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata : ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk dan keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam mulai menenangkan hatinya. ’Aisyah sudah memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda  :

Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (seperti pernah terjadi  pada kaum ’Aad) sebagaimana Allah berfirman : “Fa lamma ra-auhu ‘aaridhan mustaqbila au diyatihim”. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (Q.S. al Ahqaf  24) H.R Imam Bukhari
Ibnu Hajar berkata : Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya seseorang menjadi kusut pikirannya jika ia mengingat-ingat apa yang terjadi pada umat di masa silam dan ini merupakan peringatan agar ia selalu merasa takut akan adzab sebagaimana ditimpakan kepada mereka yaitu umat-umat sebelumnya.” (Fathul Bari)

Lalu bandingkanlah sikap beliau dengan sikap sebagian manusia di zaman   ini jika melihat awan hitam pertanda hujan akan turun. Hampir tidak ada diantara kita yang menunjukkan perasaan kecemasan. Kebanyakan manusia beranggap bahwa itu adalah fenomena alam biasa, yang dari dulu juga begitu.

Kedua : Begitu hujan mulai turun Rasulullah berdoa yaitu sebagai konsekwensi dari kecemasan tadi. Kita umumnya tidak berdoa karena tidak memiliki rasa cemas apapun.
Doa yang beliau baca adalah :Allahumma shaiyiban naafi’an  Ya Allah jadikanlah hujan ini hujan yang bermanfaat. (H.R Imam Bukhari)

Ibnu Baththal berkata :  Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.

Ketiga : Jika hujan turun, beliau  membuka tutup kepala atau sebagian dari penutup lengan atau bagian tubuh beliau untuk dibiarkan langsung kena hujan beberapa saat.  
Anas bin Malik berkata : Ketika kami sedang bersama Rasulullah, hujan turun menimpa kami. Lalu Rasulullah menyingsingkan bajunya hingga terkena hujan. Lalu kami bertanya : Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini ?

Maka beliau saw menjawab : “Karena air hujan itu baru saja diciptakan oleh Rabb-nya. (H.R Imam Muslim).

Keempat : Pada saat hujan turun beliau banyak berdoa meminta apa saja yang beliau inginkan, karena pada saat hujan turun adalah salah satu waktu atau keadaan doa diijabah.

Ibnu Qudamah dalam al Mughni mengatakan : Dianjurkan untuk berdoa ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabada :

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam asy Syafii dalam al Umm dan al Baihaqi dalam al Ma’rifah).

Begitu juga dengan  hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi  Wasallam bersabda : “Dua doa yang tidak akan ditolak : Doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan. (H.R al Hakim dan al Baihaqi).

Kelima : Jika hujan telah berhenti maka beliau berdoa dan memuji Allah Ta’ala : “Muthirna bifadhlihi wa rakhmatihi” Kami telah (diberi hujan) dengan karunia dan rahmat-Nya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, Nabi shallallahualaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu bersabda : Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian ? Kemudian mereka mengatakan : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.

Lalu  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih. Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah, maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza.  Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini, maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim)

Itulah diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari cara cara Rasulullah menyikapi hujan yang turun. Semoga dengan mencontoh cara cara Rasulullah menyikapi hujan maka kita dijauhkan dari berbagai  musibah tersebab hujan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (622)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar