Selasa, 12 April 2016

LIMA KEBIASAAN BAIK YANG DISUKAI SAHABAT



LIMA KEBIASAAN BAIK YANG DISUKAI SAHABAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Banyak penjelasan ulama tentang siapakah orang orang yang disebut dengan sahabat Rasulullah Sallahu ‘alaihi Wasallam.  Salah satu penjelasan, batasan atau definisi yang bagus adalah sebagaimana dikatakan oleh al Hafizh Ibnu Hajar Ashqalani  : Sahabat adalah orang yang  bertemu dengan Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam, beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan Islam. (al Ishabah fi Tamyiz as Shahabah).

Para sahabat adalah umat terpilih. Allah berfirman :  “Qulilhamdulillahi wa salaamun ‘ala ‘ibaadihil ladziina ashthafaa…” Katakanlah, segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba hambaNya yang dipilihNya.. (Q.S an Naml 59). 

Tentang ayat ini dijelaskan dalam Tafsir ath Thabari : (1) Ibnu Abbas berkata : Para sahabat Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba hamba pilihan Allah untuk Nabi-Nya. (2) Firman Allah : Hamba hambaNya yang dipilihNya yaitu hamba hamba pilihan untuk NabiNya Muhammad. Allah menjadikan mereka sebagai pendamping dan pembela Nabi untuk mengemban agama yang diutus

Para sahabat adalah generasi yang pertama tama beriman, mengamalkan dan mendakwahkan risalah Rasulullah. Mereka melakukannya dengan penuh keikhlasan, sungguh sungguh, penuh kesabaran dan pengorbanan yang sangat besar pada diri dan hartanya. 
Allah Ta’ala memuji mereka sebagai umat terbaik dan Allah meridhai mereka sebagaimana mereka ridha menerima syari’at Islam yang diturunkan kepada mereka melalui Rasulullah.   

Allah berfirman : “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi ta’muruuna bil ma’ruufi wa tanhauna ‘anil munkari wa tu’minuuna billahi”. Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah” (Q.S. Ali Imran 110).

Sungguh ayat ini turun pada masa sahabat, dan paling utama yang dimaksud dengan umat terbaik tentulah para sahabat. Selanjutnya adalah orang orang yang mengikuti cara beragamanya para sahabat.

Ketahuilah bahwa prestasi dan kehebatan sahabat dimata Allah dan Rasul-Nya tentulah dibarengi dengan beberapa sikap dan kebiasaan mereka yang sangat terpuji sehingga mendatangkan hasil yang pantas pula mendapat pujian. Sungguh para sahabat memiliki paling tidak lima kebiasaan baik yang senantiasa mereka lazimkan, yaitu : 

Pertama : Mereka senantiasa berpegang teguh kepada jamaah.
Dalam beragama mereka mengikuti pemahaman yang benar yaitu al Qur an dan as Sunnah. Mereka menjaga persatuan dan tidak keluar dari jamaah kaum muslimin. 

Kedua : Mereka senantiasa mengikuti sunnah.
Mereka selalu mengamalkan dan membela sunnah. Mengambil contoh dan tauladan dari Rasulullah dan mereka sangatlah paham bahwa tiada suri tauladan yang baik kecuali Rasulullah. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa contoh dan tauladan yang paling baik itu ada pada Rasulullah. 

Allah berfirman : “Laqad kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanatun liman kaana yajullaha wal yaumal aakhira wa dzakarallaha katsiiraa”. Sesunguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S al Ahdzaab 21). 

Ketiga : Mereka senantiasa memakmurkan masjid.
Allah berfirman : “Innama ya’muru masajidallahi man amana billahi wal yaumil akhiri wa aqamash shalata wa ataz zakata wa lam yakhsya illallaha. Fa’asaa ulaaika aiyakuunuu minal muhtadiin”. Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang orang  yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang orang yang mendapat petunjuk. (Q.S at Taubah 18).

Sungguh para sahabat sangat bersemangat memakmurkan masjid terutama sekali adalah memakmurkan masjid   secara maknawi” yaitu menghidupkan suasana masjid dengan berbagai kegiatan agama dan paling utama dengan  shalat berjamaah. membaca al Qur’an, dzikir dan doa, kegiatan kesehatan dan bahkan persiapan perang. 
Keempat : Mereka  bersemangat membaca Kitabullah dan mengamalkannya.

Pada masa Rasulullah berada di Madinah, ayat ayat al Qur an masih terus turun. Memang ayat al Qur an diturunkan Allah secara berangsur angsur sesuai yang Allah kehendaki. Allah berfirman : Inna nahnu nazzalnaa ‘alaikal qur-aana  tanziilaa” Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur an kepadamu (Muhammad) secara berangsur angsur. (Q.S al Insaan 23).

Lalu setiap ayat yang turun langsung disampaikan Rasulullah kepada para sahabat. Kemudian para sahabat mempelajarinya, menghafalkan dan berusaha memahami maknanya. Jika ada yang mereka kurang paham maka mereka segera meminta penjelasan kepada Rasulullah. Selanjutnya, jika ayat itu berupa perintah maka tanpa menunggu sesuatupun mereka langsung mengamalkannya dengan sebaik mungkin. Jika ayat tersebut merupakan larangan maka para sahabat segera saat itu juga berhenti pada batas larangan tersebut.  Kesimpulannya adalah bahwa  setiap ada  ayat yang turun, maka para sahabat selalu pada posisi sami’naa wa atha’naa, kami dengar dan kami taati.

Metode belajar al Qur an para sahabat juga sangat mengagumkan. Abu Abdurrahman al Sulama berkata : Mereka yang membacakan al Qur an kepada kami seperti Utsman bin Affan, Ibnu Mas’ud dan yang lainnya mengatakan bahwa setelah belajar 10 ayat dari Nabi mereka tidak menambahnya lagi sebelum mendalami isinya. Kami mempelajari al Qur an dari sisi ilmu dan sekali gus amal, tutur mereka. 

Kelima : Mereka senantiasa siap berjihad di jalan Allah.
Kedudukan jihad dalam Islam adalah sangat agung yaitu sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah : “ …. Ra’sul amril islaamu wa ‘amuuduhush shalaatu wa dzirwatu sanaamihil jihaadu fii sabiilillah”. ….Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak urusan Islam adalah jihad fii sabiilillah. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, dari Muadz bin Jabal)  

Para sahabat sangat memahami keutamaan jihad di jalan Allah meskipun harta dan nyawa mereka taruhannya. Tidak sedikit jumlah sahabat yang syahid untuk kemuliaan Islam. Sungguh Allah telah memberi perintah untuk berperang sebagaimana firman-Nya : “Wa ‘asaa an takrahuu syai-an, wa huwa khairul lakum. Wa ‘asaa antuhibbuu syai-an wa huwa khairul lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, pada hal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216)

Dalam sebuah hadits Rasulullah telah menjelaskan kepada sahabat tentang keutamaan jihad  di jalan Allah. Beliau bersabda : Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, '"Apakah perbuatan  paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya" Dia berkata : Saya bertanya lagi, kemudiaan apa ?.Beliau menjawab  : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Dia berkata : "Saya bertanya lagi, lalu apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah" Maka saya tidak menambah pertanyaan melainkan untuk melaksanakan dan menjaga hal tersebut (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa lima kebiasaan baik yang senantiasa dilazimkan para sahabat, seperti disebutkan diatas adalah sebagaimana dikatakan oleh Imam al Auza’i dan terangkum dalam riwayat yang disebutkan oleh Imam al Lalika’i dalam Hilyatul Aulyaa’ dan juga oleh Imam al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, yaitu : “Lima perkara yang selalu dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik : (1) Senantiasa berpegang teguh pada jamaah kaum muslimin. (2) Mengikuti Sunnah Nabi. (3) Memakmurkan masjid. (4) Membaca al Qur-an, dan (5) Berjihad di jalan Allah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.  (635)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar