Jumat, 22 April 2016

NIKMAT ALLAH SEBUT SEBUTLAH



NIKMAT ALLAH SEBUT SEBUTLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh apapun nikmat yang diperoleh manusia adalah dari Allah Ta’ala datangnya. Allah berfirman : “Wamaa bikum min ni’matin fa minallahi” Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53) 

Dan sangatlah banyak nikmat itu baik jumlahnya maupun jenisnya sehingga kita tidak akan pernah mampu menghitungnya. Allah berfirman  : “Wain ta’uddu ni’matalahi laa tuhshuhaa” Dan jika kalian menghitung nikmat Allah maka engkau tidak akan mampu menghitungnya. (Q.S Ibrahim 34). 

Nikmat yang  diturunkan Allah kepada hambanya yang beriman dan bertakwa bukan hanya berupa fisik atau bentuk materi tapi diberi pula berkah atasnya.  Allah berfirman : “Walau anna ahlal quraa aamanuu wattaqau, lafatahna ‘alaihim barakatun minas samaa-i wal ardhi.” Sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.(Q.S al A’raf 96).

Terhadap nikmat nikmat itu Allah memerintahkan manusia untuk berterima kasih (baca : bersyukur). Bersyukur hukumnya wajib bagi setiap muslim. Allah berfirman: “Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu amat pedih”. (Q.S Ibrahim 7)

Iman Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa maksud  ayat ini adalah perintah untuk bersyukur dan diiringi dengan ancaman jika tidak bersyukur. Ancaman Allah adalah kalau tidak bersyukur maka akan diberi azab yang pedih yaitu (1) Didunia bisa berbentuk diambilnya nikmat tersebut atau diambil berkahnya. (2) Diakhirat akan diazab karena tidak mau bersyukur.

Berkata Syaikh Abu Bakar al Jazairi bahwa  ayat ini menjelaskan perkataan Nabi Musa kepada Bani Israil : Aku ingatkan  mereka bahwa Allah Ta’ala bersumpah  memberi tahu kalian; Jika kamu mau mensyukuri nikmat-Ku dengan beribaddah dan mentauhidkan Aku, taat kepada-Ku dan mentaati utusan-Ku dengan melaksanakan perintah-Ku dan meninggalkan larangan-Ku, niscaya Aku akan menambah kenikmatan dan kebahagiaan. Tetapi jika kalian tidak mau mensyukuri nikmat-Ku, kamu durhaka kepada-Ku dan kepada utusan-Ku tentu ku akan cabut nikmat itu dan aku siksa kalian. Oleh karena itu takutlah kepada-Ku. (Tafsir Aisarut Tafasir).  
  
Ketahuilah bahwa orang orang yang bersyukur akan mendapatkan pula ridha Allah Ta’ala  yaitu sebagaimana firman-Nya dalam surat az Zumar 7 : “In takfuruu fa innallaha  ghaniyun ‘ankum, wa laa yardhaa li ‘ibaadihil kufra, wa in tasykuruu yardhahu lakum”. Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya. Dan jika kamu bersyukur niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu.

Syaikh as Sa’di menjelaskan  makna bersyukur kepada Allah Ta’ala yakni : Hati kita mengenal semua nikmat datangnya hanya dari Allah, menyebutnya dengan lisan yaitu memuji-Nya dan menggunakan semua nikmat Allah untuk mencari ridhanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)  

Jadi suatu hal yang  perlu dilakukan dalam   bersyukur dengan lisan adalah menyebut nyebut  nikmat yang diperoleh. Ini adalah bagian penting dalam rangka bersyukur. Sungguh Allah Ta’ala menyuruh hamba-Nya untuk menceritakan nikmat nikmat-Nya. Allah berfirman :  Wa-ammaa bini’mati rabbika fahaddits”. Dan terhadap nikmat (dari) Rabb-mu hendaklah engkau sebut sebut (Q.S ad Duhaa 11). Menyebut nyebut nikmat Allah disini maksudnya adalah dalam rangka bersyukur tidak dalam rangka berbangga bangga.

Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Hasan bin Ali tentang ayat ini : Apa yang kamu peroleh berupa kebaikan maka ceritakan kepada temanmu.

Sungguh Rasulullah telah mengabarkan bahwa barangsiapa yang tidak mau menceritakan kebaikan dari Allah Ta’ala baik nikmat yang langsung atau melalui kebaikan orang lain maka dianggap sebagai mengingkari nikmat. Rasulullah bersabda : ‘Wat tahadduts bi ni’matillaha syukrun, wa tarkuhaa kufrun”. Membicarakan nikmat Allah termasuk bersyukur sedangkan meninggalkannya termasuk perbuatan kufur. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah ash Shahihah).

Oleh karena itu mari kita sebut sebut nikmat Allah yang diberikan kepada kita dalam rangka bersyukur. Dan kita berusaha menjaga perasaan ujub dan sombong ketika menyebut nyebut nikmat Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. 

Wallahu A’lam (645)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar