Kamis, 28 April 2016

ORANG BERIMAN ITU BERSAUDARA



ORANG BERIMAN ITU BERSAUDARA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara. Iya ini shahih karena Allah Ta’ala yang menjelaskan,  demikian dalam firman-Nya : “Innamal mu’minuuna ikhwah”. Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara. (Q.S al Hujuraat 10). Ketahuilah bawa persaudaraan yang dimaksud adalah   dengan ikatan iman.  Inilah tali persaudaraan yang amat kuat. Tidak dihambat oleh batas negara, suku, bahasa dan yang lainnya,  tetapi diikat oleh tali iman dan akidah yang sama.  Persaudaraan ini  bukan saja di  dunia namun  insya Allah akan terus ada sampai ke akhirat.

Lalu yang paling penting adalah apa  kelanjutan   konsekwensi dan bagaimana aplikasi  dari persaudaraan itu. Sangatlah banyak ayat al Qur an dan hadits Rasulullah yang menjelaskan tentang sikap yang harus dimiliki oleh seorang yang beriman terhadap saudaranya.

Pertama : Menutup aib saudaranya. Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam  dalam hadits yang diriwayatkan dari  Abu Hurairah :“Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya se-iman maka Allah Ta’ala  akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat dan Allah Ta’ala senantiasa akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Menginginkan kebaikan baginya. Rasulullah bersabda : “Laa yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu li nafsihi”. Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai (untuk) saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Syaikh Abdul Muhsin al ‘Abbad al Badr berkata : Hadits ini menafikan kesempurnaan iman yang bersifat wajib dari seorang muslim hingga dia mencintai (untuk) saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri, yaitu dalam hal duniawi dan ukhrawi. (Syarah Hadits Arba’in an Nawawiyah) 

Ketiga : Senantiasa mendoakan saudaranya. Mendoakan saudara sesama muslim adalah  bukti perhatian terhadap sesama saudara. Berdoa adalah satu amal ringan namun sangat bermanfaat. Apalagi doa zahril gaib, yaitu doa dibaca ketika sedang tidak bersama orang yang kita doakan. Lantara membaca doa zahril gaib, maka malaikat akan mendoakan orang yang  berdoa untuk saudaranya. 

Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda : “Maa min ‘abdin muslimin yad’u li akhiihi bi zhahril ghaibi illaa qaala malaku wa laka bimitslih” Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata : Dan bagimu juga kebaikan yang sama (seperti yang kamu minta dalam doamu itu). (H.R Imam Muslim). 

Rasulullah bersabda : “Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan zahril gaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan) ada Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata amin, dan bagimu seperti itu juga”. (H.R Imam Muslim).

Tentang mendoakan sesama muslim, telah difirman Allah Ta’ala, diantaranya adalah :
(1) Allah Ta’ala berfirman tentang doa Nabi Ibrahim : “Rabbanagh firlii waliwaadaiya walil mu’minina yauma yaquumul hisaab”.  Wahai Rabb kami, beri ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan. (hari Kiamat). QS. Ibrahim: 41.

(2) Allah Ta’ala juga berfirman tentang Nabi Nuh, bahwa beliau berdoa : “Rabbighfir lii waliwaalidaiya wa liman dakhala baitiya mu’minan wal mu’miniina wal mu’minaat”  Wahai Rabbku.  Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke dalam rumahku dalam keadaan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.(Q.S. Nuh 28)

(3) Rasulullah diperintahkan Allah Ta’ala untuk mendoakan orang orang yang  beriman. Allah berfirman : “Wastaghfuu lidzambika wal mu’miniina wa mu’minaat” Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Q.S Muhammad 19).

Keempat : Saling tolong menolong dalam kebaikan. Ini juga sikap yang harus dipelihara oleh yang beriman terhadap sesama saudaranya.

Allah berfirman : “Wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqwaa, wa laa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaan. Wattaqullaha, innallaha syadiidul ‘iqaab”. Dan tolong menolonglah  kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).  

Allah berfirman : “Wal mu’minuuna wal mu’minaatu ba’dhuhum auliyaa-u ba’din”. Dan orang orang yang beriman, laki laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. (Q.S at Taubah 71).

Ketahuilah bahwa Rasulullah telah mengingatkan kita semua bahwa barangsiapa yang menolong saudaranya sesama muslim maka Allah Ta’ala akan menolongnya.

Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan kesusahan dunia, maka Allah Ta’ala akan melepaskannya dari satu kesusahan kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan maka Allah Ta’ala akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim maka Allah Ta’ala akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim at Tirmidzi))

Rasulullah bersabda : “Man kaana fii hajati akhiihi kaanallahu fii hajaatihi”. Barangsiapa menolong saudaranya maka Allah akan menolongnya (Mutafaq ‘alaihi).

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (651)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar