Sabtu, 16 April 2016

SURGA UNTUK ORANG ORANG YANG BERTAKWA



SURGA  UNTUK ORANG ORANG YANG BERTAKWA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Setiap hamba  mengetahui betul bahwa negeri asalnya   adalah surga dan mereka sangat berharap bisa  kembali kesana dengan selamat. Insya Allah. Sungguh hidup di dunia ini adalah sangat sementara yaitu untuk berbekal agar bisa kembali ke negeri asal kita yang penuh kenikmatan.

Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladzina aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha, innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S  al Hasyr 18)

Sungguh sebaik baik bekal adalah takwa. Allah berfirman : “Wa tazauwaduu fa inna khairaz zaadit taqwaa”. Berbekalah, maka sebaik baik bekal adalah takwa. (Q.S al Baqarah 197). 

Dalam banyak ayat Allah Ta’ala menyebutkan bahwa surga itu disediakan buat orang orang orang yang bertakwa. Diantaranya adalah firman-Nya : Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).

Makna takwa
Lalu ada yang dimaksud dengan takwa. Takwa dalam pengertian bahasa berarti batasan atau penghalang yang mencegah seseorang dari hal yang ditakutinya. Jadi takwa kepada Allah bermakna membuat penghalang antara diri pribadi dengan siksa-Nya. Untuk memperoleh takwa itu maka seorang hamba haruslah mentaati perintah dan larangan Rabb-nya. (Tahdzibul Atsar, Imam ath Thabari).

Thalq bin Habib, seorang tabi’in berkata : Apabila terjadi fitnah, padamkanlah fitnah itu dengan takwa. Orang-orang bertanya :  Apa makna  takwa itu. Dia menjawab : Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena mengharap pahala dari-Nya. Dan engkau meninggalkan segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan cahaya dari-Nya karena takut terhadap siksa-Nya. (Dikeluarkan oleh Ibnul Mubarak, dalam az Zuhd).

Para ulama mengatakan : Ini adalah sebaik-baik makna atau definisi tentang takwa. Cahaya Allah adalah Iman dan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah  yang shahih, berdasarkan pemahaman salafush shalih.

Kapan seorang hamba harus bertakwa.
Rasulullah bersabda: “Ittaqillah haitsuma kunta” Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada. (H.R at Tirmidzi).

Maksudnya adalah bertakwa kepada Allah disaat sepi maupun ramai. Ketika dilihat manusia ataupun tidak. Ketahuilah bahwa bertakwa dikala ramai lebih mudah daripada bertakwa disaat sendirian. (Lihat Syarah Arbain Nawawiyah, Syaikh Usaimin).

Bagaimana cara mencapai takwa
Untuk mendapat keselamatan mencapai surga-Nya maka  wajib bagi setiap muslim untuk meraih takwa.  Sungguh sangat banyak cara untuk mencapai takwa diantaranya adalah :

Pertama : Menuntut ilmu syar’i dan mengamalkannya.
Bahwa salah satu makna takwa secara istilah adalah sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud yaitu  hendaklah Allah ditaati tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dimaksiati. Ketahuilah bahwa   :
 
(1) Tidaklah seorang hamba bisa mentaati Allah dan beribadah kepada-Nya secara benar kecuali dengan ilmu.
(2) Tidakllah seorang hamba bisa mengingat Allah secara benar kecuali dengan ilmu dan
(3) Tidaklah seorang hamba bisa mensyukuri nikmat Allah secara benar kecuali dengan ilmu.

Sufyan ats Tsauri  berkata: Bahwa sungguh ilmu dipelajari untuk dijadikan sarana bertakwa kepada Allah. Ketahuilah bahwa ilmu yang benar di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah kewajiban setiap muslim.

Rasulullah bersabda : “Thalibul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim (H.R Imam Ahmad). Ini adalah salah satu dalil yang tegas tentang wajibnya belajar bagi seorang muslim baik laki laki maupun perempuan.

Rasulullah bersabda : “Innamal ‘ilm bit ta’allum, wa innamal huluma bit tahallum.” Sesungguhnya ilmu didapat dengan belajar dan sesungguhnya hilm (ketenangan, kesabaran) didapat dengan melatihnya. (H.R ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).  
  
Kedua : Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah
Ini adalah aplikasi dari takwa. Tidaklah dikatakan bertakwa jika menyia nyiakan perintah Allah dan mengabaikan larangan-Nya. Sungguh orang yang taat dan takut kepada Allah akan mendapat kemenangan. Allah berfirman : “Waman yuthi’illaha wa rasuulahuu wa yakhsyallaha wa wa yattaqhi fa ulaa-ika humul muflihun”. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadanya, maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. an Nur 52).

Ketiga :  Berteman dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.
Diantara cara untuk mencapai takwa adalah dengan menjaga pertemanan dengan orang orang shalih. Rasulullah bersabda:  “Ar rajuulu ‘ala diini khaliilih. Falyanzhur ahadukum min yukhaalil”. Seseorang itu mengikuti diin (agama, akhlak dan kebiasaan) teman akrabnya. Maka hendaknya seseorang melihat siapa yang dia jadikan teman akrabnya (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Berkata Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu : Tidaklah seorang hamba diberi kenikmatan yang lebih besar setelah keislaman, selain sahabat yang shalih. Maka apabila kalian mendapati teman yang shalih, peganglah ia erat-erat.

Ketahuilah bahwa : (1) Pertemanan dengan orang bertakwa adalah suatu nikmat yang besar (2) Pertemanan dengan orang bertakwa adalah karena Allah bukan karena yang lain. (3) Pertemanan dengan orang bertakwa insya Allah akan langgeng dari dunia sampai akhirat. (4) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling mendoakan untuk kebaikan (5) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling ingat mengingatkan tentang kebaikan. (6) Pertemanan dengan orang bertakwa akan saling memberi udzur dan memaafkan jika ada kesalahan.

Keempat : Selalu merasa diawasi oleh Allah Ta’ala.
Sungguh Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui dan senantiasa mengawasi hamba-Nya. Allah berfirman:Wa huwa ma’akum aina maa kuntum, wallahu bima ta’maluuna bashiir”. ... Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al Hadiid 4)

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata : Maksudnya adalah bahwa  Allah senantiasa menyaksikan kalian dan menyaksikan amal kalian. Bagaimanapun keadaan kalian dan dimana saja kalian berada didaratan atau dilautan, siang ataupun malam di rumah atau pun di padang pasir. Semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaranNya.

Ketahuilah bahwa  manusia hanya bisa bersembunyi (sementara saja) dihadapan manusia yang lain dan tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah Ta’ala. Ingatlah firman  Allah Ta’ala dalam surat an Nisa’ 108 : “Yastakhfuuna minan naasi wa laa wa laa yastakhfuuna minallahi, wa huwa ma’ahum”  Mereka dapat bersembunyi dari manusia tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah karena Dia beserta mereka.

Seorang yang merasa yakin dilihat dan diawasi Rabbnya, tentu akan mendorongnya untuk terus berusaha menjaga bahkan meningkatkan ketakwaannya.

Kelima : Sering-sering berdoa agar diberi sifat takwa.
Sungguh Allah Ta’ala yang menganugerahkan ketakwaan itu kedalam diri seorang hamba. Oleh karena itu perbanyaklah memohon dan berdoa  untuk meraih ketakwaan. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya salah satu doa yang sering beliau baca: “Allahumma inni as’alukal huda, wattuqa wal’afaf wal ghina”. Ya Allah sesungguhnya aku memohon engkau agar diberi petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kecukupan (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa doa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya adalah lebih utama untuk kita amalkan. Jadi sangatlah baik jika kita melazimkan untuk membaca doa ini pada setiap kesempatan.

Oleh karena itu mari kita berusaha untuk mendapatkan dan memelihara takwa agar bisa kembali dengan selamat ke negeri asal kita yaitu surga milik Allah Ta’ala yang luasnya seluas langit dan bumi. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (641)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar