Kamis, 12 Maret 2020

PEMBAGIAN CATATAN AMAL DAN PENIMBANGAN DI AKHIRAT


PEMBAGIAN CATATAN AMAL DAN PENIMBANGAN  
 DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Meyakini atau beriman kepada HARI AKHIR adalah kewajiban utama bagi setiap hamba. Sungguh, beriman kepada Hari Akhir adalah SALAH SATU RUKUN DALAM SYARIAT ISLAM yaitu sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khaththab. Hadits ini masyhur disebut  dengan hadits Jibril karena hadits ini berasal dari pertanyaan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

قاَ لَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.

….. (Jibril) berkata : Kabarkanlah kepadaku tentang iman. Beliau (Rasulullah) menjawab : Engkau beriman kepada Allah, Malaikat malaikat-Nya, Kitab kitab-Nya, Rasul rasul-Nya, HARI AKHIR dan beriman kepada takdir baik dan buruk …. (H.R Imam Muslim). 

Ketahuilah bahwa ada beberapa peristiwa yang akan dijalani atau dilalui manusia di akhirat kelak yaitu sebelum diputuskan seseorang selamat atau sengsara, diantaranya adalah :

Pertama : Pembagian catatan amal.

Sungguh perbuatan baik ataupun perbuatan buruk kita di dunia, telah dicatat dan dikumpulkan dalam satu kitab. Setiap orang akan menerima kitab ini dalam keadaan lengkap dan sangat sempurna.

Allah Ta’ala berfirman :

وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا ۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab (catatan amal) lalu engkau akan melihat orang orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap yang (tertulis) di dalamnya dan mereka berkata : Betapa celakanya kami. Kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal. Yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya. Dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabb-mu tidak menzhalimi seorang jua pun.  (Q.S al Kahfi 49).

Ketahuilah bahwa di akhirat kelak, manusia menerima catatan amal dari arah berbeda :  
(1) Ada manusia yang menerima kitab catatan amalnya melalui tangan kanannya. Itulah orang yang berbahagia. Allah Ta’ala berfirman :

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا  فَاَمَّا مَنۡ اُوۡتِىَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيۡنِهٖۙ

Maka adapun orang yang catatan (amal) nya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksan yang mudah. (Q.S al Insyiqaq 7-8)

(2) Ada pula manusia yang menerima kitab catatan amalnya melalui tangan kirinya bahkan dari arah belakangnya. Maka mereka itulah orang yang sengsara di akhirat. 

Allah Ta’ala berfirman :

وَلَمْ اَدْرِ مَا حِسَابِيَهْۚ  وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُوتَ كِتَٰبِيَهْ

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya maka dia berkata :  Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku.  (Q.S al Haaqqah 25-26)

Allah Ta’ala berfirman :

فَسَوْفَ يَدْعُوا۟ ثُبُورًا   وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ

Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka dia berteriak : Celakalah aku !. (Q.S al Insyiqaq 10-11).

Kedua : Penimbangan amal.

Salah satu keadaan yang pasti akan dijalani orang orang muslim  di akhirat kelak adalah hisab atau perhitungan amal baik dan buruk.  Allah akan menegakkan mizan atau timbangan untuk menghitung kebaikan dan keburukan seseorang. 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Mizan atau timbangan adalah alat untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Adapun mizan di akhirat adalah sesuatu yang Allah letakkan pada hari Kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya. (Syarah Lum’atul I’tiqaad)

Mizan ini sangat sempurna akurasinya, tidak akan ada yang lebih dan tidak akan ada yang kurang sedikitpun. Allah Ta’ala berfirman : 

  وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (Q.S  al Anbiya’ 47).

Orang orang beriman yang timbangan amalnya lebih berat maka jadilah dia orang yang beruntung. Itulah orang orang  yang mendapat kebahagian di akhirat. Allah Ta’ala berfirman : 
 
فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ  فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang) Q.S al Qari’ah 6-7.

Allah Ta’ala berfirman :

وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ 

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan) nya, mereka itulah orang orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka mengingkari ayat ayat Kami.  (Q.S al A’raf 8-9).

Syaikh as Sa’di berkata : Timbangan pada Hari Kiamat adalah timbangan yang adil dan tidak ada unsur kesewenang wenangan dan kezhaliman padanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, setiap hamba haruslah terus menerus  memperkuat tauhid, yaitu meng-Esakan Allah, tidak membuat sekutu bagi Allah Ta’ala. Ini adalah cara paling utama untuk memberatkan timbangan amal baik seorang hamba di akhirat kelak. Disamping itu selalu melakukan   amal shalih dengan ikhlas dan sesuai yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.912)      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar