Minggu, 01 Maret 2020

MEMBUAT PERKARA BARU DALAM AGAMA MENDATANGKAN KERUGIAN


MEMBUAT PERKARA BARU DALAM AGAMA MENDATANGKAN KERUGIAN BESAR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh  Islam adalah agama yang diridhai-Nya. Allah Ta’ala telah menegaskan pula bahwa syariat Islam ini telah sempurna yaitu sebagaimana firman-Nya :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ

Pada hari ini telah AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU UNTUKMU dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu. Dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Q.S al Maidah 3).

Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu” Ini merupakan nikmat Allah terbesar kepada umat (Islam)  ini yaitu Allah Ta’ala menyempurnakan agama mereka untuk mereka sehingga mereka tidak membutuhkan agama apapun selainnya.   

Semua yang dikabarkannya adalah al haq, benar dan tidak ada kebohongan serta (di dalamnya) tidak ada pertentangan sama sekali. Benar dalam kabar yang disampaikan dan adil dalam seluruh perintah dan larangan. Dan setelah agama disempurnakan bagi mereka maka sempurnalah nikmat yang diberikan kepada mereka. 

Maka ridhailah Islam untuk diri kalian karena Islam merupakan agama yang dicintai dan DIRIDHAI ALLAH TA’ALA, yang karenanya Allah Ta’ala mengutus Rasul yang paling utama dan yang karenanya pula Allah Ta’ala menurunkan al Qur an, yaitu Kitab yang paling mulia. (Tafsir Ibnu Katsir).

Oleh karena itu orang orang beriman MEWAJIBKAN DIRINYA UNTUK MENCUKUPKAN  dengan ajaran Islam ini karena telah sempurna dan Allah telah mencukupkan nikmat-Nya.

Dengan demikian SANGATLAH MERUGI bahkan mendatangkan bahaya besar jika orang orang yang telah menerima Islam sebagai agamanya tetapi mencampurnya dengan ajaran nenek moyang atau adat istiadat yang tak sejalan dengan ajaran Islam ini.

Juga SANGATLAH MERUGI orang orang yang membuat perkara baru dalam syariat Islam yang telah sempurna ini. Sungguh Allah Ta’ala yang mengatakan telah sempurna. Nah, ketika seseorang menambah nambah dalam syariat ini dengan suatu perkara baru maka : (1)  Seolah olah dia mengatakan bahwa syariat Islam ini belum sempurna. (2) Seolah olah dia menuduh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tidak menyampaikan syariat Islam ini dengan sempurna. Na’udzubillah.  

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa semua perkara baru dalam agama adalah sesat. Dalam sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :

أماَّ بعدُ. فإنَّ خيرَ الحديثِ كتاُ الله وخيرُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثاتُها, وُكُلُّ بدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.       

‘Amma ba’du : Sesungguhnya perkataan paling baik adalah Kitab Allah, petunjuk paling baik adalah petunjuk Muhammad. Seburuk buruk perkataan (di dalam agama) adalah perkara yang baru dan semua perkara baru (di dalam agama) adalah KESESATAN. (H.R Imam Muslim)

Sungguh ada banyak kerugian atau bahaya yang akan mendatangi orang orang yang  membuat dan mengamalkan perkara perkara baru dalam syariat Islam, diantaranya adalah  :

Pertama : Yang membuat dan mengamalkan serta mengajarkan perkara perkara baru menanggung dosa orang yang mengikutinya.

Dalam hadits dari Jabir yang diriwayatkan oleh Imam Muslim diatas disebutkan bahwa semua perkara baru adalah kesesatan. Nah ketika seseorang membuat perkara baru lalu mengamalkannya dan mengajarkannya lalu diikuti oleh orang lain maka dia yang membuat perkara perkara baru itu ikut menanggung dosa.

Dalam satu hadits juga disebutkan :

وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

Barangsiapa yang memberi petunjuk pada keburukan, maka ia akan mendapatkan dosa dari perbuatan buruk tersebut dan juga dosa dari orang yang mengamalkannya setelah itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun juga. (H.R Imam Muslim).

Ketika seseorang beribadah dengan perkara perkara baru lalu mengajarkan pula kepada yang lain maka jatuhlah dia kepada keadaan tolong menolong dalam berbuat keburukan. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.  (Q.S  al Maidah 2).

Kedua : Beribadah dengan perkara perkara baru tertolak.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim)

Dalam satu riwayat disebutkan pula bahwa Rasulullah Salallahu ‘aaihi Wasallam  telah mengingatkan  :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.  (H.R Imam Muslim).

Nah, ketika amal ibadah kita tertolak lalu apa bekal kita menuju akhirat untuk mendapatkan surga-Nya. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa seorang hamba yang melakukan AMAL SHALIH YANG DILANDASI IMAN disediakan baginya surga. Allah Ta’ala berfirman :
  
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ

Dan sampaikanlah KABAR GEMBIRA kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Allah Ta’ala berfirman : 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11).

Ketiga : Pembuat perkara baru dalam agama akan akan diusir dari telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Diantara penjelasan tentang telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam di akhirat kelak yaitu al Kautsar disebutkan Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam sabda beliau :  Apakah kalian mengetahui apa al-Kautsar itu ?.” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya al-Kautsar adalah sungai yang Allah Ta’ala janjikan kepadaku, padanya terdapat banyak kebaikan, dan (airnya akan mengalir ke) telagaku yang akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat (nanti)…” (H.R Imam Muslim).

Ketika seseorang membuat perkara perkara baru dalam agama maka dia akan rugi  karena tak boleh minum dari  telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam di akhirat. Dari Abu Wail, dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman : Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu. (H.R Imam Bukhari)

Imam al Qurthubi berkata, para ulama (guru) kami  mengatakan : Semua orang yang murtad dari agama Allah, atau MEMBUAT PERKARA BARU dalam agama  yang tidak diridhai dan diizinkan oleh Allah, merekalah orang-orang yang diusir dan dijauhkan dari telaga Nabi. 

Demikian pula orang-orang dzalim yang melampaui batas dalam kedzalimannya, membasmi kebenaran, membantai penganut kebenaran, dan menekan mereka. Atau orang-orang yang  terang-terangan melakukan dosa besar terang-terangan, menganggap remeh maksiat, serta kelompok menyimpang, penganut hawa nafsu dan bid’ah. (Kitab at Tadzkirah).

Oleh karena itu, setiap hamba haruslah menjauhkan diri dari amalan amalan yang tak ada  tuntunannya yang shahih dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sehingga mendatangkan keselamatan dan amalnya bernilai di sisi Allah Ta’ala. Wallahu A’lam. (1.904)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar