Rabu, 18 Maret 2020

NASEHATI ORANG YANG BAIK DAN JUGA ORANG YANG TAK BAIK


NASEHATI ORANG YANG BAIK DAN JUGA ORANG 
YANG TAK BAIK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Diantara kewajiban setiap hamba adalah memberi nasehat kepada orang lain sesuai waktu, keadaan, kemampuan dan kesempatan. Apakah nasehat itu diminta atau tidak. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Sungguh,  manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih SERTA SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S al ‘Asr 2-3).

Bahkan seseorang tak boleh merasa bosan dengan kata lain dianjurkan untuk memberi nasehat terus menerus. Perhatikanlah firman Allah yang mengingatkan kita untuk tetap memberi peringatan atau nasehat. Allah Ta’ala berfirman : 

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang beriman. (Q.S adz Dzaariyat 55).

Lalu apa makna memberi nasehat ?. Imam al Khathabi  berkata : Nasehat adalah menghendaki suatu kebaikan bagi orang lain dengan niat ikhlas (karena Allah), baik berupa perbuatan atau kehendak yang disampaikan dengan cara sebijak mungkin.
Jadi kata kunci dalam memberi nasehat adalah (1) Niat ikhlas karena Allah semata (2) Disampaikan dengan cara sebijak mungkin. Ketahuilah, kalau dua kata kunci ini diabaikan besar kemungkinan nasehat yang disampaikan tidak akan bermanfaat.

Memberi nasehat bisa dihadapkan pada dua keadaan manusia, yaitu :

Pertama : Menasehati orang yang baik.

Ketika berhadapan dengan orang baik maka terkadang kita terkagum kagum bahkan memuji dan ingin belajar kebaikan darinya. Tapi ketahuilah tak ada manusia yang sempurna kebaikannya. Bisa jadi  pada satu waktu dia terjatuh pada perbuatan buruk. Jadi ada celah untuk diberi nasehat bahkan terkadang orang baik  bisa jadi masih minta nasehat kepada orang lain. 

Kita mengetahui bahwa para Nabi memiliki kebaikan yang banyak dan senantiasa di bawah bimbingan Allah Ta’ala. Akan   tetapi ada juga diantaranya yang saling memberi nasehat. Perhatikanlah bahwa Nabi Musa pernah memberi nasehat kepada saudaranya  Nabi Harun. Ini disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ

Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun : Gantikanlah aku dalam (memimpin)  kaumku dan PERBAIKILAH (dirimu dan kaummu). DAN JANGANLAH   mengikuti jalan orang-orang yang berbuat  kerusakan. (Q.S al A’raf 142).

Kedua : Menasehati orang yang buruk kelakuannya.

Memberi nasehat kepada orang buruk kelakuannya tentu lebih utama lagi untuk dilakukan. Jangan biarkan dia tenggelam dalam keburukan dan maksiatnya. Kelakuan buruknya tentu berbahaya bagi dirinya tetapi bisa mendatangkan bahaya pula bagi orang banyak. Oleh karena itu, jika mampu beri nasehat diminta ataupun  tidak diminta.

Suatu yang sudah maklum, bahwa manusia yang paling buruk kelakuannya dan durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Sedemikian durhakanya, sampai sampai dia berkata  sebagaimana disebutkan dalam al Qur an :

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

(Seraya Fir’aun) berkata : Aku tuhanmu yang paling tinggi. (Q.S an Naaziat 24)
Sungguh Allah Ta’ala Allah  Maha Mengetahui bahwa Fir’aun ini tidak akan mau menerima nasehat dan  tak mau bertaubat sampai nyawanya berada dikerongkongan. 

Namun demikian Allah tetap menyuruh Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Fir’aun memberi nasehat bahkan disuruh berbicara kepada Fir’aun dengan lemah lembut. Allah Ta’ala berfirman :

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ  اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ

Pergilah kalian (berdua Musa dan Harun) kepada Fir’aun. Sesungguhnya dia telah melampaui batas. Dan berbicaralah kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut. Mudah mudahan dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah). Q.S Thaaha 43-44. 

Ini menjadi pelajaran bagi kita agar  tetap memberi nasehat kepada manusia apakah dia orang yang baik apalagi orang yang buruk kelakuannya.

Sebagai penutup tulisan ini, dinukilkan satu hadits tentang kebaikan yang akan diterima oleh yang memberi nasehat. Dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang memberi petunjuk  kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. (H.R Imam Muslim).

Sungguh Allah Ta’ala memuji orang orang yag menyeru manusia kepada-Nya yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, dan mengerjakan kebajikan dan berkata : Sungguh aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri). Q.S Fussilat 33).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.915).

  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar