Sabtu, 01 September 2018

MENGHADAPI TETANGGA YANG BERKELAKUAN BURUK


MENGHADAPI TETANGGA YANG BERKELAKUAN BURUK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tetangga adalah bagian yang tak bisa diabaikan dalam kehidupan bermasyarakat dan memang dibutuhkan. Oleh karena itu sangatlah diajurkan untuk saling berbuat baik. Bahkan malaikat Jibrul pun sering mengingatkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini. Rasulullah bersabda :

مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris (H.R Imam Bukhari 6014 dan Imam Muslim 2625).

Ketahuilah bahwa jika seseorang menghadapi masalah atau marabahaya ditempat tinggalnya maka pertolongan pertama datang dari tetangga. Betapa pentingnya tetangga, barangkali ilustrasi berikut ini bisa sedikit menjelaskan diantara pentingnya tetangga :

Pertama : Seseorang memiliki anak dokter spesialis jantung. Nah ketika orang ini mendapat serangan jantung maka biasanya yang membantu pertama kali adalah tetangga. Paling tidak, dia bisa mengantarkan ke rumah sakit.
Lalu bagaimana dengan anaknya yang dokter spesialis  tadi. Dia tak bisa segera membantu karena dia tinggal di kota lain.

Kedua : Seseorang memiliki anak laki laki. Anak ini komandan pada satu pasukan keamanan. Nah ketika rumah orang ini dimasuki maling dan dia berteriak minta tolong maka yang membantu pertama kali adalah tetangga. Paling tidak dia bisa membantu menghubungi pos polisi terdekat.

Lalu bagaimana dengan anaknya yang komandan pasukan keamaman tadi. Dia tak bisa segera membantu karena tinggal di kota lain.

Oleh karena itu sangatlah hebat dan penting sekali diperhatikan pesan pesan Rasulullah agar kita memuliakan  dan berbuat baik kepada tetangga karena saling membutuhkan. Beliau bersabda : 

وَعَنْ أَنَس رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.”.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah (sempurna) beriman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya. (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. (H.R Imam Bukhari dan Imam  Muslim).

Kedua hadits ini menunjukkan betapa pentingnya berbaik baik dengan tetangga karena ini bukan sekedar muamalah atau hubungan antar manusia TAPI BERKAITAN DENGAN IMAN SESEORANG.

Namun demikian tidaklah semua orang beruntung bisa mendapat tetangga yang baik. Oleh karena itu   datang keluhan dan sering pula datang pertanyaan : Bagaimana kalau kami mendapati tetangga yang tidak baik. Dia suka menzhalimi, suka hasad, sombong, berbicara kasar dan suka menyakiti dengan lisannya ?.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya adalah :

Pertama : Gangguan dari tetangga adalah ujian atau musibah.

Memang semua manusia akan di uji, diberi musibah. Ingatlah firman Allah : 

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia mengira  mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan : Kami telah beriman, dan mereka tidak diuji ?. (Q.S al Ankabut 2)

Ketahuilah bahwa semua ujian atau musibah  terjadi karena izin dan kehendak Allah. Allah Ta’ala berfirman :  

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ

Tidak ada  sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. (Q.S at Taghabun 11).

Bisa jadi juga ujian atau musibah ini adalah sebagai balasan atau perbuatan kita diwaktu yang lalu yang pernah menzhalimi orang lain. Lalu sekarang Allah mengirim tetangga yang buruk sebagai balasan perbuatan buruk kita dimasa lalu.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan) itu untuk dirimu sendiri.   (Q.S al Isra’ 7)
Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan maka itu untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Rabb-mu kamu dikembalikan. (Q.S al Jaasiyah 15)

Kedua : Bersabar dengan gangguan tetangga.

Diantara cara berbuat baik kepada tetangga adalah bersabar atas gangguannya. Sungguh bersabar adalah salah satu perbuatan mulia. Bersabar atas gangguan tetangga adalah perbuatan baik yang akan mendapat balasan kebaikan pula. Allah berfirman :

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
 
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. (Q.S ar Rahman 60).

Bersabar terhadap gangguan tetangga memang bukanlah pekerjaan mudah. Kecenderungan manusia umumnya kalau disakiti maka ingin membalas. Bahkan ketika  mampu dia akan membalas dengan yang lebih buruk.

Ketahuilah  bahwa amatlah tinggi kedudukan orang yang bersabar karena dia dijanjikan Allah Ta’ala untuk   mendapat pahala yang tidak terbatas. 
Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air mengalir. Kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

Syaikh as Sa’di berkata : Allah menganjurkan orang beriman kepada apa yang menyampaikan mereka kepada kemenangan  yaitu keberhasilan dengan memperoleh kebahagian dan kesuksesan. Dan bahwa jalan yang menyampaikan kepada hal itu adalah KONSISTEN TERHADAP KESABARAN. Menahan diri dari perkara perkara yang dibenci berupa meninggalkan kemaksiatan serta bersabar atas musibah dan terhadap perkara perkara yang berat bagi jiwa. Allah memerintahkan mereka untuk bersabar atas semua itu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Memaafkan kesalahan tetangga.

Sungguh Allah menyuruh kita untuk menjadi pemaaf sebagaimana firman-Nya :

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta jangan pedulikan orang orang yang bodoh. (Q.S al A’raf 199).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak kepada manusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul dengan manusia (diantaranya) adalah MEMBERI MAAF yakni perangai yang disukai oleh diri mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa memaafkan adalah SALAH SATU CARA UNTUK MENDAPATKAN AMPUNAN ALLAH. Allah berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah MEREKA MEMAAFKAN dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ?. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang. (Q.S an Nuur 22).

Keempat : Mendoakan tetangga.

Mendoakan tetangga dan saudara muslim umumnya adalah perbuatan mulia yang akan mendatangkan banyak kebaikan.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك.

Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan zhahril ghaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan itu) ada Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata aamiin, dan bagimu seperti itu juga. (H.R Imam Muslim).

Kelima : Berdoa meminta agar berlindung dari tetangga yang buruk.

Ketahuilah bahwa memiliki tetangga yang buruk kelakukannya memang terasa berat. Oleh karena itu berdoalah agar diberi tetangga yang baik. Diantara doa yang diajarkan Rasulullah adalah :

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ، فَإِنَّ جَارَ الْبَـادِيَةِ يَتَحَوَّلُ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku, karena tetangga orang-orang Badui itu berpindah-pindah.
H.R al Hakim  an Nasa-i, Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, saat yang buruk, teman yang jahat, DAN TETANGGA YANG JAHAT DI TEMPAT TINGGAL TETAPKU. (H.R ath Thabrani,  lihat  Silsilah al Ahaadiits ash-Shahiihah no. 1443).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.376)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar