Minggu, 23 September 2018

MENINGGGALKAN DOSA LEBIH MUDAH DARI BERTAUBAT


MENINGGALKAN DOSA LEBIH MUDAH DARI BERTAUBAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu sikap orang orang beriman selalu berusaha untuk menjauhi setiap perbuatan dosa besar dan juga dosa kecil. Cuma saja  terkadang mendapat godaan untuk berbuat dosa. Ini bisa terjadi, diantaranya karena : 

(1) Manusia memiliki nafsu yang cenderung atau selalu mendorongnya kepada keburukan. Allah berfirman : 

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

(Yusuf berkata) : Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yusuf 53).

(2) Syaithan yang ingin menyesatkan manusia agar bisa menemaninya di neraka yaitu sebagaimana yang Allah firmankan : 

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

(Iblis) Menjawab : Demi kemuliaan-Mu pasti aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya. Kecuali hamba hamba-Mu yang ikhlas (terpilih) diantara mereka. (Q.S Shaad 82-83).

Oleh karena itu lawanlah atau kendalikanlah hawa nafsu dan lawanlah godaan syaitan, yaitu dengan memohon pertolongan serta perlindungan kepada Allah Ta’ala. Jangan sampai berbuat dosa sekecil apapun. Sebab dosa kecil bisa menjadi besar jika sering dilakukan. Bukankah gunung gunung batu berasal dari butiran butiran pasir yang menyatu dengan kuat.

Dalam perkara berbuat dosa, terkadang sebagian orang ada yang berkata : 

(1) Ah tidak apa apa inikan cuma dosa kecil. Biarpun kecil tetapi kalau sering dilakukan dan merasa nikmat dengannya maka tak terasa akhirnya berpindah untuk melakukan dosa besar yang membahayakan dunia dan akhiratnya.

(2) Ah tidak apa apa. Saya nikmati dulu. Nanti saya berhenti dari dosa ini dan segera bertaubat. Bukankah Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.

Benar, sungguh Allah Maha Penerima Taubat. Allah berfirman :

إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. (Q.S al Baqarah 54).
Bertaubat itu kelihatan mudah tapi hakikatnya berat. Buktinya sangatlah banyak manusia yang belum bertaubat meskipun DIA SANGAT MENGETAHUI BAHWA BERTAUBAT ITU SANGATLAH BAIK. 

Ketahuilah bahwa paling tidak ada dua hal yang sangat penting untuk diketahui oleh orang orang yang (sengaja) berbuat dosa lalu berangan angan untuk berhenti dari perbuatan maksiatnya dan segera ingin bertaubat.  

Pertama : Tak ada yang menjamin  bahwa seseorang akan mau atau bisa berhenti dari dosa dan kemaksiatan yang dlakukannya. kebanyakan orang yang melakukan maksiat ini sangat menikmati perbuatan buruknya sehingga ketagihan. Lalu berpindah dari satu maksiat kemaksiat lain yang lebih besar. 

Kedua : Tak ada yang menjamin seseorang yang sedang bergelimang dalam kemaksiatan masih ada kesempatan baginya untuk bertaubat karena : 

(1) Bisa jadi Allah cabut nyawanya ketika sedang melakukan maksiat dan belum sempat bertaubat. Keadaan seperti ini sangatlah banyak contohnya. Akhirnya jadilah dia orang yang merugi dan penuh penyesalan.

(2) Bisa jadi pula Allah tutup hatinya, karena maksiat yang dilakukannya, sehingga tak ada keinginan untuk  benar benar bertaubat.

Oleh karena itu, sikap paling baik  seorang beriman adalah terus menerus menjaga diri dari dosa dan maksiat dan banyak melakukan amal shalih. Sementara itu dia harus memohon ampun dan bertaubat pula setiap saat. Ini tentu mudah dilakukan dengan pertolongan dan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagai penutup, dinukilkan disini nasehat Huzaifah bin Yaman. Dia berkata : Sesungguhnya kebenaran  itu berat, namun meski berat kebenaran itu mudah diterima. Dan sebaliknya kebathilan itu ringan namun meskipun ringan kebathilan itu besar bahayanya.
Dan MENINGGALKAN DOSA ITU JAUH LEBIH MUDAH, ATAU LEBIH BAIK DARI MEMINTA TAUBAT SETELAHNYA. Dan betapa banyak (manusia) karena menuruti syahwat yang hanya sesaat, namun mengakibatkan kesedihan yang berkepanjangan. (Kitab az Zuhud, Ibnul Mubarak). 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.392) 
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar