Sabtu, 29 September 2018

DOSA MENDATANGKAN KEGALAUAN DI HATI


DOSA MENDATANGKAN KEGALAUAN DI HATI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Satu hadits dari an Nawwas bin Sam’an bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ .

Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan DOSA ADALAH APA YANG MEMBUAT BIMBANG  (RAGU) DALAM JIWAMU DAN ENGKAU TIDAK SUKA JIKA DIKETAHUI MANUSIA. (H.R Imam Muslim).

Syaikh Utsaimin berkata (jadi) yang dimaksud dengan dosa adalah sesuatu yang meragukanmu dan engkau menjadi resah atau galau dibuatnya. Dan engkau tidak suka jika diketahui manusia. Kenapa, karena itu menjadi objek celaan dan aib maka engkau pun akan mendapatkan dirimu menjadi ragu ragu karenanya dan tidak suka jika diketahui manusia. 

Ungkapan seperti ini cocok bagi orang orang yang hatinya (masih) bersih dan sehat. Baginya, yang menyesakkan dirinya adalah perbuatan dosa yang dia tidak suka diketahui orang lain.

Adapun orang tidak taat kepada Allah Ta’ala, dimana MEREKA TIDAK AKAN PEDULI ATAU MALAH BERBANGGA DIRI KETIKA MELAKUKAN KEMUNGKARAN DAN DOSA. (Syarah Arbain an Nawawiyah).

Jadi disinilah perbedaan yang nyata diantara orang yang beriman dengan orang orang yang jauh dari Allah Ta’ala, yaitu : 

(1) Ketika orang orang  beriman berbuat dosa maka hatinya  menjadi galau dan gelisah. Mereka sangat takut bukan saja karena aibnya akan terbuka tetapi SANGAT TAKUT dengan adzab Allah yang akan mendatanginya di dunia dan juga di akhirat kelak. 

(2) Ketika orang yang jauh dari Allah melakukan perbuatan dosa maka mereka tidak merasa ada beban apapun. Sangat sering kita lihat mereka senang senang saja. Bahkan ketika aibnya terbuka lalu diketahui orang banyak melalui media mereka masih ketawa ketawa saja. Tak ada rasa takut malu sedikitpun apalagi rasa malu sudah sangat jauh dari mereka.

Sejalan dengan makna hadits diatas, Rasulullah memberi nasehat kepada Wabishah tentang AL BIRRU DAN AL ITSMU :

يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ

Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu, (tiga kali), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa” (H.R Imam Ahmad, Syaikh al Albani mengatakan hadits ini hasan lighairihi).

Di dalam satu hadis disebutkan bahwa seorang fajir (orang yang selalu berbuat dosa), ketika ia memandang remeh dosa-dosanya adalah seperti ia melihat seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang.

عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا (رواه البخاري)

Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, bahwa Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya seorang mukmin (ketika) ia melihat dosa-dosanya, adalah seperti (ketika) ia duduk di lereng sebuah gunung, dan ia sangat khawatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan seorang fajir (orang yang selalu berbuat dosa), ketika ia melihat dosa-dosanya adalah seperti ia melihat seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang (ia menganggap remeh dosa). (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu seorang beriman akan selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa sehingga hatinya menjadi tenang, jauh dari kegelisahan dan kegalauan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.399)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar