Selasa, 25 September 2018

BENARKAH SIAPAPUN PEMIMPIN RAKYAT TETAP SEPERTI INI ???


BENARKAH SIAPAPUN PEMIMPIN
RAKYAT TETAP SEPERTI INI ???
Oleh : Azwir B. Chaniago

Ada syubhat yang sangat buruk dilemparkan oleh orang orang jahil, yaitu : SIAPAPUN PEMIMPIN, KITA RAKYAT BIASA AKAN TETAP SAJA SEPERTI KEADAAN KITA SEKARANG INI. Jadi tak usah heboh siapapun yang akan menjadi pemimpin.  Maksudnya ketika ada kampanye dan kesempatan memilih pemimpin maka cuek bebek sajalah.

Syubhat ini beberapa kali muncul di media sosial. Sepintas ungkapan ini benar tapi hakikatnya adalah tercela dan berbahaya. Ketahuilah bahwa SESUATU PERKATAAN ATAU PERBUATAN YANG terlihat seolah olah BENAR TAPI SALAH, itulah diantara makna syubhat. 

Bahwa memilih pemimpin bukanlah perkara sederhana  tapi sangat sangat serius. Bukankah melalui tangan pemimpin :  Suatu negara bisa berjaya atau rusak. (2) Rakyat bisa makmur atau bisa sengsara. (3) Agama bisa tegak dengan lurus atau rusak dan yang lainnya. 

Perhatikanlah bahwa demikian pentingnya perkara memilih pemimpin, sangat banyak ayat ayat al Qur an yang memberi tuntunan siapa yang boleh dipilih dan siapa pula yang tak boleh menjadi pemimpin diantaranya adalah : 

Pertama : Surat an Nisa’ ayat 144.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا

Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin selin dari orang orang beriman. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukum kamu) ?.

Kedua : Surat al Maidah ayat 57.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu menjadikan PEMIMPINMU ORANG ORANG YANG MEMBUAT AGAMAMU JADI BAHAN EJEKAN DAN PERMAINAN, (yaitu) di antara orang orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang orang beriman.

Ketahuilah bahwa para ulama telah lama menelusuri al Quran dan as Sunnah,  menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai pemimpin umatnya, yaitu : 

(1) Shidq, yaitu jujur, kebenaran dan selalu membenarkan yang benar serta kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawan kata shidq adalah bohong.

(2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa apa yang diamanahkan kepadanya. Amanah itu bisa jadi dari  orang-orang yang dipimpinnya. Terutama sekali amanah   dari Allah Ta’ala. Lawan kata amanah  adalah khianat. 

(3) Fathanah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawan kata fathanah adalah bodoh. 

(4). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan dan kebijakan  yang diambilnya. Dantaranya adalah memiliki kemampuan mengkomunikasikan dengan baik kepada orang orang yang dipimpinnya tentang visi, misi dan program-programnya serta segala macam peraturan yang ada secara jujur dan transparan. Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan).

Kriteria inilah yang diamalkan oleh para Nabi dan Rasul dari dahulu ketika memimpin umat. Dan kriteria yang empat ini sangat nampak diamalkan oleh Rasululah Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam dalam memimpin umat Islam. Lalu kriteria ini pula yang dipakai oleh para Khalifah sesudah Rasulullah.

Jadi, ungkapan : Siapapun yang jadi pemimpin rakyat tetap seperti ini adalah bathil. Melawan apa yang diajarkan Allah Ta’ala, praktek para Nabi dan Rasul dalam memimpin umatnya serta bertentangan dengan kesimpulan ulama tentang syarat syarat pemimpin dalam Islam. 

Lalu bagaimana jika salah memilih pemimpin ?. Ketika salah dalam memilih pemimpin maka akan mendatangkan mudharat kepada yang dipimpin. Begini contohnya  yang sederhana. Ini hanya contoh saja ya : 

(1) Jika pengangguran bertambah maka bukan lapangan kerja yang dibuka tapi didatangkan tenaga kerja dari negara lain. 

(2) Jika ada yang memecah belah umat Islam dibuat pula tambahannya dengan Islam model baru yang tak diajarkan Rasulullah. 

(3) Jika syi’ar Islam harus ditunjukkan maka suara adzan harus dibatasi volumenya.

(4) Jika ada panen hasil bumi atau hasil pertanian tertentu lalu pada saat bersamaan bisa jadi diimpor pula komoditi yang sama dengan jenis hasil panen petani.

(5) Bisa jadi dalam keadaan sulit harga listrik, bbm dan gas akan naik beberapa kali sehingga terasa semakin berat.

(6) Ketika kondisi ekonomi semakin memburuk maka banyak perusahaan gulung tikar maka orang orang akan kehilangan pekerjaan. Nasib para pekerja BEROBAH DARI PEKERJA MENJADI PENGANGGURAN.

Oleh karena itu, ketika kita punya hak dan kesempatan untuk memilih pemimpin tentu berusaha memilih yang terbaik dari beberapa yang baik. Sekiranya semua buruk maka lihatlah dan pilihlah yang lebih sedikit keburukannya. Selanjutnya bermohonlah kepada Allah agar diberi pemimpin yang lebih baik. Terakhir, yang juga penting  bahkan sangat penting adalah terus menerus menjaga ketakwaan kita kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.394)
     
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar