Senin, 10 September 2018

SYUBHAT KETIKA ADA YANG MENINGGAL DUNIA


SYUBHAT KETIKA ADA YANG MENINGGAL DUNIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Apa itu syubhat ?. Diantara makna syubhat adalah SESUATU PERKATAAN ATAU PERBUATAN YANG SESUNGGUHNYA SALAH tetapi terlihat seolah olah BENAR. 

Tujuannya untuk menjatuhkan atau menggiring kaum muslimin kepada keragu raguan bahkan kepada mudharat atau keburukan. Tapi anehnya, mungkin karena tak paham, maka banyak pula kaum muslimin yang membenarkan sesuatu, pada hal syubhat.

Disadari atau tidak, syubhat memang banyak beredar ditengah masyarakat dalam berbagai ucapan dan perbuatan. Dua diantaranya adalah syubhat ketika ada orang Islam yang meninggal dunia.

Syubhat pertama : Ungkapan bahwa seorang yang meninggal  adalah tamat riwayat hidupnya.

Orang yang mengungkapkan syubhat ini barangkali tidak bermaksud untuk menafikan kehidupan setelah meninggal. Cuma dikhawatirkan bisa menggerus keyakinan akan adanya kehidupan yang sebenar benarnya setelah kehidupan di dunia. Bukankah kehidupan dunia ini sementara dan senda gurau saja. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).

Selain itu seorang beriman meyakini bahwa manusia tinggal di bumi hanya sementara dan akan berlanjut sampai ke akhirat yang abadi. Allah berfirman :

قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dia (Allah) berfirman : Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar benar mengetahui. (Q.S al Mu’minuun 114).

Syubhat kedua : Ungkapan bahwa kuburan adalah tempat peristirahatan terakhir.

Selain itu ternyata bahwa sebagian orang menyebut atau memberi ungkapan bahwa kuburan adalah tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang sudah wafat.
 
Terkadang ada yang berkata : Kami hendak mengantarkan jenazah saudara kami ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Ungkapan ini jelas tidak pas dari dua sisi. (1) Menganggap kubur sebagai tempat peristirahatan. (2) Menganggap kubur sebagai pos terakhir setelah wafat.

Sungguh alam kubur tidak selalu menjadi tempat istirahat. Alam kubur bisa jadi tempat penderitaan dan siksa. Semua tergantung kepada amal seseorang. Jadi alam kubur bukanlah pemberhentian terakhir dari perjalanan manusia menuju negeri akhirat yang abadi.

Ketahuilah bahwa kubur atau alam barzah adalah tempat yang akan dihuni orang yang meninggal sampai hari Kiamat. Setelah itu manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar menunggu hari untuk dihisab amal baik dan buruknya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَرَأَ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ

Sungguh kalian akan dibangkitkan dalam keadaan tidak mengenakan sandal, telanjang dan masih belum dikhitan.  Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah : “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya”. (Q.S al Anbiya’ 104)]. H.R  Imam Bukhari.

Oleh karena itu maka seorang beriman akan berhati hati tentang ungkapan atau syubhat yang disebutkan sebagian orang ketika ada yang meninggal. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.383).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar