Minggu, 28 Februari 2016

TIDAK BERUNTUNG ORANG YANG MENGABAIKAN DZIKIR



TIDAK AKAN BERUNTUNG ORANG
 YANG MENGABAIKAN DZIKIR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu kewajiban yang penting dan tidak boleh diabaikan sedikitpun oleh seorang hamba adalah untuk selalu berdzikir, mengingat Allah Ta’ala  pada semua waktu, keadaannya dan dengan cara cara yang telah diajarkan oleh Rasul-Nya. Bahkan Allah Ta’ala telah memberikan perintah yang sangat jelas agar kita banyak berdzikir kepada-Nya. 

Allah berfirman : “Fadzkuruu nii adzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun”. Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Q.S al Baqarah 152)

Syaikh as Sa’di berkata : (Ayat ini menjelaskan tentang) : Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk mengingat-Nya dan menjanjikan baginya sebaik baik balasan yaitu bahwa Allah akan mengingatnya pula yaitu bagi orang yang mengingat-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu dzkurullaha dzikran katsiiraa”. Wa sabbihuuhu bukratan wa ashiilaa”. Wahai orang orang beriman !. Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41- 42).

Jadi karena berdzikir itu adalah sesuatu yang diwajibkan maka  tidaklah akan pernah beruntung seorang hamba yang melalaikan dirinya untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala, bahkan akan mendatangkan mudharat diantaranya  adalah :

Pertama  : Mendatangkan penyesalan.
Penyesalan pastilah akan mendatangi orang orang melalaikan berdzikir kepada Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda sabda beliau.

(1) Rasulullah bersabda : “Apabila suatu kaum duduk di majlis lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam, pastilah ia menjadi kekurang dan penyesalan mereka. Maka jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa mereka dan jika menghendaki Dia akan mengampuni mereka. (H.R at Tirmidzi, dari Abu Hurairah).

(2) Rasulullah bersabda : “Setiap kaum yang bangkit dari suatu majlis yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya maka selesainya majlis itu seperti bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di Hari Kiamat).”  H.R Abu Dawud, Imam Ahmad dan al Hakim. 

Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani menjelaskan : Hadits hadits ini menunjukkan wajibnya berdzikir kepada Allah Ta’ala dan bershalawat kepada Rasulullah dalam setiap majlis karena dalam hadits tersebut ada kalimat (1) Jika Allah menghendaki Allah akan siksa dan jika Allah menghendaki Dia akan ampuni mereka. (2) Mereka bangkit seperti bangkai keledai, hal ini menunjukkan tentang buruknya perbuatan mereka. (3) Orang yang tidak berdzikir akan menyesal pada hari Kiamat.    
                   
Kedua :  Mendapat kerugian.
Sangatlah merugi orang orang yang melalaikan berdzikirkepada Allah. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu laa tuhikum amwaalukum wa laa aulaadukum ‘an dzikrillahi, wa man yaf’ala dzaalika fa ulaa-ika humul khaasiruun”.  Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang rugi. (Q.S al Munaafiquun 9)

Rasulullah bersabda :  “Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah didalamnya, pastilah dia mendapatkan kerugian dari Allah. Dan barang siapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah pastilah mendapat kerugian dari Allah. (H.R Abu Dawud, dari Abu Hurairah).

Ketiga : Disebut sebagai orang yang lalai.
Allah Ta’ala berfirman : “Wadzkur rabbaka fii nafsika tadharru’an wa khiifatan wa duunal jahri minal qauli bil ghuduwwi wal ashaali wal takun minal ghaafiliin. Dan sebutlah (Nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya) serta tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai. (Q.S al A’raaf 205).

Syaikh as Sa’di berkata : (Firman-Nya : Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai). Yaitu orang orang yang melupakan Allah lalu Allah menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itu (yang lalai dari mengingat Allah) adalah orang orang yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Mereka berpaling dari Dzat di mana kebahagiaan dan keberuntungan didapat dengan mengingat-Nya dan beribadah kepada-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Keempat : Seperti perbedaan orang mati dan orang hidup.
Rasulullah bersabda : “Matsalul ladzii yadzkuru rabbahu walladzii laa yadzkuru rabbahu matsalul haiyi wal maiyit”. Perumpamaan orang yang berdzikir (ingat) kepada Rabb-Nya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.  (H.R Imam Bukhari).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, dengan lafaz dari riwayat Imam Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “Matsalul baitil ladzii yudzkarullahu fiihi wal baitil ladzii laa yudzkarullahu fiihi matsalul haiyi wal maiyit”. Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir kepada Allah, laksana orang hidup dengan orang mati.

Begitulah Rasulullah memberi perumpamaan, betapa jauhnya beda  orang yang berdzikir dengan yang tidak berdzikir yaitu seperti orang hidup dengan orang mati.

Kelima : Melupakan diri sendiri.
Diantara mudharat yang akan mendatangi orang yang mengabaikan dzikir adalah dia akan melupakan dirinya sendiri. Allah berfirman : “Walaa takuunuu kalladziina nasullaha fa ansaahum anfusahum, ulaa-ika humul faasiquun” . Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang orang yang fasik. (Q.S al Hasyr 19).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah pun menjadikan kalian lupa berbuat untuk kepentingan kalian sendiri yang bermanfaat bagi kalian di akhirat kelak karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Adalah benar benar terhalang dari rahmat Allah jika ada orang yang melalaikan hal ini dan menyerupai orang orang yang melalaikan llah Ta’ala. Mereka lalai untuk berdzikir, mengingat Allah, tidak menunaikan hak hak Allah dan hanya menuruti bagian serta kemauan diri sendiri. Mereka tidak akan berhasil dan tidak akan mendapatkan selamanya.

Sebaliknya, Allah membuat mereka lalai pada kepentingan diri sendiri serta membuat mereka lalai pada manfaat manfaatnya sehingga urusan mereka menjadi sia sia dan merugi di dua alam, dunia dan akhirat. Mereka juga benar benar tertipu yang tidak mungkin lagi bisa ditanggulangi dan ditutupi kerugiannya (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Itulah sebagian mudharat atau kerugian yang akan mendatangi orang orang yang mengabaikan dzikir kepada Allah Ta’ala. Na’udzubillahi min dzaalik.

Wallahu A’lam. (588)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar