Jumat, 19 Februari 2016

KEWAJIBAN MENSYUKURI NIKMAT ALLAH



KEWAJIBAN MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Nikmat Allah sangatlah banyak.
Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada manusia. Begitu banyaknya nikmat itu baik jenis maupun jumlahnya maka tidak akan pernah ada  manusia yang  mampu menghitungnya.

Allah berfirman : Wain ta’uddu ni’matallahi laa tuhsuuhaa, innal insaana lazhaluumun kaffar” Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).   Q.S Ibrahim 34.

Perintah bersyukur dan keutamaannya.
Oleh karena itu seorang hamba wajiblah bersyukur atas semua nikmat itu. Jika tidak mau bersyukur maka Allah Ta’ala memberikan ancaman yang sangat keras dan bagi yang bersyukur pastilah Allah akan menambah nikmat itu. Allah berfirman : “Waidz ta-adzana rabbukum la-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna ‘adzaabii la syadiid”. Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat. (Q.S Ibrahim 7)

Selain itu, tatkala seorang hamba   bersyukur, maka kebaikannya adalah untuk dirinya, bukan untuk kebaikan Allah. Sungguh seberapa banyakpun syukurnya seorang hamba tidak akan menambah kebesaran dan kekuasaan Allah. Begitu juga kufurnya seorang hamba tidaklah akan mengurangi kebesaran dan kekuasaan Allah sedikitpun. 

Allah berfirman : “Waman syakara fainnamaa yasykuruu linafsi. Waman kafara fainna rabbi ghaniiyun kariim” Dan barangsiapa  bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar (tidak mau bersyukur), maka sesungguhnya Rabbku Mahakaya lagi Mahamulia (Q.S an Naml 40). 

Imam Ibnu Mas’ud berkata : “Adapun manfaat bersyukur adalah untuk mempertahankan nikmat yang telah ada dan untuk mendapatkan tambahannya.” Maksudnya adalah jika kita bersyukur maka nikmat yang telah ada pada kita tidak akan diambil. Kalaupun diambil akan diberikan ganti yang lebih baik. Dan nikmat yang baru sebagai tambahan akan diberikan pula, baik  jenis dan jumlahnya secara fisik   ataupun berkahnya yang akan ditambah.

Didalam al Qur-an sangatlah banyak perintah untuk bersyukur kepada-Nya, diantaranya, Allah Ta’ala berfirman : “Fa kuluu mimma razaqakumullahu halaalan thaiyiban, wasykuruu ni’matallahi inkuntum iyyaahu ta’buduun”. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (Q.S an Nahl 114)

Allah Ta’ala berfirman : “Kuluu min rizqi rabbikum wasykurullah”. Makanlah olehmu rezki yang (dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Q.S Saba’ 15). 

Ketahuilah bahwa Allah ridha kepada orang orang yang bersyukur. Allah berfirman : “Wain tasykuruu yardhahu lakum”. Dan jika kamu bersyukur Dia (Allah) meridhai kesyukuranmu (Q.S az Zumar 7).

Ternyata  sangat sedikit manusia yang bersyukur.
Dengan begitu banyaknya nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia,  ternyata sedikit sekali dari hamba hamba-Nya yang bersyukur. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat al Qur-an, diantaranya.

Pertama : Allah berfirman : “Wa laqad makkannaa kum fil ardhi wa ja’alnaa lakum fiihaa ma’aabits. Qaliilan maa tasykuruun”. Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan disana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikir sekali kamu bersyukur.  (Q.S al A’raf 10). 

Kedua : Allah berfirman : “Innallaha ladzuu fadhlin ‘alan naasi wa lakin aktsaran naasi laa yasykuruun”. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.(Q.S al Baqarah 243).

Ketiga : “Wa huwal ladzii ansya-alakumus sam’a wal abshaara wal af-idatun, qaliilan maa tasykuruuun”. Dan Diala yang telah menciptakan bagimu pendengaran,penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.   (Q.S al Mu’minun 78). 

Bagaimana cara kita bersyukur
Diantara cara bersyukur adalah dengan tiga bentuk yang tergabung tidak terpisah. Tidaklah menjadi sempurna syukur seorang hamba kalau tidak melakukan ketiganya, yaitu :

Pertama : Bersyukur dengan hati.
 Yaitu dengan mengetahui dan menetapkan bahwa semua nikmat itu dari Allah semata. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya. Jadi kewajiban hamba adalah menyandarkan bahwa semua nikmat adalah dari Allah dan ini harus diyakini seyakin yakinnya.

Sungguh tidak ada pemberi nikmat  kecuali  Allah Ta’ala saja. Allah berfirman : “Wamaa bikum min ni’matin fa minallahi” Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53)

Kedua : Bersyukur dengan  lisan.
 Yaitu dengan memuji Allah Ta’ala antara lain dengan banyak membaca hamdalah. Bisa pula dengan menyebut nyebut nikmat Allah yang diperoleh yaitu dalam rangka bersyukur bukan dalam rangka berbangga diri dengan nikmat itu.
Allah berfirman : “Wa ammaa bi ni’mati rabbika fahaddits. Dan terhadap nikmat Rabb-mu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur) Q.S ad Duhaa 11.

Ketiga : Bersyukur dengan anggota badan.
Yaitu dengan menggunakan anggota badan ini untuk mentaati  dan mendekatkan diri kepada-Nya. Seorang hamba yang banyak beribadah adalah bagian dari rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala. 

Ketahuilah bahwa tatkala Rasulullah shalat malam sampai telapak kaki beliau bengkak karena lama berdiri, maka ketika beliau ditanya : Mengapa engkau melakukan ini, padahal dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni ?. Beliau menjawab : “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba hamba yang bersyukur. (H.R Imam Muslim). 

Penutup.
Oleh karena itu teruslah berusaha dan berdoalah  kepada Allah Ta’ala agar kita senantiasa menjadi ‘abdan syakuuraa, yaitu hamba yang selalu bersyukur terhadap nikmat nikmat-Nya yang sangat banyak.

Rasulullah bersabda : Wahai Muadz setiap kali engkau selesai shalat jangan lupa membaca : Allahumma a’inniala  dzikrika  wa syukrika wa husniibadatika” Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu ingat kepada Engkau, agar aku selalu bersyukur kepada Engkau dan agar aku beribadah kepada Engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (577)


1 komentar:

  1. maa syaa allaah, baarakallaahu fiik admin yg udah share materi yg menampar ini :")

    BalasHapus