Jumat, 12 Februari 2016

BERSHALAWAT SALAH SATU TANDA MENCINTAI RASULULLAH



BERSHALAWAT SALAH SATU TANDA 
MENCINTAI  RASULULLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago.

Wajib mencintai Rasulullah.
Setiap  muslim  mencintai Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh kecintaan kita kepada Rasulullah adalah bagian yang  berkaitan dengan iman.
Beliau bersabda : “La yu’minu ahadukum hatta akuuna ahabba ilaihi min waalidihi, waladihi wannasi ajma’in. Tidaklah dianggap beriman salah seorang dari kalian sampai diriku lebih dia cintai dari pada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Bahkan cinta kepada beliau haruslah melebihi cinta kita  kepada diri kita sendiri ataupun cinta kita kepada  manusia umumnya.

Seorang sahabat yaitu Abdullah bin Hisyam berkata : Kami mengiringi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu. Kemudian Umar berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.
Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu. Lalu Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sekarang (engkau benar), wahai Umar”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Berdasarkan hadits di atas, maka mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah wajib dan harus didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah, sebab mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah. Mencintai Rasulullah adalah cinta karena Allah

Dari Anas, Rasulullah bersabda :“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (H.R Imam  Bukhari  dan Imam Muslim)

Dari Anas, Rasulullah bersabda :“Tidaklah (sempurna) iman seorang hamba sehingga aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya dan segenap umat manusia”  (H.R Imam Muslim dan  an Nasa’i).

Memang wajiblah kita mencintai beliau melebihi cinta kita kepada semua makhluk termasuk diri kita sendiri. Kenapa, karena tidak ada manusia yang paling tinggi jasanya kepada kaum muslimin selain Rasulullah Salallahu alaihi Wasalam.

Beliau telah mengajarkan Iman dan Islam kepada kita semua. Melalui beliaulah ajaran tentang Iman dan Islam yang mulia ini sampai kepada kita dengan lengkap dan  sempurna untuk menyelamatkan hidup kita di dunia dan di akhirat. Beliau telah mengajarkan kepada kita semua hal tanpa kecuali, yaitu pelajaran yang  mendekatkan kita kepada surga dan menjauhkan dari neraka.

Beliau bersabda : “Ma baqiya syai-un yuqarribu minal jannati wa yubaiyidu minan naar, illa waqad buiyina lakum.” Tidak ada yang mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah aku ajarkan kepada kalian. (H.R Imam ath Thabrani).

Nasehat Syaikh Muhammad at Tamimi tentang mencintai Rasulullah.
Sangatlah banyak cara yang diajarkan Allah dan RasuNya bagaimana  kita mencintai Rasulullah antara lain sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdulwahab at Tamimi, yaitu : (1) Tha’atuhu fima ‘amar-Mentaati apa yang diperintahkan beliau. (2) Wa tashdiqu fima akhbar-Membenarkan berita yang dibawa beliau. (3) Wajtinaabu maa anhu naha wa zajar-Menjauhi segala apa yang dilarang beliau. (4) Wa an laa yu’badalahu illa bimaa syara’a-Beribadah dengan cara yang diajarkan beliau. (Kitab Ushul Tsalatsah).

Allah memerintahkan orang beriman untuk bershalawat.
Sungguh shalawat kepada Rasulullah adalah juga  merupakan ibadah mulia karena bershalawat itu disyariatkan. Allah Ta’ala memerintahkan orang orang yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi. Bahkan Allah dan para malaikat-Nya juga bershalawat kepada Rasulullah. Allah berfirman : “Innallah wal malaaikatahuu yushalluuna ‘alannabiyi. Ya aiyuhalladzina aamanuu shallu ‘alaihi wa sallimuu  tasliimaa”  Sesungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya. (Q.S al Ahzaab 56).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam Kitab Tafsirnya tentang maksud ayat ini adalah bahwa : Allah Ta’ala memberitahu para hamba-Nya akan kedudukan Rasulullah di sisinya dan dihadapan para malaikat. Dimana Allah memuji beliau dihadapan malaikat. Begitu pula para malaikat bershalawat kepada beliau. Lalu Allah Ta’ala memerintahkan kepada para penghuni bumi untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau agar berpadu pujian penghuni langit dan para penghuni bumi semuanya untuk beliau”.

Bershalawat tanda mencintai Rasul dan memiliki keutamaan yang banyak.
Sungguh bershalawat akan   mendatangkan banyak manfaat. Sangatlah merugi seorang hamba yang melalaikan amalan ini dalam hidupnya. Bershalawat adalah juga merupakan salah satu tanda bahwa seorang hamba mencintai Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Diantara manfaat bershalawat adalah :

Pertama : Shalawat mendatangkan pahala berlipat ganda.
 Salah satu keutamaan yang akan diperoleh seorang hamba yang banyak bershalawat kepada Rasulullah adalah memperoleh pahala yang berlipat ganda beserta rahmat-Nya.
Rasulullah bersabda : “Shalluu ‘alaiya, fa innahu man shalla ‘alaiya shalaatan, shalallahu ‘alaihi bihaa ‘asyran”. Bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. (H.R Imam Muslim).

Syaikh  Mubarakfury berkata : Bahwa maksud dari shalawat Allah untuk para hamba-Nya bahwa Allah Ta’ala akan merahmatinya dan melipatgandakan pahala.
Kedua : Shalawat menghapus banyak dosa dan meninggikan derajat 

Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda : “Man shalla ‘alaiya shalaatan waahidatan, shalallahu ‘alaihi ‘ashra shalawaatin, wa huththat ‘anhu ‘asyru khathi-aatin, wa rufi’at lahu ‘asyru darajaatin”. Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali, akan dihapuskan sepuluh dosanya dan akan diangkat derajatnya sepuluh tingkatan. (H.R an Nasa’i).  

Jadi saudaraku, dengan amalan yang (kelihatan) ringan seorang hamba bisa mengurangi beban dosanya bahkan meninggikan derajatnya di surga kelak.   
    
Ketiga : Shalawat salah satu sebab diijabahnya doa.
Rasulullah pernah mendengar seorang laki laki berdoa dalam shalatnya, namun tidak mengagungkan Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi. Rasulullah bersabda : “Orang ini terburu buru”.

Kemudian Rasulullah memanggilnya dan bersabda :  “Idza shalla ahadukum falyabda’ bitahmiidi rabbihi’azza wajalla, watstsanaa-i ‘alaihi, tsummal yushalli ‘alan nabiyi shalallahu ‘alaihi wasallama, tsummal yad’u ba’du bimaa syaa-a.” Jika salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah ia memulainya dengan mengucapkan hamdalah serta puja dan puji kepada Allah, lalu bershalawat kepada Nabi, barulah setelah itu ia berdoa meminta apa yang ia inginkan  (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan an Nasa’i, dari Fudhalah bin ‘Ubaid).

Seorang hamba janganlah menghalangi terkabul doanya dengan tidak membaca shalawat sebelum berdoa. Rasulullah bersabda : “Kullu du’aa-in mahjuubun hatta yushalli ‘alan nabiyi shalallahu ‘alaihi wasallam.” Semua doa terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam. (H.R ad Dailami, ath Thabrani dan al Baihaqi) 
    
Diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi bahwa Umar bin Khaththab berkata : Sesungguhnya doa itu akan tertahan di antara langit dan bumi. Tidak diangkat hingga engkau bershalawat kepada Nabimu.

Imam al Munawi, dalam Faidhul Qadir berkata : “Jadi setiap doa yang dipanjatkan seorang hamba tidak akan diangkat ke hadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala sampai disertai dengan shalawat. Sebab shalawat merupakan pengantar terkabulnya suatu doa.

Keempat : Shalawat salah satu sebab diperolehnya syafaat Rasulullah.
Pada hari Kiamat kelak Rasulullah akan mememberikan syafaat atau petolongan kepada setiap muslim yang banyak bershalawat kepadanya ketika di dunia. 

Dari Abdullah bin Amr bahwa dia mendengar Nabi bersabda : “Jika kalian mendengar muadzin maka tirukanlah ucapannya, kemudian bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu mintakanlah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuah tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan  melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barangsiapa memohonkan untukku wasilah maka ia akan mendapat syafaat” (H.R Imam Muslim).  

Kelima : Shalawat mendekatkan  seorang hamba dengan Nabi-nya di hari Kiamat.
Ini adalah salah satu berita gembira dan keutamaan yang sangat penting dan  akan didapat oleh seorang hamba yang banyak bershalawat kepada Nabi yaitu memperoleh tempat yang  dekat dengan Rasulullah. Kita mengetahui bahwa Rasulullah akan mendapat yang paling tinggi di akhirat kelak. Oleh karena itu orang orang yang dekat dengan Rasulullah tentulah insya Allah akan berada ditempat yang tinggi pula di khirat.  

Rasulullah  shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku” (H.R at-Tirmidzi,  dihasankan oleh Syaikh al-Albani).

Ikhlas dan ittiba’ dalam shalawat.
Tidaklah ada khilaf atau perbedaan pendapat diantara ulama bahwa ibadah memiliki dua syarat supaya diterima Allah dan bermanfaat bagi yang melakukannya yaitu (1) Dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan (2) Ittiba’ yaitu sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah.

Bershalawat kepada Nabi adalah sesuatu yang disyariat sehingga memiliki  nilai ibadah dan berpahala disisi Allah Ta’ala bagi yang mengamalkannya. Oleh karena itu shalawat harus dilakukan dengan dua syarat tadi yaitu ikhlas dan ittiba’. Jadi, setiap shalawat yang kita baca haruslah :

Pertama : Tidak mengharapkan dari amalan tersebut kecuali ridha Allah Ta’ala dan berharap pahala dari-Nya. 

Kedua : Ittiba’ dalam shalawat yaitu : (1) Mencontoh atau mengikuti redaksi shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah sehingga tidak sampai berlebih lebihan atau ghuluw. (2)  Tidak membuat redaksi shalawat sendiri karena Rasulullah telah mengajarkan bagaimana cara bershalawat kepada beliau. (3) Bershalawat pada moment atau waktu waktu yang diajarkan dan dicontohkan beliau.   

Oleh karena itu mari kita lazimkan diri kita untuk banyak bershalawat kepada Rasulullah sebagai salah satu bukti cinta kita kepada beliau Salallahu ‘Alaihi Wasallam dan juga untuk meraih manfaat yang banyak dari shalawat yang kita baca setiap saat. Wasallam.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (570)



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar