Jumat, 12 Februari 2016

MALU KEPADA ALLAH MENDATANGKAN KEBAIKAN



MALU KEPADA ALLAH MENDATANGKAN KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seorang muslim telah menanam sikap yang penting  dalam dirinya jika dia mengetahui dengan benar bahwa : (1) Allah mendengar setiap ucapannya (2) Allah melihat setiap amalnya (3) Allah mengetahui segala perkara, baik tersembunyi maupun yang nyata (4) Allah selalu mengawasinya (5) Allah mengetahui seluruh keadaannya dan mengawasi setiap apa yang dilakukannya.

Oleh karena itu ia akan merasa malu jika Allah melihatnya mengucapkan kata kata yang buruk, melakukan perbuatan buruk apalagi melakukan kerusakan di  bumi Allah. Dan rasa malu ini, karena sudah tertanam dalam dirinya, maka akan  selalu ada pada setiap keadaannya. Tidak pernah terlepas dari dirinya.

Setiap saat ketika akan melakukan kemaksiatan maka rasa malu yang telah tertanam ini akan menghalanginya. Begitu pula setiap saat ketika  lalai melakukan kebaikan maka rasa malu ini akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan karena Allah.

Seorang hamba yang telah memiliki rasa malu dalam dirinya maka seandainya dia jauh dari pandangan manusia atau dalam kesendiriannya maka ia tetap merasa (ilmu) Allah ada bersamanya. Ini semua akan mendatangkan manfaat dan kebaikan yang banyak  baginya. Diantara pengaruh yang besar dan kebaikan yang akan didapat seorang hamba   dari rasa malu ini adalah :

Pertama : Seorang hamba yang memilki rasa malu maka dia akan bersegera melakukan ketaatan dan dan menjauhkan maksiat. Dia  malu karena dia tahu bahwa sungguh Allah Ta’ala senantiasa melihatnya dalam semua keadaan.

Kedua : Seorang hamba yang memiliki rasa malu juga mengetahui bahwa balasan itu adalah sesuai dengan amal atau perbuatan. Barang siapa malu kepada Allah untuk berbuat maksiat maka Allah Ta’ala akan malu mengadzabnya pada hari Kiamat.  
    
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tentang tiga orang yang berada dalam sebuah majlis ilmu. “Adapun salah seorang dari mereka kembali kepada Allah Ta’ala, maka Allahpun menyambutnya. Seorang yang lain malu kepada Allah maka Allahpun malu kepadanya. Seorang yang lain lagi berpaling maka Allahpun berpaling darinya”.

Ketiga : Diantara manfaat lain adalah bahwa jika seseorang membiasakan diri menjaga rasa malu kepada Allah Ta’ala maka rasa malu itu akan menghalanginya untuk melakukan perbuatan buruk. Pada gilirannya rasa malu itu akan menjadi kebiasaan, tabiat dan perangainya sehingga menjadikannya juga malu kepada manusia dan akhirnya mencegah dirinya  melakukan perbuatan buruk terhadap sesama.

Sebagai penutup ada baiknya dinukilkan disini sebuah hadits yang menjelaskan bahwa malu itu adalah bagian dari iman seorang hamba. Rasulullah bersabda : “Al iimaanu bidh’un wa sab’uuna syu’batan, wal hayaa-u syu’batun minal iimaan”. Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang dan malu adalah cabang dari iman. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Oleh karena itu maka sangatlah baik jika seorang muslim selalu menjaga rasa malunya kepada Allah Ta’ala sehinggga bermanfaat bagi duania dan akhiratnya. (Dalam menyusun tulisan ini kami banyak mengambil manfaat dari Kitab Ensiklopedi Adab Islam, Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada).

Wallahu A’lam. (569).     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar