Minggu, 28 Februari 2016

ORANG HASAD TIDAK BISA BAHAGIA



ORANG YANG HASAD TIDAK BISA BAHAGIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hasad adalah sebuah penyakit  buruk dan berbahaya yang berada dalam diri manusia. Penyakit ini bisa datang kapan saja dan mampu  menyerang siapa saja. Orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi atau tidak. Pengemis juga bisa dihinggapi penyakit ini. Dan  ustadz atau kiyai pun mungkin juga bisa terkena virus hasad ini. Tinggal menghitung stadiumnya saja. Ada yang parah dan ada pula  yang tidak parah.

Rasulullah telah mengingatkan bahwa tidak ada kebaikan dalam hasad. Beliau bersabda : “Laa yazalun naasu bikhairin maa lam yatahaasaduu” Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki. (H.R Imam ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani) 

Penyakit ini terutama sekali akan membuat diri seseorang tidak bisa memperoleh perasaan gembira dan berbahagia. Kenapa bisa begitu. Iya, karena hasad atau dengki adalah perasaan tidak suka atau perasaan benci yang ada dalam diri seseorang  bila melihat orang lain diberi nikmat oleh Allah.  

Sungguh, orang yang hasad atau dengki kepada saudaranya, hakikatnya adalah seorang yang protes atau tidak suka kepada ketetapan Allah Ta’ala. Seolah olah dia mengatakan : Wahai Rabbku mengapa Engkau berikan nikmat  kedudukan dan harta itu kepada si Fulan. sedangkan Engkau tidak memberikannya kepadaku. Padahal aku juga sangat menginginkan bahkan yang lebih dari itu. Kalau bisa kenikmatan yang ada pada si Fulan itu diambil saja ya Rabb. 

Abdullah bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi nikmat-nikmat Allah. Lalu ada yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat nikmat Allah. Beliau menjawab : Yaitu orang orang yang dengki atas nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada sebagian manusia.

Imam Abu Laits al Samarqandi berkata : Orang hasad akan tertimpa lima bencana yakni : (1) Jiwanya gundah terus yaitu tidak berbahagia. (2) Terkena musibah tidak dapat pahala (3) Melakukan jerih payah tapi tidak terpuji (4) Tidak menerima ketetapan Allah dan (5) Pintu taufik tertutup baginya. 

Oleh karena demikian maka jelas seorang yang suka hasad atau dengki akan didatangi oleh banyak keburukan. Dia tidak akan bisa mencapai kebahagiaan. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut.

Si Fulan A dan Fulan B bekerja pada satu perusahaan yang sama. Kadarullah si Fulan B cepat naik jabatan dan gajinya juga bertambah.  Si Fulan A merasa sangat hasad atau dengki. Lalu suatu waktu ternyata si Fulan B melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.

Pertama : Dengan kejadian itu maka si Fulan A yang hasad ini berharap agar Fulan B diskor dari pekerjaan. Tapi ternyata hanya diberi peringatan. Maka si Fulan A yang hasad ini merasa tidak berbahagia.

Kedua : Andaikata si Fulan B diskors satu bulan, maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena keinginannya si Fulan B itu dipecat dari pekerjaan.

Ketiga : Andaikata si Fulan B dipecat maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena keinginannya si Fulan B itu diproses oleh penegak hukum.

Keempat : Andaikata si Fulan B diproses oleh penegak hukum maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena keinginannya si Fulan B itu dipenjara.

Kelima : Andaikata si Fulan B di penjara 2 tahun maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak merasa berbahagia karena kenapa tidak dipenjara 5 tahun.

Keenam : Andaikata si Fulan B dipenjara 5 tahun maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak merasa berbahagia karena kenapa tidak dikirim ke penjara Nusakambangan.
Nah begitulah seterusnya sehingga si Fulan A yang hasad ini tidak pernah memperoleh kebahagiaan meskipun orang didengkinya sudah mendapat hukuman.  

Kalau begitu bagaimana orang hasad  bisa berbahagia. Ada satu jalan yang sangat baik yaitu : Tinggalkan sekarang juga  semua perasaan hasad, dengki dan iri hati kepada siapapun dan tetap berserah diri kepada Allah Ta’ala.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (587)      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar