Senin, 15 Februari 2016

BERDZIKIR PADA SETIAP WAKTU DAN KEADAAN



BERDZIKIR PADA SETIAP WAKTU DAN KEADAAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh berdzikir kepada Allah Ta’ala adalah untuk membersihkan hati dari berbagai kelalaian dan  kealpaan. Dengan dzikir hati menjadi tenteram dan juga menjadi obat bagi hati yang sedang sakit.

Suatu waktu ada yang mengadu kepada Imam Hasan al Bashri : Wahai Abu Sa’id (kun-yah Imam Hasan al Bashri) Hatiku keras, bagaimana obatnya ? Beliau menjawab obatlah dengan dzikir kepada Allah.

Umar bin Khaththab berkata : Wajib bagi kalian berdzikir kepada Allah karena yang demikian merupakan obatnya hati. Jauhilah menyebut aib manusia karena hal itu merupakan penyakit hati.   

Allah Ta’ala berfirman : “Aladzina aamanuu wa tathma-innu quluu buhum bi dzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathma-iinul quluub” (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Kapan harus berdzikir atau mengingat Allah. ? Ketahuilah bahwa berdzikir harus dilakukan pada setiap keadaan yaitu berdiri, duduk dan berbaring jadi terus menerus. Bahkan Allah menjadikan berdzikir sebagai salah satu tanda orang yang berakal.

Allah berfirman : “Alladziina yadzkuruunallaha  qiyaman wa qu-‘uudan wa ‘ala junubihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi” (Orang yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191)

Dan juga merupakan kewajiban seorang hamba untuk berdzikir dalam berbagai keadaan. Apakah pada saat lagi mendapat nikmat yang banyak, lagi kehilangan sebagian nikmat, lagi senang dan lagi susah. 

Berdzikir pada saat kehilangan sebagian nikmat atau lagi susah ini nampaknya lebih mudah dilakukan. Cuma berdzikir pada saat lapang, pada saat nikmat Allah mengalir terus maka sebagian  manusia agak sulit melakukannya. 

Rasulullah bersabda : “Ihfazhzhillaha yahfazhka, Ihfazhzhillaha tajidhu tujaahaka, ta’arraf ilallahi fir rakhaa-i ya’rifka fisy syiddah”. Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya berada dihadapanmu. Ingatlah kepada Allah pada saat senang, niscaya Dia akan mengingatmu pada saat susah. (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi dari Ibnu Abbas dengan beberapa jalan).

Dalam hal ini sangatlah baik kalau kita belajar dari kisah Nabi Yunus. Pada saat Nabi Yunus diterjunkan kelaut maka dia ditelan ikan yang besar. Dia berada dalam kegelapan yang amat sangat. Sebagian ulama tafsir menyebutkan  bahwa Nabi Yunus berada dalam tiga (lapis) kegelapan yaitu kegelapan karena berada dalam perut ikan, kegelapan lautan dan kegelapan malam. 

Allah berfirman : “Maka dia menyeru dalam keadaan sangat gelap : Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang orang yang zhalim. Maka Kami perkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan”. (Q.S al Anbiya’ 87-88).

Allah berfirman : “Fa laulaa annahuu kaana minal musabbihiin. Lalabitsa fii bathnihii ilaa yaumi yub’atsuun”. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah. Niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit. (Q.S ash Shaffat 143-144)

Nabi Yunus diselamatkan karena pada saat belum kesulitan dia banyak mengingat Allah dan juga pada saat kesulitan dia banyak berdzikir  maka Allah Ta’ala memperkenankan doanya  dan menyelamatkannya dari kedukaan. Wallahu A’lam.

Oleh karena itu maka sangatlah baik jika seorang hamba selalu berdzikir pada setiap waktu dan setiap keadaan. Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanudzkurullaha dzikran katsiiraa. Wa shabbihu-hu bukratan wa-ashiilaa”. Wahai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41-42)  
    
Kita bermohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk banyak berdzikir. “Allahumma a’inniala  dzikrika  wa syukrika wa husniibadatika” Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu berdzikir kepada Engkau, agar aku selalu bersyukur kepada Engkau dan agar aku beribadah kepada Engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (572)
  





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar