Kamis, 25 Februari 2016

MAKAN YANG HARAM PENGHALANG TERKABULNYA DOA



MAKAN YANG HARAM PENGHALANG TERKABUL DOA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Untuk kemashlahatan bagi manusia maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada mereka untuk makan makanan yang halal dan melarang makan makanan yang berasal dari harta haram.
Allah berfirman : Yaa aiyuhan naasu kuluu mimmaa fil ardhi halaalan taiyibaan”. Wahai manusia !. Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi. (Q.S al Baqarah 168)

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini dihadapkan kepada seluruh manusia baik yang mukmin maupun yang kafir. Allah telah memberikan karunia kepada mereka dengan memerintahkan kepada mereka untuk makan dari seluruh yang ada di bumi seperti biji bijian, hasil tanaman, buah buahan dan hewan dalam keadaan “yang halal” yaitu yang telah dihalalkan buat kalan untuk dimakan, yang bukan dari rampasan maupun curian. Bukan pula diperoleh dari hasil muamalah yang diharamkan atau dalam bentuk yang diharamkan ataupun yang membawa kepada keharaman. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Allah berfirman : “Yaa aiyuhar rusulu kuluu minath thaiyibaati wa’maluu shaalihan, innii bimaa ta’maluuna ‘aliim”. Wahai para rasul !. Makanlah dari (makanan) yang baik baik dan kerjakanlah amal shalih. Sungguh Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Mu’minuun 51).

Ustadz DR Erwandi Tarmizi MA, berkata : Dalam ayat diatas secara khusus Allah memerintahkan para Rasul-Nya agar hanya memakan makanan yang didapatkan secara halal, lalu Allah memerintahkan mereka untuk beramal shalih.

Hal ini mengisyaratkan bahwa sangat erat hubungan antara mengkonsumsi makanan yang halal dengan amal shalih. Maka janganlah diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal amal shalih bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yang haram. (Kitab Harta Haram Muamalat Kontemporer).

Ketahuilah bahwa sangatlah banyak mudharat yang akan di tanggung oleh seseorang yang memakan makan yang berasal dari harta haram. Satu diantaranya adalah sebagaimana diceritakan oleh Nabi tentang seseorang yang bagaimana mungkin doanya dikabulkan sementara makanannya dan yang lainnya berasal dari  sesuatu yang haram. 
 
Rasulullah bersabda : “…Tsumma dzakarar rajula yuthiilus safara asy’asy aghbara, yamuddu yadaihi ilas samaa-i : ya rabbi, ya rabbi ! wa math’amuhu haraamun, wa masyrabuhu haraamun, wa malbasuhu haraamun, wa ghudziya bil haraami, fa anna yustajaabulahu”  …. Kemudian Rasulullah menceritakan seorang laki laki berdoa, yang telah melaksanakan perjalanan jauh yang rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit, Ya Rabbku, ya Rabbku. Sementara itu makanannya haram, pakaiannya haram, minumannya haram, dan tumbuh dari hal hal yang haram, lantas bagaimana mungkin akan diterima doanya. (H.R Imam Muslim). 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Nabi menganggap mustahil bahwa orang yang seperti ini doanya akan dikabulkan padahal dia telah melakukan sebab sebab dikabulkannya doa dan pantas untuk dikabulkan. Akan tetapi tatkala dia memakan yang haram jadilah doanya amat jauh untuk diterima oleh Allah Ta’ala. Kita memohon kepada-Nya keselamatan. (Syarah Raiyadush Shalihin). 

Orang yang berdoa ini sebenarnya punya potensi untuk dikabulkan doanya karena berapa hal :
(1)  Dia dalam bersafar dan orang yang bersafar tidak ditolak doanya yaitu sebagaimana disebutkan dalam salah satu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi, tentang tiga doa yang tidak ditolak, salah satunya adalah doa musafir
(2) Dia telah melakukan etika yang baik dalam berdoa yaitu mengangkat tangannya ke langit. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani disebut bahwa Allah malu terhadap hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta kepada-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong.
(3) Dia telah menyebut dan meminta kepada Allah dengan menyebut nama Allah yang Maha Agung : ya Rabbku ya Rabbku, maka apa yang dia minta akan diberi.  Dari Anas bin Malik, Nabi  memasuki masjid, sementara itu ada seorang sahabat yang telah selesai menunaikan shalat dan ia tengah berdoa. Dalam doanya, ia berkata: “Ya Allah, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau, Engkau Maha Memberi karunia, Pencipta langit dan bumi, Pemilik keagungan dan kemuliaan.”

Lalu  Nabi  bertanya kepada para sahabat “Tahukah kalian dengan apa ia berdoa kepada Allah? Ia telah berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa dengannya niscaya dikabulkan dan jika meminta dengannya niscaya akan diberi.” (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad,  dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Cuma saja, orang yang berdoa tadi sebagaimana dijelaskan Rasulullah bahwa makanan, pakaian dan minumannya haram sehingga Rasulullah mengatakan : Bagaimana mungkin akan diterima doanya.

Oleh karena itu seorang hamba yang ingin doanya dikabulkan hendaklah menjauhi makanan, minuman, pakayan dan yang lainnya berasal dari harta yang haram.
Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (586)
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar