Selasa, 23 Juni 2020

DATANG KETENANGAN HATI DENGAN MENGINGAT ALLAH


DATANG KETENANGAN HATI DENGAN MENGINGAT ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Berbagai cara   diupayakan manusia agar memperoleh ketenangan dan ketentaraman hati. Ada yang mencarinya dengan hiburan, rekreasi, berbagai permainan meskipun membutuhkan waktu dan mengeluarkan  uang yang banyak. Bahkan ada juga yang  sampai menggunakan obat obatan yang bisa membahayakan dirinya, apalagi jika kelebihan dosis.
Yang lebih berbahaya lagi adalah mencari ketentraman hati dengan mendatangi (orang pintar ?) atau dukun lalu dikalungi jimat.  Ini  bisa jatuh kepada kesyirikan. Na’udzubillahi min dzaalik.

Tapi ternyata berbagai cara yang telah mereka lakukan itu belum mendatangkan ketentraman atau ketenangan hati yang mereka cari. Kalaupun mereka mendapatkannya itupun sangat sementara dan bisa dikatakan semu bahkan fatamorgana.  

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan hanya ada satu cara untuk mendapatkan ketenangan hati yaitu bi dzikrillah, dengan mengingat Allah. Allah Ta’ala telah berfirman : 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Imam Ibnu Katsir berkata : Maksudnya, hati itu menjadi baik. Bersandar kepada Allah Ta’ala dan menjadi tenang ketika INGAT KEPADA-NYA. Dan ridha Allah sebagai Pelindung dan Penolong. (Tafsir Ibnu Katsir)

Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub” hati menjadi tenteram,  adalah hilangnya segala sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan.

Dan firman-Nya : “Alaa bi dzikrillahi tathma-innul quluub” . Maksudnya semestinya dan seyogyanya, kalbu kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingat-Nya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Pencipta kalbu itu, berdekatan dan mengenal-Nya yakni berdasarkan tingkat ma’rifah atau pengenalannya dan kecintaannya kepada Allah. 

Demikian itu merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan bacaan tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan yang lainnya.

Ada yang menafsirkan bahwa dzikrullah maksudnya kitab-Nya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi orang orang yang beriman. Atas dasar ini maka thuma’ninah al qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna makna al Qur an dan hukum hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah memberi nasehat bahwa  : Barangsiapa yang menjaga waktunya dengan berdzikir kepada Allah, membaca al Qur'an, bersahabat dengan orang orang yang baik, dan menjauhkan diri dari persahabatan dengan orang yang lalai dan buruk maka akan memberikan ketenangan hatinya dan melembutkannya. (Majmu’ Fataawa).

Jadi jalan paling utama dan paling bermanfaat bagi hamba hamba Allah untuk mendapatkan ketenangan dan ketentraman hati adalah dengan TERUS MENERUS MENGINGAT ALLAH TA’ALA. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar