Sabtu, 06 Juni 2020

BAHAYA BESAR JIKA RUKU' DAN SUJUD TIDAK SEMPURNA


BAHAYA BESAR JIKA RUKU' DAN SUJUD TAK SEMPURNA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Shalat fardhu lima waktu sehari semalam adalah kewajiban paling pokok yang harus dijaga oleh hamba hamba Allah. Ketahuilah bahwa termasuk menjaga shalat adalah mengamalkan tata caranya  seperti ruku’ dan sujud yang benar. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى

Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat (H.R Imam Bukhari)

Kalau diperhatikan, di zaman ini, ada sebagian saudara saudara kita yang masih saja terburu buru dalam melaksanakan shalat dan biasanya YANG JADI KORBAN ADALAH RUKU’ DAN SUJUDNYA karena tak bisa sempurna. Kita tidak mengetahui kenapa saudara saudara kita itu terburu buru dalam shalatnya. (Mungkin (?) ingin bersegera mengejar aktivitas atau keuntungan dunia yang sudah ada dalam angan angannya.

Ketahuilah bahwa ruku’ dan sujud HARUSLAH SEMPURNA karena dua posisi ini termasuk hal yang wajib tak boleh diabaikan dalam shalat fardhu dan shalat sunnah kecuali dalam shalat jenazah yang memang tak ada ruku’ dan sujudnya.

Sangatlah banyak bahaya, BAHKAN BAHAYA BESAR, yang akan mendatangi orang orang orang yang tak sempurna ruku’ dan sujudnya ketika shalat. Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan umatnya tentang KERUGIAN ATAU BAHAYANYA, dalam sabda beliau :

Pertama : Shalatnya tidak sah dan tidak diterima.

Dalam hal ini akan disebutkan dua hadits yaitu :

(1) Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan tentang seseorang yang shalat selama 60 tahun tapi tak satupun shalatnya diterima. Beliau bersabda    

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ.

Sesungguhnya (ada) seseorang yang shalat selama enam puluh tahun namun tak satu shalat pun diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan  ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud namun tidak menyempurnakan ruku’nya. (H.R al Asbahani, lihat Shahih at Targhib).

(2) Dari Ali bin Syaiban yang mengatakan, kami pernah shalat dibelakang Rasulullah Salallahi ‘alaihi Wasallam, kemudian beliau melirik kepada seseorang yang shalatnya tidak tegak (yaitu tidak lurus tulang punggungnya) dalam ruku’ dan dan sujud. Setelah selesai shalat, Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

يَا مَعْشرَ المُسْلِمِين  لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يُقِمْ صُلْبَهُ فِى الرُّكُوْعِ والسُّجُوْدِ

Wahai kaum muslimin, tidak ada shalat bagi mereka yang tidak menegakkan punggungnya ketika ruku’ dan sujud. (H.R Imam Ahmad dan  Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Kedua : Allah Ta’ala tak mau melihat shalatnya.

Diriwayatkan dari Thalq bin Ali, dia berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لَا يَنْظُرُاللهُ عَزَّوَجَلَّ إِلَى صَلَاةِ عَبْدٍ لَا يُقِيمُ فِيهَا صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوعِهَا وَ سُجُدِه

Allah ‘Azza wa Jalla tidak melihat shalat seorang hamba yang di dalam shalatnya tidak menegakkan tulang punggungnya  di antara ruku’ dan sujudnya. (H.R Imam Ahmad dan yang selainnya).

Nah, jika Allah Ta’ala tak melihat shalat kita karena tak menyempurnakan ruku’ dan sujud, lalu kemana kita memohon pahala.

Ketiga : Masuk kelompok pencuri yang paling buruk.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

 أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِى يَسْرِقُ مِنْ صَلاتِهِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: “لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلاَ سُجُودَهَا

Seburuk buruk pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya. Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari shalat ?. Rasulullah bersabda : Dia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam shahihul Jami’).

Keempat : Tidak berada diatas agama Nabi ketika wafat.

Hal ini dijelaskan dalam satu hadits :

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  رَأَى رَجُلاً لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهُ يَنْقُرُ فِي سُجُوْدِهِ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍٍ يَنْقُرُ صَلاَتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ مَثَلُ الَّذِيْ لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهُ وَيَنْقُرُ فِيْ سُجُوْدِهِ مِثْلُ اْلجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَانِ لاَ يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا

Dari Abu Abdillah al Asy’ari radliyallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku’nya, dan waktu sujud (dilakukan cepat seakan-akan) mematuk dalam keadaan dia shalat. Maka Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu, ia mati di luar agama Muhammad.

Ia sujud seperti burung gagak mematuk makanan. Perumpamaan orang ruku’ tidak sempurna dan sujudnya cepat seperti orang kelaparan makan sebiji atau dua biji kurma yang tidak mengenyangkannya. (H.R Abu Ya’la, al-Baihaqi, at Thabrani, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, dan dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Itulah sebagian bahaya besar yang akan mendatangi orang yang shalat jika tidak menjaga atau menyempurnakan ruku’ dan sujudnya dalam shalat. Wallahu A’lam. (1.998).

  

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar