Rabu, 17 Juni 2020

BANYAK CARA AGAR BISA BANGUN UNTUK SHALAT LAIL


BANYAK CARA AGAR BISA BANGUN UNTUK SHALAT LAIL

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu cara untuk menjadi orang shalih adalah dengan shalat malam karena shalat itu adalah kebiasaan orang orang shalih yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Alla Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Sungguh  merugi orang orang yang melalaikan shalat lail karena shalat lail adalah shalat paling afdhal setelah shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim)

Alhamdulilah, sungguh sangatlah  banyak diantara umat Islam yang ingin melakukan shalat malam. Amat banyak pula diantaranya yang sudah istiqamah atau kontinyu melakukannya. Ada yang baru sekedar ingin tapi belum bisa melaksanakan karena sulit bangun sebelum fajar atau di sepertiga malam terakhir.

Ketahuilah ada banyak   cara yang dapat dilakukan seorang hamba agar senantiasa bisa bangun untuk shalat malam, diantaranya :

Pertama : Berniat sungguh sungguh dan memohon pertolongan Allah Ta’ala.

Ketika seorang hamba berniat sungguh dan memohon pertolongan Allah Ta’ala akan mudah baginya untuk bangun sebelum fajar. Terkadang dengan  menyalakan  alarm belum tentu bisa terbangun untuk shalat. Tetapi  dengan sungguh sungguh memohon pertolongan Allah Ta’ala maka semuanya akan mudah bahkan sangat mudah. Yakinlah.   

Kedua : Berusaha tidur di awal waktu agar cukup istirahat.

Tidur di awal waktu adalah salah satu kebiasaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam jika beliau tidak ada urusan yang penting. Satu hadits  dari Abu Barzah menyebutkan : 

أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

Bahwasanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang bincang sesudahnya (H.R Imam Bukhari dan Muslim).

Ketiga : Mengamalkan adab adab tidur.

Syaikh Abdul Aziz as Syayyid  Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam menjelaskan 37 macam adab tidur. Diantaranya adalah tidur dalam keadaan suci atau berwudhu, memulai tidur dengan miring ke kanan, membaca doa dan dzikir sebelum tidur, membaca beberapa ayat al Qur an seperti al Ikhlas, al Falaq dan an Naas. Juga ayat Kursi dan yang lainnya sebagaimana  yang disyariatkan.

Ketika seseorang memulai tidur dengan mengamalkan adab tidur maka dia bisa tidur dengan nyaman, tak diganggu syaithan. Dengan demikian ringan baginya untuk bangun lebih awal sehingga ada waktu untuk melakukan shalat lail.

Nah, ketika suatu waktu seseorang terlambat tidur, maka dengan mengamalkan adab tidur yang disyariatkan maka tidurnya menjadi berkualitas. Meskipun jam atau lama tidurnya sedikit berkurang dari biasa, dia akan tetap bisa bangun lebih awal. Ketahuilah bahwa hakikat tidur bukan terkait langsung dengan LAMANYA TIDUR tapi lebih ditentukan oleh KUALITAS TIDUR.

Keempat : Menghindari dosa dan maksiat.

Sungguh dosa dan maksiat yang dilakukan seseorang adalah salah satu penghambat dirinya melakukan ketaatan. Oleh karena itu ketika seorang hamba ingin langgeng dalam shalat lailnya maka haruslah dia menjaga diri dari perbuatan dosa, termasuk dosa dosa kecil.  

Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat menyebabkan kehampaan hati dari (beribadah) mengingat Allah Ta’ala. Banyak sekali KETAATAN TERPUTUS KARENA DOSA. Padahal satu ketaatan lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham  : Sungguh, aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku resep obatnya ?. Ibrahim bin Adham, semoga Allah merahmatinya, berkata : Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari. Hal itu (yakni, tidak bermaksiat kepada-Nya di siang hari) akan membangunkan kamu untuk berdiri di hadapan-Nya di malam hari.

Karena sesungguhnya berdirinya kamu di hadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan yang paling agung. Sedangkan pelaku maksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan tersebut. (Muhammad bin Shalih al-Munajjid, Fatawa al Islam Su-al wa Jawab). Sumber al Sofwa Channel.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.009)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar