Minggu, 09 Desember 2018

PERBUATAN JANGAN MENYELISIHI PERKATAAN


PERBUATAN JANGAN MENYELISIHI PERKATAAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Diantara perbuatan tercela dan sangat dilarang  dalam syariat Islam adalah ketika seseorang mengatakan sesuatu tetapi perkataannya  itu menyelisihi apa yang dilakukannya. Dia mengajak orang orang melakukan kebaikan tetapi dia sendiri melalaikan dirinya untuk melakukan kebaikan. Bahkan dia mengajak orang lain untuk menghindar dari keburukan tapi dia sendiri berlaku buruk.

Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat). Tidakkah kamu mengerti ?. (Q.S al Baqarah 44).

Syaikh as  Sa’di  menjelaskan : Ayat dalam surat al Baqarah 44 ini turun, walaupun (ditujukan) kepada  bani Israil, namun bersifat umum kepada setiap orang, karena ini adalah firman Allah. Selanjutnya Syaikh berkata : Barangsiapa yang menyuruh orang lain kepada kebaikan lalu dia tidak melakukannya atau melarang  dari kemungkaran namun dia tidak meninggalkannya maka hal itu menunjukkan tidak ada akal padanya. Dan ini suatu kebodohan. Khususnya bila dia telah mengetahui hal itu dan hujjah benar-benar  telah ditegakkan atasnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Allah Ta’ala berfirman : 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman !.  Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi  Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Q.S ash Shaaf 2-3).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya (ayat ini) mengapa kalian mengatakan kebaikan dan mendorongnya (untuk melakukannya) dan boleh jadi kalian memuji muji kebaikan itu namun tidak kalian lakukan ?. Mengapa kalian melarang keburukan, boleh jadi kalian sucikan diri kalian dari keburukan tersebut namun kalian lakukan. Bahkan menjadi sifat kalian ?.

Lantas apakah kondisi tercela seperti itu pantas bagi orang orang yang beriman ?. Bukankah amat besar murka Allah Ta’ala pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak dilakukan ?. Karena itu, orang yang memerintahkan berbuat baik seharusnya menjadi orang pertama yang melakukannya. Dan orang yang melarang keburukan seharusnya menjadi orang yang paling jauh dari keburukan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Perumpamaan orang berilmu yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri, laksana sebuah lilin yang menerangi orang sambil membakar dirinya”. (H.R ath Thabrani dalam al Mu’jamul  Kabir).
Dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya.
Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya : Wahai fulan, ada apa denganmu ?. Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran ?. Dia menjawab : Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya. (H.R Imam  Bukhari dan Imam  Muslim)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada malam di isra’kan oleh Allah aku melihat orang orang yang mulutnya digunting dengan gunting gunting dari neraka, maka aku berkata : Siapa mereka wahai Jibril ?. Maka ia menjawab : Mereka adalah para penceramah dari ummatmu yang menyuruh orang melakukan kebaikan namun mereka melupakan dirinya sendiri, sedangkan mereka membaca al Kitab, tidakkah mereka berakal ?.  (H.R Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan yang selainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Asy Sya’bi rahimahullah berkata : Penghuni surga di surga melihat satu kaum di neraka, maka penghuni surga berkata kepada mereka : Kenapa gerangan kalian beraa di neraka ?. Pada hal kami dahulu beramal shalih dengan apa yang kalian ajarkan kepada kami.

Maka kaum penghuni neraka berkata : Kami dahulu mengajari kalian akan tetapi kami tidak mengamalkan apa yang kami ajarkan. (Kitab a Zuhud, Imam Ahmad).
Syaikh Utsaimin mengingatkan : Adapun orang yang menyerukan sesuatu (kebaikan)  dan ia (si penyeru ini) mampu melaksanakannya tapi tidak mau melakukannya, berarti itu kebodohan akalnya dan kesesatannya dalam beragama. (Dari Kitabud Da’wah).

Oleh karena itu seorang hamba harus menjadi orang pertama yang mengamalkan apa yang dia katakan selagi dia mampu. Sungguh sangat tercela jika perkataan seseorang  menyelisihi perbuatannya.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.474)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar