Kamis, 27 Desember 2018

BERBOHONG YANG DIANGGAP REMEH


BERBOHONG YANG DIANGGAP REMEH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Berhohong adalah kelakuan yang sangat tercela dalam syariat Islam. Imam adz Dzahabi, dalam Kitab al Kaba-ir memasukkan perbuatan bohong sebagai salah satu dosa besar. Ketahuilah  bahwa dosa hanya bisa dihapus dengan betu betul bertaubat atau taubat nashuha. 

Sungguh berbohong bisa merusak tatanan hidup berkeluarga, bermasyarakat bahkan bernegara. Bayangkan bagaimana buruk dan susahnya kehidupan suatu keluarga kalau suami selalu berbohong kepada istri, istripun demikian. Ibu berbohong kepada anak anaknya. Anak anak berbohong pula kepada orang tua dan saudara saudaranya. Kalau sudah begini apakah kehidupan tidak kacau balau ?.

Yang lebih parah lagi adalah ketika pemimpin  membohongi orang orang yang dipimpinnya. Apalagi berbohongnya sangat sering dan dalam banyak hal. Oleh karena itu  Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan secara khusus BAHWA ANCAMAN UNTUK PEMIMPIN YANG BEBOHONG SANGATLAH BERAT yaitu diterlantarkan Allah di akhirat dan diberi adzab yang pedih. 

Satu riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, PENGUASA YANG SUKA BERBOHONG dan orang  miskin yang takabur.” (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa ada bentuk kebohongan yang TAK TERASA oleh seseorang bahwa dia telah berbohong. Lalu dianggap remeh dan terus dilakukan tanpa beban. Diantaranya adalah :

Pertama : Ketika seseorang membicarakan semua yang didengarnya.

Begini haditsnya, dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar. (H.R Imam Muslim).

Bisa jadi seseorang mendengar satu informasi atau mendapat satu tulisan lalu disampaikan kepada orang lain pada hal informasi itu belum tentu benar. Terkadang dengan ringannya dia mengatakan : Saya kan menyampaikan apa yang saya dengar dan yang saya baca. Dalam hal ini, jika berita itu bohong atau semacam hoax maka yang menyampaikan atau mengedarkannya TIDAK TERBEBAS DARI PERBUATAN BOHONG.

Kedua : Berbohong untuk membuat orang tertawa

Dua hadits berikut ini mudah mudahan memberi pemahaman yang baik kepada kita bahwa bercanda dengan sesuatu yang tidak benar atau dibumbui dengan  kebohongan adalah terlarang dalam syariat Islam.

(1) Dari Abu Hurairah, Para sahabat berkata : Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya engkau mencandai kami. Beliau bersabda : 

إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا

(Benar, akan tetapi) aku tidak mengucapkan (dalam bercanda) sesuatu kecuali yang benar. (H.R at Tirmidzi, hadits Hasan Shahih)

(2) Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia. (H.R Abu Dawud  dan at Tirmidzi).

Perhatikanlah ancaman berat yaitu celaka bagi orang yang berbicara dusta, yaitu diantaranya dengan membuat dan menyampaikan cerita bohong untuk membuat orang tertawa. Nabi mengulangi perkataan CELAKA DIA,  SAMPAI DUA KALI.

Nah bagi sebagian orang, bercanda dengan perkataan atau cerita cerita bohong dianggap kebohongan yang remeh  saja pada hal mereka tak akan terbebas dari keburukan berkata bohong.

Dan juga,  orang orang yang mendengar cerita bohong dalam bercanda ini sepertinya merasa enjoy saja karena mereka menganggap ini adalah suatu yang remeh dan biasa pada hal itu termasuk  perbuatan bohong yang diharamkan dalam syariat Islam.   

Oleh karena itu berhati hatilah dengan perbuatan bohong yang dianggap remeh ini karena terkadang tak berasa bahwa seseorang telah berbohong. Memang terkadang seseorang tak berasa berbuat bohong tapi adzab-Nya pasti terasa. Na’udzubillah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.492)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar