Selasa, 18 Desember 2018

BERDZIKIR PADA SETIAP WAKTU DAN KEADAAN


BERDZIKIRLAH DI SETIAP WAKTU DAN KEADAAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu kewajiban orang beriman terhadap Rabb-nya adalah selalu mengingat-Nya atau berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam setiap keadaan. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

(Orang yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191)

Ketahuilah bahwa dzikir atau mengingat Allah Ta’ala maksudnya adalah mengingat Allah Ta’ala, diantaranya :

(1) Mengingat Allah dengan hati seperti datangnya perasaan takut  kepada Allah Ta’ala ketika meninggalkan perintah-Nya atau melanggar apa yang dilarangnya.

(2) Mengingat Allah dengan lisan seperti berdoa, mengucapkan bacaan bacaan dzikir baik yang muqayyad ataupun yang mutlak.

(3) Mengingat Allah dengan membaca al Qur an dan kitab kitab Sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.

(4) Mengingat Allah dengan anggota badan seperti melaksanakan shalat, puasa dan amalan lainnya secara ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Sungguh berdzikir kepada Allah haruslah terus menerus dan setiap keadaan. Berdzikir bukan hanya dalam keadaan sempit saja tapi juga dalam keadaan lapang. Berdzikir bukan hanya ketika sakit tapi juga dalam keadaan sehat. Bukan pula ketika setelah tua tapi juga ketika masih muda. 

Dan juga berdzikir haruslah setiap saat selama masih hidup. Mulailah berdzikir atau mengingat Allah saat hendak tidur hingga bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, masuk rumah dan keluar rumah, masuk masjid dan keluar masjid. Bahkan masuk dan keluar kamar kecil dan banyak lagi yang lain, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Sungguh sangatlah banyak keutamaan yang akan diperoleh seorang hamba yang selalu berdzikir, diantaranya adalah :

Pertama : Membuat hati menjadi tenang dan tenteram.

Memiliki hati yang tenang dan tenteram adalah harapan semua orang. Berbagai cara dilakukan orang orang agar mendapatkan hati yang tenang. Tapi ini hanya akan dicapai dengan selalu mengingat Allah dan berdzikir kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati menjadi tenteram,  adalah hilangnya segala sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan. Dan maksud firman-Nya : alaa bi dzikrillahi tathma-innul quluub” adalah sudah nyata dan sudah sepantasnya hati (manusia) tidak akan pernah merasakan ketenteraman, kecuali dengan dzikir (mengingat) Allah. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Umar bin Khaththab berkata : Wajib bagi kalian berdzikir kepada Allah karena yang demikian merupakan obatnya hati. Jauhilah menyebut aib manusia karena hal itu merupakan penyakit hati. 

Kedua : Dzikir agar seorang hamba diingat Allah Ta’ala.

Sungguh Allah Ta’ala menyuruh hamba hamba-Nya untuk selalu berdzikir (mengingat-Nya, tidak melupakan-Nya). Ketahuilah bahwa berdzikir adalah cara terbaik agar si hamba tak dilupakan pula oleh Allah Ta’ala. Allah berfirman : 

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.  (Q.S al Baqarah 152).

Syaikh as Sa’di berkata : (Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya untuk mengingat-Nya dan menjanjikan baginya sebaik baik balasan yaitu bahwa Allah akan mengingatnya pula yaitu bagi orang orang yang ingat kepada-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Dzikir melebihi amal amal shalih lainnya bahkan melebihi jihad.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan umatnya bahwa bedzikir kepada Allah Ta’ala adalah sebaik baik amal bahkan melebihi jihad yaitu sebagaimana sabda beliau :

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَ أَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ وَ أَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ وَ خَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَ الْفِضَّةِ وَ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَ يَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: ذِكْرُ اللهِ

Maukah kamu aku beritahukan sebaik-baik amal perbuatan sekaligus yang paling suci di mata Tuhan dan paling tinggi dalam (mengangkat) derajat serta yang lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik pula bagi kalian daripada berhada-hadapan dengan musuh kemudian kalian menebas leher mereka dan mereka juga menebas leher kalian?” Para sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda : DZIKIR (KEPADA) ALLAH. (H.R Imam  Ahmad, at Tirmidzi, dan al Hakim).

Keempat : Seolah olah berada dalam benteng.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Orang yang berdzikir (seolah olah) berada dalam benteng. Ketika dia lalai (dari berdzikir) maka pintu benteng itu terbuka. Lalu musuh pun akan memasukinya dan orang ini akan kesulitan untuk mengeluarkan musuh (syaithan) yang telah masuk.

Oleh karena itu perbanyaklah berdzikir, jangan lalai karena dzikir adalah SALAH SATU BENTENG  YANG AKAN MELINDUNGI MANUSIA DARI BISIKAN BISIKAN SYAITHAN.

Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan orang beriman untuk banyak berdzikir, sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang orang yang beriman !. Berdzikirlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak banyaknya. (Q.S al Ahzaab 41).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.483)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar