Selasa, 08 September 2015

TIPU DAYA YANG MELALAIKAN



TIPU DAYA YANG MELALAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kita  menyaksikan bahwa banyak orang yang tidak taat kepada Allah bahkan sering bermaksiat tetapi hidupnya secara zhahir kelihatan semakin hari semakin baik. Jabatannya semakin tinggi atau hartanya semakin bertambah, pintu rezeki semakin terbuka baginya. 

Melihat keadaan ini malah ada sebagian manusia  yang berfikir bahwa Allah sayang kepadanya sehingga diberi kehidupan yang secara zhahir berbahagia. Malah ada pula yang bertanya kenapa orang seperti itu hidupnya kelihatan semakin baik saja ?

Ketahuilah bahwa  Allah Ta’ala telah mengingat dalam firmanNya : “Fa-ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhuu fakramahuu wa na’-‘amahuu, fa yaquulu rabbii akraman. Wa-ammaa idza mabtalaahu faqadara ‘alaihi rizqahuu, fa yaquulu rabbi ahaanan. Kalla bal. “ Maka adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan maka dia berkata, Rabbku telah memuliakan aku. Namun apabila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Rabbku telah menghinaku. (Q.S al Fajr 15-16).

Sungguh sebenarnya bukan demikian. Pada awal ayat berikutnya yaitu ayat ke 17 surat al Fajr,  Allah Ta’ala telah menjelaskan hal ini dengan firman-Nya : “Kalla bal” Sekali kali tidak (demikian). 

Ketahuilah bahwa harta, pangkat, jabatan dan berbagai kesenangan dunia adalah ujian sebagaimana juga kekurangan harta, tidak berpangkat ataupun kehidupan yang sulit semuanya juga ujian bagi hamba hamba-Nya.

Allah berfirman : “Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti, wa nabluukum bisy syarri wal khair fitnatan, wa ilainaa turja’uun”. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (Q.S al Anbiyaa’ 35).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah menciptakan para hamba-Nya didunia untuk diperintah dan dikekang dengan larangan. Serta untuk menguji mereka dengan takdir yang baik atau buruk, dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan kemuliaan dan kehinaan, dengan kehidupan dan kematian. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).

Bagi orang orang  yang diuji dengan kesenangan dunia berupa harta dunia dan segala perhiasannya, seharusnya lebih berhati hati lagi dengan keadaan yang demikian. Bisa jadi ini adalah tipu daya yang melalaikan.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir secara marfu’ : Apabila kamu melihat bahwa Allah memberikan kekayaan dunia yang diinginkan kepada seorang hamba yang suka melakukan kemaksiatan, maka sesungguhnya hal itu hanyalah tipu daya yang melalaikan mereka  (istidraj).

Kemudian Rasulullah membaca ayat : “Falamma nasuu maa dzukiru bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syai-in hattaa idzaa farihuu bimaa utuu akhadznaahum baghtatan faidzaahum mublisuun. Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba tiba, maka ketika itu mereka diam putus asa (Q.S al An’aam 44) Lihat Silsilah Hadits Shahih, Syaikh al Albani No. 413)

Na’udzubillahi min dzaalik. Wallahu A’lam. (393)     

                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar