Rabu, 09 September 2015

KENAPA DOA TIDAK DIKABULKAN



KENAPA DOA TIDAK DIKABULKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Terkadang kita mendengar seseorang berkata : Kenapa ya, doa saya tidak dikabulkan pada hal saya telah  berdoa dengan sungguh sungguh. Dan juga saya telah berusaha memenuhi syarat syarat dikabulkannya doa.  Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman :  Wa qaala rabbukum ud’unii astajiblakum.” Dan Rabbmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al Mu’min 60). 

Ketahuilah saudaraku bahwa tidaklah merupakan suatu kebaikan  jika seseorang mengeluh karena doanya belum dikabulkan. 

Sungguh pada asalnya  kita tidak mengetahui apakah doa kita dikabulkan karena seseorang yang berdoa janganlah memahami bahwa doanya akan dikabulkan seperti yang diminta. Allah tidak memberikan sesuatu karena keinginan kita tapi Allah berikan karena sesuatu itu memang kita butuhkan dan bermanfaat.
Lihatlah saudaraku bahwa sungguh Allah Ta’ala Maha Mengetahui bahwa kita sangat butuh air untuk kehidupan. Sementara itu, pada hakikatnya, kita tidak butuh mobil mewah. Wallahu A’lam, barangkali ini salah satu hikmah kenapa Allah turunkan air berupa hujan  tapi Allah tidak pernah menurunkan mobil mewah dari langit. Semua itu adalah karena kasih sayang Allah kepada makhluknya terutama manusia, hewan dan tumbuhan. 

Rasulullah bersabda : “Maa min muslimin bida’watin laisa fiihaa itsmun walaa qathii’atu rahimin illaa ‘athahullahu ihda tsalatsa : Imma an yu’ajjila lahu da’watahu, wa immaa  au yudakhkhirahaa lahu fiil akhirati, wa imma au yashrifa ‘anhu minas suu-i mitslihaa.” Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan memutus selaturrahim, melainkan Allah akan menyegerakan  doanya untuk dikabulkan, atau Allah simpan untuknya di akhirat, atau Allah akan palingkan darinya keburukan yang semisalnya (H.R Imam Bukhari dalam Adab al Mufrad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)   
  
Ketahuilah bahwa jika pada suatu waktu kita merasa doa kita belum diijabah, maka pastilah ada disitu hikmah yang sempurna dan  kita tidak mengetahuinya. Dalam hal ini paling tidak ada dua hal yang perlu kita pahami. 

Pertama : Apapun pilihan Allah buat kita itulah yang terbaik, termasuk doa yang kita merasa belum dikabulkan. Sufyan ats Tsauri berkata : Allah (apabila) mencegah dari sesuatu pada hakikatnya adalah pemberian dan nikmat. Tidaklah Dia mencegah sesuatu karena kebakhilanNya, bukan pula karena tidak punya, melainkan (karena) Dia melihat kebaikan para hambaNya. Apabila Allah tidak memberi maka itu adalah atas dasar pilihan dan pandangan baik dari-Nya (Madarijus Salikin).

Kedua : Hakikatnya, manusia tidak mengetahui apa yang terbaik bagi dirinya. Allah berfirman : …“Wa ‘asaa an takrahuu syai-an wa huwa khairul lakum. Wa ‘asaa an tuhibbuu syai-an wa huwa syarrul lakum. Wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamun” … Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal  ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu.  Allah Mahamengetahui,  sedangkan kamu tidak mengetahui” (Q.S al Baqarah 216). 

Ketahuilah bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa hamba hamba-Nya. Sungguh Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba hambaNya. Namun demikian perlu diketahui doa hanya akan dikabulkan jika  penghalangnya sudah tidak ada. Penghalang penghalang doa itu sangatlah banyak, diantaranya :

Pertama :  Jangan mengkhianati doa.
Berapa banyak orang yang berdoa untuk memohon berbagai kebaikan terutama untuk dunianya. Tapi sementara itu dia belum bisa meninggalkan perbuatan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan terkadang lalai dalam melaksanakan perintahNya. Berdoa meminta kebaikan tapi melakukan keburukan. Ini namanya mengkhianati doa.
Dalam Kitab al Adzkar disebutkan bahwa ada sebagian ulama salaf berkata : Janganlah engkau berprsangka lambat terkabulnya doa karena sungguh engkau telah menutup jalannya dengan berbuat keburukan.

Kedua : Tidak bersungguh sungguh dalam berdoa.
Berapa banyak orang yang berdoa tetapi hatinya lalai terhadap doa yang dipanjatkannya. Pada saat berdoa hati dan pikirannya menjelajah ke sana kemari. Padahal,  hati yang lalai ini termasuk sebab terbesar doa tidak dikabulkan.

Rasulullah bersabda : “Wa’lamuu annallaha laa yastjiibu du’aa-an min qalbin ghaafilil laahin”. Ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati orang yang lalai. (H.R at Tirmidzi, al Hakim dan ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Ingatlah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnu Rajab al Hambali : Termasuk syarat doa yang paling agung adalah menghadirkan hati dan berharap terkabulnya doa dan tidak putus asa. Sementara itu Imam an Nawawi mengingatkan pula : Ketahuilah, bahwa maksud doa adalah menghadirkan hati.    
  
Ketiga : Tergesa gesa minta dikabulkan.
Berapa banyak orang yang tergesa gesa minta doanya segera dikabulkan, seolah olah ingin mendesak Allah agar segera mengabulkan doanya. Apabila dia merasa doanya  belum dikabulkan juga maka akhirnya ia menjadi malas bahkan berhenti berdoa. Rasulullah telah melarang seseorang yang tergesa gesa minta doanya dikabulkan.

Rasulullah bersabda : “Yustajaabu  li ahadikum maa lam ya’jal, yaquulu : da’autu falam yustajablii” Akan dikabulkan doa salah seorang diantara kalian selama dia tidak tergesa gesa. Dia malah berkata : Aku sudah berdoa tetapi tidak dikabulkan (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Termasuk yang mencegah terkabulnya doa adalah tergesa gesanya seorang hamba dan berputus asa dari terkabulnya doa, hingga dia malas dan meninggalkan doanya. Orang yang seperti ini ibarat orang yang menebar benih atau menanam tanaman, setiap hari dirawat dan disiram. Tatkala masih belum juga membuahkan hasil, lantas dia mengabaikan dan meninggalkannya begitu saja. (Ad Da’ wad Dawa’ , Imam Ibnul Qayyim).

 Keempat : Makan  dari hasil usaha yang haram.
Rasulullah bersabda : “…Tsumma dzakarar rajula yuthiilus safara asy’asy aghbara, yamuddu yadaihi ilas samaa-i : ya rabbi, ya rabbi ! wa math’amuhu haraamun, wa masyrabuhu haraamun, wa malbasuhu haraamun, wa ghudziya bil haraami, fa anna yustajaabulahu”  …. Kemudian Rasulullah menceritakan seorang laki laki berdoa, yang telah melaksanakan perjalanan jauh yang rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit, Ya Rabbku, ya Rabbku. Sementara itu makanannya haram, pakaiannya haram, minumannya haram, dan tumbuh dari hal hal yang haram, lantas bagaimana mungkin akan diterima doanya. (H.R Imam Muslim). 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Nabi menganggap mustahil bahwa orang yang seperti ini doanya akan dikabulkan padahal dia telah melakukan sebab sebab dikabulkannya doa dan pantas untuk dikabulkan. Akan tetapi tatkala dia memakan yang haram jadilah doanya amat jauh untuk diterima oleh Allah Ta’ala. Kita memohon kepada-Nya keselamatan. (Syarah Raiyadush Shalihin).  

Orang yang berdoa ini sebenarnya punya potensi untuk dikabulkan doanya karena berapa hal : 

(1)  Dia dalam bersafar dan orang yang bersafar tidak ditolak doanya yaitu sebagaimana disebutkan dalam salah satu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi, tentang tiga doa yang tidak ditolak, salah satunya adalah doa musafir 

(2) Dia telah melakukan etika yang baik dalam berdoa yaitu mengangkat tangannya ke langit. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani disebut bahwa Allah malu terhadap hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta kepada-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong. 

(3) Dia telah menyebut dan meminta kepada Allah dengan menyebut nama Allah yang Maha Agung : ya Rabbku ya Rabbku, maka apa yang dia minta akan diberi.  Dari Anas bin Malik, Nabi  memasuki masjid, sementara itu ada seorang sahabat yang telah selesai menunaikan shalat dan ia tengah berdoa. Dalam doanya, ia berkata: “Ya Allah, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau, Engkau Maha Memberi karunia, Pencipta langit dan bumi, Pemilik keagungan dan kemuliaan.”
Lalu  Nabi  bertanya kepada para sahabat “Tahukah kalian dengan apa ia berdoa kepada Allah? Ia telah berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa dengannya niscaya dikabulkan dan jika meminta dengannya niscaya akan diberi.” (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad,  dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Cuma saja, orang yang berdoa tadi sebagaimana dijelaskan Rasulullah bahwa makanan, pakaian dan minumannya haram sehingga Rasulullah mengatakan : Bagaimana mungkin akan diterima doanya.

Itulah sebagian dari sebab sebab kenapa doa tidak dikabulkan. 

Wallahu A’lam. (394)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar