Jumat, 18 September 2015

JANGAN MENGAKU TAHU PERKARA GAIB



JANGAN MENGAKU TAHU PERKARA GAIB

Oleh : Azwir B. Chaniago

Menurut kalender masehi, manusia saat ini telah berada pada milenium ketiga. Pada milenium ini, zaman sudah serba canggih. Peralatan peralatan modern untuk menunjang perjalanan hidup manusia sudah tersedia. Mulai dari alat transportasi supersonic, bidang  kedokteran yang canggih serta bidang bidang lainnya dan terutama sekali kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. 

Namun kenyataan  di zaman yang sudah sangat maju begini  (hari hari gini) masih ada saja manusia yang mengaku ngaku tahu tentang perkara gaib. Anehnya lagi, banyak pula yang mempercayai dan membenarkannya. Orang orang yang percaya atau pembenar tersebut bukan saja dari tingkat awam tapi termasuk golongan menengah. Bahkan ada juga masyarakat kelas atas, berpendidikan tinggi, bertahun tahun sekolah di luar negeri, punya jabatan tinggi dan memiliki harta yang banyak. 

Bagaimana mungkin  seorang dukun atau tukang ramal dan yang semacamnya, tahu hal hal yang gaib. Ketahuilah bahwa jangankan mengetahui hal yang gaib atau sesuatu yang akan terjadi terhadap orang lain, sungguh mereka tidaklah tahu kapan mereka akan batuk, kapan mereka akan bersin dan kapan mereka akan pilek. Kalau mereka mengetahui sesuatu yang akan terjadi maka tentu mereka bisa meramalkan bahwa dirinya akan diserang influenza minggu depan misalnya.

Lalu bagaimana kita disebut lancang mengatakan bahwa mereka para dukun dan yang semisalnya itu  tidak mungkin mengetahui perkara yang gaib ?. Maaf bukan kita yang berani beraninya mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui yang gaib tapi sungguh Allah Yang Maha Mengetahui yang menjelaskan begitu. Perhatikanlah firman Allah berikut ini.

Allah berfirman : “Dan pada sisi Allah-lah kunci kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai pun daun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya. Dan tidak jatuh sebutir pun biji dalam kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Q.S al An’am 59.

Allah berfirman : “(Dia adalah Rabb) Yang Maha Mengetahui yang gaib maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga penjaga  (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Q.S al Jinn 26-27)

Bahkan Allah telah menjelaskan bahwa Rasulullah yang merupakan Khalilullah, kekasih Allah yang paling dekat dengan-Nya tidak mengetahui yang gaib. Allah berfirman : “Katakanlah : Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa kabar  gembira bagi orang orang yang beriman. (Q.S al A’raf 188).

Dari Aisyah : Barang siapa yang mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar kepada Allah Azza wa Jalla (Karena) Allah Azza wa Jalla telah berfirman (yang artinya) : “Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah” (Q.S al A’raf 188).

Jadi jika Nabi tidak mengetahui yang gaib, kecuali sebatas yang Allah wahyukan kepada beliau, bahkan beliau dengan terus terang menafikan hal itu atas diri beliau. Padahal beliau adalah anak keturunan Adam yang paling afdhal secara mutlak. Kalau demikian keadaannya,  maka yang selain beliau sudah pasti tidak lebih tahu tentang yang gaib kecuali sekedar mengaku ngaku  saja atau pura pura tahu. 

Oleh karena itu seorang hamba yang ingin selamat dari segala macam kebohongan para dukun, peramal nasib dan yang sebangsanya maka jauhilah mereka dan jangan pernah berurusan  dengan mereka, titik.  Ini masalah besar bahkan sangat besar karena ini berkaitan dengan aqidah. Rasulullah telah melarang dan mengingatkan kita akan bahaya berurusan dengan dukun dan yang semisalnya. 

Pertama : Orang yang mendatangi dukun lalu bertanya kepadanya dengan tanpa mempercayainya. Ini diharamkan. Hukuman bagi pelakunya adalah tidak diterima shalatnya selama 40 malam. Rasulullah bersabda : “Man aataa ‘arraafan fasa-alahu ‘an syai-in lam tuqbal lahu shalaatun arba’iina yauman” Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari. (H.R Imam Muslim)

Kedua : Dan disebutkan dalam suatu hadits shahih : “Man aataa kaahinan fa shaddaqahu bimaa yaquulu fa qad kafara bimaa unzila ‘alaa muhammadin”. Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad. (.R Imam Ahmad, Imam at Tirmidzi). 

Kita memohon kepada Allah kesehatan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua bentuk keburukan yang dilakukan oleh orang orang yang mengaku tahu tentang perkara yang gaib.

Wallahu A’lam. (402). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar