Kamis, 17 September 2015

KEWAJIBAN KITA TERHADAP RASULULLAH



KEWAJIBAN UTAMA KITA TERHADAP RASULULLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala menurunkan syariat Islam ini, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, melalui Rasul-Nya yaitu Muhammad bin Abdillah. Oleh karena itu beliaulah orang yang paling tahu tentang Islam ini, baik dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Beliau telah mengajarkan manusia tentang Islam ini secara kaafah melalui para sahabat dan alhamdulillah dengan karunia-Nya, agama yang lurus ini, sampai kepada kita.

Untuk menyelamatkan kita di akhirat pun semuanya telah diajarkan Rasulullah kepada kita. Beliau bersabda : “Ma baqiya syai-un yuqarribu minal jannati wa yubaiyidu minannaar, illa waqad buiyina lakum.” Tidak ada yang mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah aku ajarkan kepada kalian. (H.R Imam ath Thabrani).

Lalu sebagai umat beliau yang sudah bersyahadat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ketahuilah bahwa ada beberapa kewajiban utama kita kepada beliau dalam menjalani syariat ini secara benar, yaitu :

Pertama : Kewajiban beriman kepada Rasulullah.
Ini adalah konsekwensi langsung  dari ucapan syahadat seorang hamba. Allah berfirman. “Wahai orang orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad) niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S al Hadiid 28).

Syaikh as Sa’di berkata : Kemungkinan lain, ayat ini bersifat perintah umum yang mencakup ahli kitab dan yang lainnya dan inilah kemungkinan yang zahir. Allah memerintahkan semua manusia untuk beriman dan bertakwa yang mencakup seluruh bagian agama, baik secara lahir maupun batin, baik yang pokok maupun cabang cabangnya. (Tafsir Karimir Rahman).  

Kedua : Kewajiban mentaati perintah Rasulullah.
Sungguh Allah telah memerintahkan kita untuk mentaati perintah Rasul-Nya. Allah berfirman : “Wa maa aataakumur rasulu fakhudzuuhu wa maa nahaakum ‘anhu fantahuu.”  Apa-apa yang diberikan Rasul bagimu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (Q.S al Hasy-r 7).

Syaikh as Sa’di berkata : Ini mencakup pokok pokok agama dan cabangnya baik yang lahir maupun yang batin. Syariat yang dibawa oleh Rasulullah harus dilaksanakan dan diikuti. Tidak boleh mengedepankan perkataan orang lain dari sabda beliau. (Tafsir Karimir Rahman).

Selanjutnya Allah menjelaskan pula bahwa barang siapa yang mentaati perintah Rasul maka berarti dia telah mentaati Allah. Allah berfirman : “Man yuthi’ir rasuula faqad athaa’allaha, wa man tawallaa fa maa arsalnaaka ‘alaihim hafiizhaa”.  Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad) maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu) maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka. (Q.S an Nisaa’ 80)

Dan juga Allah menjelaskan bahwa seseorang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya sungguh akan memperoleh kemenangan yang besar. “Itulah batas batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya kedalam surga surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas batas hukum-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat adzab yang menghinakan”  (Q.S an Nisaa’ 13-14).

Ketiga : Kewajiban membenarkan apa yang Rasulullah khabarkan.
Wajib bagi kita membenarkan apa yang beliau khabarkan karena sebagai Rasul, beliau senantiasa berbicara dengan bimbingan wahyu. Allah berfirman : “Wa maa yantiqu ‘anil hawaa. In huwa illaa wahyun yuuhaa”. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur-an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur-an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) Q.S an Najm 3-4.

Sungguh membenarkan apa apa yang beliau khabarkan adalah tanda orang orang bertakwa. Allah berfirman : “Walladzii jaa-a bish shidqi wa saddaqa bihii, ulaaa-ika humul muttaquun”. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa (Q.S az Zumar 33).

Keempat : Kewajiban menjauhkan diri dari yang Rasulullah larang.
Diantara kewajiban kita kepada Rasulullah adalah menjauhi apa yang dilarang beliau. Allah berfirman : “Wamaa nahaakum ‘anhu  fantahuu “ Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (Q.S al Hasy-r 7).

Kelima : Kewajiban beribadah menurut  syariat yang diturunkan Allah melalui Rasulullah.
Sungguh kita wajib beribadah dengan cara yang diajarkan oleh beliau. Allah berfirman : “Qul inkuntum tuhibbunallaha fat tabi’uunii, yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum, wallahu ghafuurur rahiim” Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu (benar benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S Ali Imran 31).   
     
Allah juga  berfirman : “Laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah.  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).

Ketahuilah bahwa Rasulullah haruslah menjadi teladan kita dalam segala hal baik aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Berapa banyak manusia sangat serius dalam mengajak manusia untuk meneladani akhlak Rasulullah, ini memang baik. Tapi sayangnya, sebagian mereka mengabaikan aqidah,  ibadah dan muamalah yang beliau ajarkan.

Sungguh syarat diterimanya suatu ibadah adalah ikhlas dan ittiba’. Ikhlas yaitu beribadah semata-mata karena Allah sedangkan ittiba’ adalah mengikuti tata cara ibadah yang diajarkan Rasulullah.

Rasulullah mengingatkan kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fahuwa raddun” Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada petunjuk kami maka amalan itu tertolak.

Ketahuilah bahwa jika seseorang melakukan suatu ibadah yang tidak sesuai dengan yang beliau ajarkan maka  bukan saja amalnya tertolak, tetapi bisa disebut sebagai menyelisihi Rasulullah.

Ingatlah akan firman Allah : “Falyahdzaril ladzina yukhaalifuna ‘an amrihii an tushibahum fitnah au yushibahum ‘adzabun alim”. Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintahnya (perintah Rasul) takut akan mendapat cobaan dan adzab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).

Itulah  kewajiban kewajiban utama kita kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Wallahu A’lam. (401)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar