Sabtu, 12 September 2015

JIKA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN



JIKA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap hamba senantiasa menginginkan kebaikan baginya  di dunia dan juga di akhirat kelak. Sungguh kebaikan itu adalah dari Allah saja, tidak dari yang lain. Allah berfirman : “Innahuu huwal barrur rahiim”. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang (Q.S at Tuur 28)

Oleh sebab itu mereka berdoa setiap saat untuk mendapatkan kebaikan itu. Doa yang paling sering dilafazkan adalah : “Rabbanaa aatinaa fid dun-ya hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaban naar”. Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari api neraka. (Q.S al Baqarah 201).

Ketahuilah bahwa tidak semua orang  mendapat kebaikan yang diharapkannya. Allah hanya akan memberikan kebaikan itu kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Diantara yang akan mendapatkan kebaikan itu adalah sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firmannya : “Man ‘amila shaalihan dzakarin au untsa wahuwa mukminun fala nuhyiyannahu hayaatan thaiyibah. Wala najziyannahum ajrahum biahsani maa kaanu ya’maluun”. Barangsiapa yang beramal saleh, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahl 97).

Lalu adakah tanda bahwa seseorang itu dikehendaki Allah untuk mendapatkan kebaikan dari-Nya. Ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa sabda beliau :

Pertama : Diberi ujian berupa  musibah.
Banyak ayat al Qur an dan as Sunnah yang   menjelaskan bahwa orang orang yang beriman itu pasti akan diuji.  Diantaranya adalah  Allah berfirman : “Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa yuftanuun”  Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya mengatakan : “Kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji ?  (Q.S al Ankabuut 2)

Rasulullah bersabda :  “Matsalul mu’mini kamatsaliz zar’i, laatazaalur riihu tamiiluhu, walaa yazaalul mu’minu yushiibuhul bala’. Perumpamaan seorang yang beriman itu tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu meniupnya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim).

Rasulullah memberikan kabar gembira bahwa orang orang yang diberikan musibah sebagai ujian adalah merupakan salah satu tanda Allah menghendaki kebaikan baginya. Rasulullah bersabda : “Man yuridillahu bihi khairan yusib minhu”. Barang siapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan, Allah akan menimpakan kepadanya musibah. (H.R Imam al Bukhari). 

Kedua : Difakihkan dalam agama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Man yuridillahu khairan yanfaqih-hu fiddiin” Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kefaqihan adalah pemahaman yang benar tentang syariat yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman itu adalah pemahaman yang lurus terhadap al Qur’an dan as Sunnah yakni sebagaimana pemahaman para salafus. Dan lebih lanjut, setelah pemahaman  adalah pengamalan yang benar sebagaimana telah dipraktekkan oleh para salafus shalih dan orang orang yang mengikutinya.

Ketiga : Diberi kesabaran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Waman yatashabbar yushabbirhullahu. Wamaa u’thiya ahadun ‘athaa-an khairan wa au sa’a minash shabri”  Dan barang siapa berusaha menyabarkan dirinya maka Allah akan menjadikannya sabar. Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (Mutafaq ‘alaihi).

Allah berfirman : “Wamaa yulaqqaahaa illal ladziina shabaruu , wamaa yulaqqaahaa illa dzuhazhzhin ‘azhiim”. Dan (sifat sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang orang mempunyai keberuntungan yang besar. (Q.S Fussilat 35)  

Sungguh, dalam menjalani kehidupan ini kita sangat membutuhkan kesabaran terutama dalam beribadah, dalam menjauhi maksiat dan dalam menerima ujian atau musibah yang menimpa. Oleh karena itu jika seseorang diberi kesabaran dalam dirinya maka itu adalah salah satu tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya.

Keempat : Dibukakan  pintu untuk beramal sebelum datang kematian
Mungkin saja ada seseorang yang sebelumnya tidak taat dalam beribadah dan banyak mlakukan kemaksiatan. Lalu pada usia menjelang meninggalnya Allah beri dia hidayah untuk bertaubat dan kemudian dia melakukan amal amal shalih. Keadaan sering kita lihat di lingkungan kita yaitu seseorang yang sebelumnya jarang beribadah tapi pada akhir akhir usianya dia mendapat hidayah. Allah memberinya petunjuk untuk beriman secara benar dan senantiasa beribadah dengan baik. Allahu Akbar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal. Dikatakan : Apakah dijadikan beramal itu? Beliau bersabda : Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya” (H.R Imam Ahmad dan al Hakim  Dishahihkan oleh Syaikh al Albani.).
Kelima : Dipercepat baginya sanksi di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.”  (H.R at Tirmidzi dan al Hakim dari Anas bin Malik, dishahihkan oleh Syaikh al Albani) 

Namun demikian, kita tidak diperkenankan  meminta untuk dipercepat sanksi atau adzab  di dunia, karena kita belum tentu mampu bersabar menghadapinya.

Diriwayatkan ari Anas bin Malik : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sakit dan  telah lemah bagaikan  anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya ?. Ia berkata : Ya, aku berdoa, Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, “Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka.” Maka orang itupun berdo’a dengannya. Allah pun menyembuhkannya.” (H.R Imam Muslim).  

Wallahu A’lam. (396)

1 komentar:

  1. Izin copy... alangkah bagusnya kalau dalil berbahasa Arabnya juga ditulis

    BalasHapus