Senin, 19 Juli 2021

MENGINGINKAN UNTUK SAUDARA SESUATU YANG DIINGINKAN DIRI SENDIRI

MENGINGINKAN UNTUK SAUDARA SESUATU YANG DIINGINKAN DIRI SENDIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Satu sifat yang terpuji dari hamba hamba Allah adalah MENGINGINKAN (SESUATU KEBAIKAN) YANG DIA INGINKAN BAGI DIRINYA. Perkara ini sangat ditekan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dlam sabda beliau :

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

 Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Tidak beriman (secara sempurna) salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Hadits tersebut di atas semakna dengan hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma.  Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda :

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ

Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain. (H.R Imam Muslim).

Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hadits dari Anas bin Malik ini, didalamnya terkandung dalil yang menunjukkan bahwa orang beriman itu senang dengan apa yang membuat senang saudaranya sesama orang beriman. Dan juga menginginkan untuk saudaranya yang beriman tersebut kebaikan yang dia inginkankan untuk dirinya sendiri.

Secara global, hendaknya seorang yang beriman mencintai untuk orang beriman lainnya apa apa yang dia cintai untuk dirinya dan membenci bagi mereka apa yang dia benci bagi dirinya. Jika dia melihat pada saudaranya suatu kekurangan dalam agamanya maka dia berusaha sungguh sungguh memperbaikinya. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Ketahuilah saudaraku, hal ini tidaklah mudah dilakukan karena banyak penghalangnya kecuali bagi orang orang yang dalam hal ini diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala. Diantara penghalangnya adalah :

Pertama : Sifat hasad.

Ketika seseorang memelihara sifat hasad atau dengki dalam dirinya maka sulit baginya menginginkan  kebaikan bagi orang lain. Syaikh Utsaimin berkata : Hasad adalah keinginan hilangnya kenikmatan dari orang lain. Syaikh menukil perkataan Ibnu Taimiyah : Jika seseorang tidak suka orang lain diberi kenikmatan oleh Allah Ta’ala maka dia termasuk orang yang hasad meskipun dia tidak menginginkan hilangnya nikmat tersebut. (Syarah Arba’in an Nawawiyah).     

Kedua : Sifat dendam.

Ketika seseorang suka menyimpan sifat atau rasa dendam tersebab pernah disakiti oleh seseorang  maka ini termasuk salah satu penghalang bagi seseorang menginginkan kebaikan bagi diri orang lain sebagaimana yang dia inginkan bagi dirinya. Ketika rasa dendamnya parah bisa jadi dia menginginkan keburukan bagi saudaranya sesama muslim. Ini termasuk perbuatan yang dilarang  dalam agama kita. 

Oleh karena itu  hamba hamba Allah janganlah memelihara sifat hasad jadilah pemaaf dan suka melupakan kesalahan orang lain. Dengan begitu maka akan mudah mengamalkan  dua hadits diatas yang akan mendatangkan banyak kebaikan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.363)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar