Jumat, 16 Juli 2021

MUSIBAH PALING BESAR JIKA ALLAH MENGAMBIL IMAN KITA

 

MUSIBAH PALING BESAR JIKA ALLAH MENGAMBIL IMAN KITA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ujian berupa musibah akan mendatangi manusia setiap saat Allah Ta’ala berkehendak. Musibah itu bisa terjadi pada diri sendiri, keluarga, harta dan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang sabar. (Q.S al Baqarah 155). 

 

Ketahuilah bahwa ketika ujian berupa musibah mendatangi hamba hamba Allah, bisa jadi berupa penyakit yang terasa tidak nyaman. Bisa pula kehilangan harta dan yang lainnya sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya pada surat al Baqarah 155 diatas.

 

Dan juga ada musibah seperti banjir, tanah longsor, gempa bahkan tsunami DAN WABAH PENYAKIT yang mendatangi orang orang orang beriman. Tetapi semua itu hakikatnya bukanlah MUSIBAH BESAR. Itu terkait dengan kehidupan dunia yang kita jalani. Dan kita sangat paham bahwa dunia ini dan segala perhiasannya adalah sementara bahkan sangat sementara.

Ketahuilah bahwa ketika ujian berupa musibah itu datang dan diterima dengan sabar dan lapang dada maka akan mendatangkan ampunan dan petunjuk dari Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

 

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

 

(Yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, Inna lillahi wa inna ilaihi raajiuun. Mereka itulah yang MEMPEROLEH AMPUNAN dari Rabb-nya dan mereka itulah orang orang yang mendapatkan petunjuk. (Q.S al Baqarah 156-157).

Tentang musibah yang akan menghapus dosa juga dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  :

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى – حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا – إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit, rasa letih, kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim)

Sungguh kita sangat takut jika yang datang itu adalah MUSIBAH BESAR. Kita sangatlah takut  : (1) Kalau yang hilang atau berkurang adalah IMAN KITA. (2) Kalau pintu taubat tertutup. (3) Kalau kita tak mampu beribadah sebagaimana yang disyariatkan  yang berkaitan dengan URUSAN AGAMA DAN URUSAN AKHIRAT.

 

Umar bin Khaththab ketika didatangi musibah beliau berkata : Tidaklah musibah menimpaku, melainkan Allah Ta’ala menurunkan TIGA NIKMAT BAGIKU karena musibah itu (yang perlu diterima dengan rasa syukur, peny.) : (1) TIDAK MENIMPA AGAMAKU. (2) Musibah itu tidak lebih besar dari menimpa yang lainnya. (3) Allah memberikan kesabaran bagiku dalam menghadapinya.

Dalam satu riwayat disebutkan dari Syuraih al Qadhi, dia berkata : Ketika aku tertimpa musibah, aku MEMUJI ALLAH EMPAT KALI atas musibah itu. (1) Aku memuji Allah karena tidak ditimpakan musibah yang besar dari itu. (2) Aku memuji Allah karena aku diberi kesabaran atasnya. (3) Aku memuji Allah karena memberiku taufiq untuk beristirja’ (mengucapkan innalilahi wa inna ilahi raji’un, peny.) dan memohon kebaikan dengan ada musibah itu, dan (4) Aku memuji Allah karena tidak MENIMPAKAN MUSIBAH TERHADAP AGAMA YANG ADA PADA DIRIKU. (Diriwayatkan oleh al Baihaqi dalam Syuabul Iman).

Jadi musibah besar adalah jika  menimpa agama dan iman kita. Wallahu A’lam. (2.361)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar