Sabtu, 18 Agustus 2018

WAKTU ADALAH RAHMAT DAN NIKMAT DARI ALLAH


WAKTU ADALAH RAHMAT DAN NIKMAT DARI ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala berfirman :

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan diantara rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur. (Q.S al Qashas 73).

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa waktu (malam dan siang) adalah rahmat bagi manusia yaitu untuk mencari karunia Allah dan untuk beristirahat. Dengan itu manusia haruslah bersyukur dan menggunakan waktunya untuk segala suatu yang bermanfaat.

Lalu bagaimana cara menggunakannya agar bermanfaat dan menjadikannya sebagai tanda bersyukur kita kepada Allah Ta’ala, diantaranya adalah :

Pertama : Menyibukkan diri dengan belajar. Sungguh belajar ilmu adalah ibadah yang agung dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).  

Kedua : Menyibukkan diri dengan ibadah. Sungguh tujuan penciptaan manusia adalah hanya untuk beribadah kepadaNya. Allah berfirman : 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).

Oleh karena itu tiada pilihan lain bagi manusia kecuali beribadah kepada-Nya sehingga selamat di dunia dan di akhirat.

Ketiga : Mendahulukan amal yang utama. Seorang muslim  mengetahui bahwa waktunya berada di dunia tidaklah lama. Dia akan lebih mendahulukan amal yang 
utama dari yang kurang utama sehingga mendapat nilai lebih disisi Allah Ta’ala.

Imam Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Siapa yang tersibukkan dengan yang wajib dari yang sunnah dialah orang yang patut diberi udzur. Sedangkan siapa yang tersibukkan dengan yang sunnah sehingga melalaikan yang wajib, maka dialah orang yang benar-benar tertipu. (Fath al Bari).

Keempat : Bersegera melakukan amal shalih.  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang :

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara : (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu. (H.R al Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Ghanim bin Qais berkata : Di awal-awal Islam, kami juga saling menasehati: wahai manusia, beramallah di waktu senggangmu sebelum datang waktu sibukmu, beramallah di waktu mudamu untuk masa tuamu, beramallah di kala sehatmu sebelum datang sakitmu, beramallah di dunia untuk akhiratmu, dan beramallah ketika hidup sebelum datang matimu.” (Dalam Hilyatul Auliya’). 

Imam Hasan al Bashri berkata : Jauhkan dirimu dari taswif, yaitu berkata nanti sajalah.

Oleh karena itu seorang hamba haruslah berusaha memanfaatkan waktunya singkat ini selama berada di dunia sehingga memiliki bekal yang banyak menuju ke negeri akhirat. Ketahuilah bahwa Rasulullah telah mengingatkan kita dalam sabda beliau :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari).
Insya Allah ad manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.363).


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar