Minggu, 05 Agustus 2018

BAGAIMANA JIKA HATI TELAH MATI


BAGAIMANA JIKA HATI TELAH MATI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh hati manusia bisa mati duluan sebelum nyawa berpisah dari badannya. Nah, ketika seseorang hatinya telah mati meskipun fisik masih hidup maka akan mendatangkan bahaya besar bagi dirinya. 

Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah menyebutkan beberapa tanda dan bahaya jika hati telah mati, satu diantaranya adalah : Menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai kusirnya dan kelalaian sebagai kendaraannya.
Oleh karena itu, kata beliau, manusia yang telah mati hatinya maka tujuan hidupnya hanyalah dunia yang fana dan lupa dengan akhirat yang baqa. (Kitab Mawaaridul Amaan).

Kematian hati memang berbeda dengan kematian fisik. Fisik yang telah mati tak bisa lagi di hidupkan di dunia. Tetapi ketika hati telah mati, jika Allah berkehendak bisa hidup kembali. Oleh karena itu jika saudara kita ada yang terlihat hatinya telah mati janganlah dicela. Dia perlu dikasihani dan ditolong.  Doakanlah agar hidayah Allah turun kepadanya sehingga hatinya yang telah mati hidup kembali.

Selanjutnya beri nasehat agar dia banyak mengingat kematian. Ketahuilah bahwa seseorang yang hatinya telah mati  maka haruslah diingatkan agar banyak mengingat kematian  dan membayangkan kehidupan sesudah mati. Ketahuilah bahwa masalah sebenarnya bukan mati tapi bagaimana hidup setelah mati. 

Jika seseorang membayangkan hidup setelah mati serta pertanggung jawabannya maka  akan menimbulkan ketakutannya kepada Allah Ta’ala. Jika rasa takutnya telah muncul maka berbagai maksiat akan ditinggalkan lalu  secara berangsur mulai berbuat kebaikan dan amal shalih dan insya Allah hatinya bisa hidup kembali.

Rasulullah mengingatkan tentang tanda orang yang cerdas yaitu banyak mengingat mati dan berbekal untuk menghadapi hidup setelah mati.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar : Aku sedang bersama Rasulullah kemudian datang seorang laki laki dari kalangan Anshar. Dia mengucapkan salam dan bertanya kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah !. Siapa orang mukmin yang paling utama ?. Rasulullah menjawab : Orang yang paling baik akhlaknya. 

Orang itu bertanya lagi : Lalu siapa orang mukmin yang paling cerdas ?. Beliau menjawab : Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk menghadapi apa yang terjadi setelahnya. Mereka itulah orang yang paling cerdas. (H.R Ibnu Majah dan at Thabrani, dinilai hasan oleh Syaikh al Albani).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Perbanyaklah mengingat kematian. Barangsiapa banyak mengingat mati maka Allah akan hidupkan hatinya dan meringankannya saat sakaratul maut” (H.R ad Dailami).

Mari jaga hati agar tetap sehat, jangan sampai sakit apalagi mati. Orang yang hatinya telah mati pastilah merugi di dunia dan di akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.348).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar