Jumat, 10 Agustus 2018

UCAPKANLAH SEPERTI UCAPAN MUADZIN


UCAPKANLAH SEPERTI UCAPAN MUADZIN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Menjadi muadzin adalah kegiatan yang mulia, karena setiap waktu shalat dia mengumandangkan adzan di masjid  mengingatkan dan memanggil orang beriman untuk melaksanakan ibadah yang utama yaitu shalat berjamaah di masjid. 

Oleh karena itu muadzin mendapatkan kebaikan yang banyak,  sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam beberapa sabda-nya, diantaranya :

Pertama : Setiap makhluk  yang mendengar adzan  menjadi saksi bagi muadzin
Ini sebagaimana dijlaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau : 

لا يَسْمَعُ صَوْتَهُ جِنٌّ وَلا إِنْسٌ وَلا حَجَرٌ وَلا شَجَرٌ إِلا شَهِدَ لَهُ

Tidaklah adzan didengar oleh jin, manusia, batu dan pohon kecuali mereka akan bersaksi untuknya (H.R Abu Ya’la).

Hadits semisal juga diriwayatkan  oleh Ibnu Khuzaimah :

لَا يَسْمَعُ صَوْتَهُ شَجَرٌ وَلَا مَدَرٌ وَلَا حَجَرٌ وَلا جِنٌّ وَلا إِنْسٌ إِلا شَهِدَ لَهُ

Tidaklah suara adzan didengar oleh pohon, lumpur, batu, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi untuknya.

Jadi kelak di hari kiamat, muadzin akan mendapatkan kesaksian dari semua makhluk (hidup) dan benda yang mendengar kumandang adzannya. Kesaksian disini tentunya adalah kesaksian akan hal baik karena dirinya telah mengumandangkan adzan, menyeru umat manusia untuk shalat menghadap Rabbnya.

Kedua : Semua benda yang mendengar adzan akan memintakan ampunan kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala untuk muadzin.

Permintaan ampunan ini pun akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebaimana hadits berikut :

الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ

Muadzin diampuni sejauh jangkauan (suara) adzannya. Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya, memohonkan ampunan untuknya. (H.R Imam Ahmad).

Jadi sangatlah besar keutamaan yang  diperoleh seorang muadzin atas adzan yang dikumandangkannya. Bayangkan bagaimana semua benda memintakan ampunan untuknya dan dia pun akan diampuni sejauh jangkauan adzannya. 

Ketiga : Mendapatkan doa dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam.

Secara khusus Rasulullah Salallahu ‘alaihi  Sallam  menyebut muadzin dalam doa beliau :

فَأَرْشَدَ اللَّهُ الْأَئِمَّةَ وَ غَفَرَ لِلْمُؤَذِّيْنَ

Ya Allah, luruskanlah para imam dan ampunilah para muadzin. (H.R at Tirmidzi dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Jadi Rasulullah memintakan ampunan  kepada Allah Ta’ala  bagi para muadzin. Dan tentu saja doa Rasulullah  pastilah diijabah.

Ternyata keutamaan yang diperoleh muadzin memicu keinginan sahabat untuk juga mendapat keutamaan seperti muadzin meskipun mereka bukan muadzin. Perhatikanlah apa yang dikisahkan oleh Abdullah bin Amr, dia menceritakan tentang seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah sesungguhnya para muadzin memiliki keutamaan dari kami. Beliau bersabda :

قُلْ كَمَا يَقُولُونَ ، فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ

Ucapkan seperti yang mereka ucapkan. Apabila telah selesai, mintalah (berdoalah) niscaya doamu dikabulkan. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Sahabat tersebut seakan akan bertanya : Amal apa yang engkau perintahkan kepada kami agar derajat kami sama dengan mereka. Demikianlah jawaban Rasulullah yaitu mengucapkan seperti apa yang diucapkan muadzin.

Seanjutnya, cara menjawab adzan atau mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin dengan lengkap  disebutkan oleh Rasulullah dalam yaitu dari satu hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, Rasulullah bersabda : “Apabila muadzin mengucapkan ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR lalu seorang di antara kamu mengucapkan (juga) ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR. Kemudian muadzin mengucapkan ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH ia mengucapkan juga ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. Kemudian muadzin mengucapkan ASYHHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH  ia  mengucapkan (juga)   ASYHHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.

Kemudian muadzin mengucapkan HAYYA ‘ALASH SHALAAH maka ia mengucapkan LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah). Kemudian muadzin mengucapkan HAYYA ‘ALAL FALAAH ia mengucapkan  LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH.

Kemudian muadzin mengucapkan ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR ia mengucapkan juga ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. Kemudian muadzin mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dari lubuk hatinya maka pasti ia masuk surga”. (H.R Imam Muslim dan Abu Dawud).

Namun demikian, kalau kita perhatikan sebagian saudara saudara kita, ada yang terluput dari keutamaan ini karena ketika mendengar adzan masih berbicara satu sama lain sehingga tak sempat mengucapkan apa yang diucapkan oleh muadzin. 

Semoga Allah Ta’ala memberi taufik dan petunjuk kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu A’lam. (1.355)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar