Jumat, 10 Agustus 2018

TAK BANYAK MANUSIA YANG MAMPU BERSYUKUR


TAK BANYAK MANUSIA YANG MAMPU BERSYUKUR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu kewajiban manusia YANG SANGAT PENTING adalah bersyukur atas nikmat yang dianugerahkan Allah Ta’ala. Tetapi ternyata kebanyakan manusia tak mampu bersyukur. Allah telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya :

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Q.S al Mu’minun 78)

Sungguh manusia yang terhalang atau tak mampu untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala adalah  karena berbagai sebab.  Diantaranya adalah :  
  
Pertama :   Tidak mengetahui atau tidak mau  tahu nikmat itu datang dari mana.

Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa tidak ada pemberi nikmat  kecuali  Dia saja. Allah berfirman : 

                                                                                                                     وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Allah berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.

Barangsiapa yang mengetahui, itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Allah yang memberi nikmat, maka dia telah kafir.

Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridha kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya
.
Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhai-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.

Kedua : Tidak mau puas dengan nikmat yang telah ada.

Allah Ta’ala telah memberi nikmat yang sangat banyak. Allah berfirman :

   وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).   Q.S Ibrahim 34.

Jadi memang ada manusia yang mengikari nikmat Allah karena selalu merasa nikmat Allah masih kurang baginya, tidak pernah puas dan tidak merasa cukup, tidak qana’ah.
Pada hal Rasulullah telah mengingatkan dalam sabdanya :
 
، و كن قنِعًا تكن أشْكَرَ الناسِ

Dan jadilah kalian orang yang qana’ah niscaya engkau menjadi orang yang bersyukur.  (H.R Ibnu Majah, dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Tak mau melihat orang yang di bawah dalam urusan dunia.

Ini juga merupakan salah satu penghalang untuk  bersyukur. Dia selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal harta dunia. Sungguh Rasulullah telah mengingatkan, dalam sabda beliau : 

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau lihat orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Seorang hamba yang selalu memperhatikan orang lain hidup (kelihatannya) bahagia. Memiliki harta dunia maka timbul perasaan kekurangan sehingga menjadi penghalang baginya untuk bersyukur.

Memang kita harus melihat yang diatas namun  bukan dalam urusan dunia tapi untuk urusan akhirat. Kita sering melihat saudara kita sangat taat dan rajin beribadah maka ini harus kita perhatikan, kita inginkan dan kita contoh. Ini namanya fastabiqul khairat.

Keempat : Merasa nikmat itu sebagai hasil kepandaian dan usahanya sendiri.

Allah telah menerangkan tentang kisah Qarun yaitu seorang hamba yang tidak mau bersyukur atas nikmat yang diterimanya. Sungguh dia telah mengingkari bahwa nikmat itu datang dari Allah Ta’ala.  Dia merasa bahwa nikmat itu adalah karena kepandaiannya mengumpulkan harta.

Perhatikanlah firman Allah dalam surat al Qashash 78.

  قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ

Dia (Qarun) berkata : Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.  

Kelima : Melupakan kesusahan dan kesulitan di masa lalu.

Jika pada satu saat mendapat banyak nikmat lalu sebagian manusia melupakan kesusahan dan kesulitannya dimasa lalu. Akibatnya mereka lalai atau tidak mau bersyukur. Perhatikanlah kisah tiga orang Bani Israil yang diceritakan oleh Rasulullah dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam satu hadits yang cukup panjang.

Ada orang yang satu  belang badannya, yang satu botak dan yang satu lagi buta. Ternyata setelah Allah beri anugerah dan kebaikan  kepada ketiganya maka yang bersyukur  hanyalah satu orang yaitu yang buta sedangkan yang dua lainnya tidak mau atau terhalang untuk bersyukur. Kenapa dua orang diantara mereka terhalang untuk bersyukur ?. Karena mereka melupakan penderitaan dan penyakitnya dimasa lalu.

Semoga Allah Ta’ala memberi kekuatan kepada kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat-Nya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.356)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar