Minggu, 26 Agustus 2018

SABAR DAN RIDHA JIKA DIUJI DENGAN PENYAKIT


SABAR DAN RIDHA KETIKA DIUJI DENGAN PENYAKIT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Semua orang beriman pernah mendapat sakit. Sebentar atau lama. Ini adalah sebagai cobaan baginya. Sebagian orang menerima penyakit dengan berkeluh kesah. Kenapa penyakit ini datang kepada saya. Penyakit ini telah menghambat banyak kegiatan saya dan keluhan keluhan lainnya.
Hakikatnya seseorang tak pantas mengeluh dengan penyakitnya yang mungkin diderita beberapa hari saja. Mungkin 5 atau 10 hari. Pada hal Allah Ta’ala telah memberinya  sehat lebih dari 40 tahun. 
Lalu ketika penyakit mendatangi seorang beriman maka diterima dengan sabar dan ridha. Tidak berkeluh kesah apalagi menyalahkan orang lain.
Ketahuilah bahwa sabar dan ridha adalah  kunci untuk mendapatkan banyak kebaikan dari setiap musibah atau penyakit yang dialami seseorang. Semuanya terjadi karena izin dan kehendak Allah. 
Allah berfirman : 
  
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ

Tidak ada  sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. (Q.S at Taghabun 11).

Berkenaan dengan ayat diatas, Alqamah berkata : Ayat ini tentang musibah yang menimpa seseorang kemudian dia menyadari bahwa  itu semua dari Allah, maka dia ridha dan menerimanya (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Imam Ibnul Jauzi berkata : Dunia ini dijadikan tempat cobaan bagi manusia. Hendaknya orang yang berakal  selalu melatih  diri agar (selalu) bersabar.

Ketahuilah saudaraku, jika engkau mengalami sakit yang Allah telah tetapkan untukmu, maka engkau ridha atau tidak. Engkau sabar atau tidak, penyakit itu tetap akan mendatangimu. Jika engkau tidak sabar dan tidak ridha maka akan rugi dua kali.

Pertama : Penyakit itu tetap menimpamu karena datang dari sisi Allah dan Allah telah mentakdirkannya bagimu. Allah berfirman :
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah, Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakkal orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Kedua : Engkau tidak mendapat kebaikan yang dijanjikan Allah bagi orang yang sabar dan ridha dalam menerima sakit atau ujian yang lainnya. Renungkanlah wahai saudaraku. Sungguh cobaan berupa penyakit dan yang lainnya akan menghapuskan sebagian  dosa dan kesalahan.
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Tidak ada satupun musibah (cobaan) yg menimpa seorang muslim berupa duri atau yg semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya. (H.R Imam Muslim)
 مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Oleh karena itu seorang hamba haruslah bersabar dan ridha dengan cobaan berupa penyakit yang menimpanya, sehingga mendapat kebaikan dari cobaan itu. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.370)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar