Minggu, 26 Agustus 2018

AMAL TERHAPUS KARENA MENDAHULUI ALLAH DAN RASUL-NYA


AMAL TERHAPUS KARENA MENDAHULUI 
ALLAH DAN RASULNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

KEWAJIBAN PALING UTAMA SEORANG HAMBA kepada Rabb-Nya adalah beribadah, melakukan amal shalih sebagaimana yang diperintahkan-Nya dan merupakan tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman : 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).

Sungguh  amal shalih yang dilandasi iman adalah bekal untuk menuju ke negeri akhirat dan modal untuk bisa memasuki surga-Nya Allah. Allah berfirman : 

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung.  (Q.S al Buruj 10)

Dalam melakukan amal shalih wajiblah bagi seorang hamba tunduk dan patuh kepada apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.  Tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya  karena akan menghapus nilai amalnya.

Mendahului Allah dan Rasulullah dalam perintahnya, maksudnya adalah : Janganlah seorang muslim mengerjakan amalan yang tidak diperintahkan Allah dan Rasulullah,  karena hal itu termasuk perbuatan lancang.  Ketahuilah bahwa syarat diterimanya suatu amal adalah ikhlas karena Allah dan itttiba’ yaitu mengikuti Rasulullah.

Allah Ta’ala  berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Hujurat 1).

Tentang ayat ini Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Allah memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman sesuai tuntutan keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta harus berjalan di belakang perintah perintah Allah dan mengikuti sunnah rasul-Nya dalam semua hal. Agar tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya.

Tidak mengatakan sesuatupun hingga Allah dan Rasulullah menyatakan. Dan tidak memerintah apapun hingga Allah dan Rasul-Nya memerintahkan.

Kita sering melihat orang melakukan suatu amal perbuatan yang tidak diperintahkan dan tidak pula dicontohkan oleh Rasulullah.   Mereka menganggapnya sebagai ibadah yang akan memperoleh pahala dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Padahal sesungguhnya mereka telah menyelisihi  Rasulullah. Seolah olah mereka  telah mengubah syariat tanpa hak dan hanya berbekal persangkaan dan akal fikirannya semata. Akibatnya adalah amalannya terhapus nilainya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Jika kita perhatikan di zaman ini, ada diantara saudara saudara kita yang beribadah atau melakukan ibadah atau beramal menyelisihi  Rasulullah. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pada hal cara melakukannya tidak sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Akibatnya, amalannya tak bernilai. Sungguh Rasulullah telah mengingatkan dalam sabda beliau  

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.  (H.R Imam  Bukhari no. 2697 dan Imam Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.  (H.R Imam Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan :

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan. (H.R Imam Muslim no. 867).

Oleh karena itu, sangatlah baik bahkan penting jika sekarang  kita periksa kembali amalan  yang kita lakukan apakah  sesuai dengan apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Jika ada yang tak sesuai SEGERA TINGGALKAN agar amal kita tak sia sia.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.368)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar