Jumat, 12 Juni 2015

TAFAKUR ATAS DOSA DAN KESALAHAN



TAFAKUR ATAS DOSA DAN KESALAHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Makna tafakur adalah berfikir, memikirkan atau merenungkan. Secara hakikat tafakur adalah seperti ungkapan orang bijak : Berhentilah barang sejenak, bertafakurlah-berfikirlah-merenunglah, lalu berjalanlah kembali.

Amat disayangkan, disebabkan perlombaan dalam berbagai bidang kehidupan yang serba modern dan serba cepat maka kebanyakan manusia saat ini hampir tidak punya lagi waktu sedikitpun untuk bertafakur.

Padahal Allah subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan dan menyuruh kita untuk bertafakur.  Allah berfirman : “Alladzaina yadzkuruunallaha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘alaa junuu bihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi, rabbana maa khalaqta haadzaa baathilaan, subhaanaka faqinaa ‘adzaban naar”. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah saat berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata)  : Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan  semua ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau , lindungilah kami dari adzab neraka. (Q.S Ali Imran 191).  

Imam Hasan al Bashri berkata : “Tafakur atau renungan adalah ibarat cermin yang menampakkan kepadamu kebaikan kebaikanmu dan keburukan keburukanmu.”  Memang setiap saat kita bercermin untuk melihat kebaikan dan kekurangan diri kita secara fisik. Tapi Imam Hasan al Bashri telah memberikan nasehat agar senantiasa bertafakur yaitu antara lain  untuk bercermin melihat perbuatan perbuatan baik  dan juga perbuatan perbuatan buruk  yang telah kita lakukan. 

Tafakur  atas dosa dan kesalahan
Sungguh sangatlah banyak hal-hal yang harus kita tafakuri dalam kehidupan ini. Satu diantaranya adalah tafakur, merenung dan memikirkan dosa-dosa kita. Diantaranya adalah dosa kepada Allah, kepada orang tua, keluarga, tetangga, saudara kita sesama muslim bahkan juga dosa kepada pemimpin dan yang lainnya.

Para sahabat dahulu sangat takut dengan dosa yang kecil sekalipun. Sampai ada diantara mereka yang berkata : Jika kami memiliki dosa sebesar nyamuk maka kami merasa memiliki dosa sebesar gunung Uhud. Manusia belakangan ada yang memiliki dosa sebesar gunung Uhud tapi mereka merasa punya dosa sebesar nyamuk saja.
           
Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat dosa. Andaikata ada seseorang yang berani mengatakan bahwa dia tidak punya dosa, itupun juga dosa baginya. 

Pertama : Dia telah berbohong, karena mengaku tidak berdosa pada hal tidak ada manusia yang tidak punya dosa.
Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsi : “Yaa ‘ibaadii innakum takhtha-uuna bil laili wan nahaar. Wa ana aghfirudz dzunuuba jami’a. Fastaghfiruunii aghfir lakum.”  Wahai hamba-hambaKu  kalian melakukan banyak kesalahan pada malam dan siang hari. Dan Aku mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni. (H.R Muslim).

Rasulullah bersabda : “Kullubni adam  khaththa’ wa khairul khaththainat tawwabun” Setiap bani Adam banyak berbuat salah dan yang paling baik dari mereka adalah yang bertaubat (H.R Imam at Tirmidzi)

Kedua : Dia telah berbuat  kesombongan, merasa diri suci, seolah olah dia adalah orang yang maksum. Allah berfirman : “Falaa tuzakkuu anfusakum. Huwa a’lamu bimanit taqaa” Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang orang yang bertakwa. (Q. an Najm 32)

Dua tempat menghapus dosa.
Sungguh Allah Ta’ala Mahapengampun. Semua dosa orang mukmin akan dihapus kecuali dosa syirik yang belum dimintakan taubat sebelum mati. Ada dua tempat menghapus dosa. 

Pertama : Pada saat kita hidup didunia sampai nyawa ada ditenggorokan. Diantara caranya adalah memohon ampun dan bertaubat, mengikuti perbuatan buruk dengan perbuatan baik, banyak beribadah dan berbuat kebaikan, musibah yang diterima dengan sabar dan juga ada dosa tertentu yang bisa dihapus dengan membayar kafarat.

Kedua : Pada saat  sudah berada di alam akhirat, dosa orang muslim juga bisa dihapus. Caranya adalah dibakar dengan api neraka sampai kita bersih dari dosa. Berapa lama, ya tergantung banyaknya dosa yang bawa ke alam akhirat.

Sekarang kita tinggal memilih mau dosa kita dihapus ketika di dunia sehingga kita akan menghadap Allah dengan qalbun salim atau kita mau dihapus dosa kita nanti di akhirat saja yaitu dibakar dalam api neraka. Inipun sangat penting pula untuk kita tafakuri dan renungkan.

Oleh sebab itu mari kita tafakuri dosa dan kesalahan kita sehingga menjadi dorongan bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak beribadah.  Dan insya Allah tafakur yang kita lakukan menjadi dorongan pula untuk menjauhi berbagai maksiat.  

Semoga Allah selalu memberi kekuatan dan kesempatan kepada kita semua agar dosa-dosa kita diampuni sebelum meninggalkan dunia ini menuju kampung  akhirat yang abadi.

Wallahu A’lam (345)
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar