Sabtu, 13 Juni 2015

BERINFAK DI WAKTU LAPANG DAN SEMPIT



BERINFAK DIWAKTU LAPANG DAN SEMPIT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Allah telah memberikan rezki kepada manusia termasuk rezki berupa harta. Allah berfirman : “Innallaha huwar razzaaqu, dzulquwatil matiin” Sungguh Allah, Dia pemberi rezki  yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.  (Q.S az Dzaariyaat 58). Bahkan seorang hamba ada yang mendapat rezki yang lebih dari hamba yang lainnya. Begitu juga ada yang mendapat rizki kurang dari yang lain. Semua itu pastilah dengan hikmah yang Mahasempurna dari sisi Allah Ta’ala.

Allah berfirman : “Wallahu fadhdhal ba’dakum ‘alaa ba’din firrizqi, Famalladziina fudhdhiluu biraddii rizqihim ‘alaa maa malakat aimaanuhum  fahum fiihi sawaa-un, fabini’matillahi yajhaduun”   Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezki. Tetapi orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezkinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama sama (menikmati) rezki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah ?. (Q.S an Nahl 71)

Allah berfirman : “Awalam ya’lamuu annallaha yabsuthur rizqa liman yasyaa-u wa yaqdir. Inna fii dzaalika la-aayatin li qaumin yu’minuun” Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki dan membatasinya (bagi yang Dia kehendaki) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Q.S az Zumar 52).

Perintah untuk berinfak
Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh manusia untuk membelanjakan  sebagian rezkinya berupa harta di jalan Allah. Sungguh Allah memerintahkan hal ini dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya adalah :

Allah berfirman : “Wa anfiquu fii sabiilillahi wa laa tulquu bi aidiikum ilat tahlukati, wa ahsinuu. Innallaha yuhibbul muhsiniin. Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (dirimu sendiri) kedalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri dan berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai orang orang yang berbuat baik. (Q.S al Baqarah 195).

Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu anfiquu mimmaa razaqnaakum min qabli aiya’tiya yaumun laa bai’un fiihi walaa khullatun walaa syafaa-‘ah. Wal kaafiruuna humuzh zhaalimuun” Wahai orang orang yang beriman. Infakkanlah sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah 254)

Berinfaklah pada semua keadaan.
Demikian besarnya keutamaan dan manfaat berinfak maka Allah perintahkan agar  melakukannya bukan hanya pada saat lapang tapi juga dikala sempit dan ini merupakan salah satu tanda orang bertakwa. Allah berfirman : “Alladziina yunfiquuna fissarraa-i wadhdharra-i” (Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit. (Q.S Ali Imran 134). 

Syaikh as Sa’di berkata tentang ayat ini : Yaitu pada saat keadaan mereka sedang sulit atau keadaan mereka sedang lapang. Bila mereka lapang maka mereka (orang yang takwa ini) akan berinfak lebih banyak. Apabila mereka sedang kesulitan mereka tidak menganggap remeh suatu kebaikan walaupun hanya (berinfak) sedikit (Tafsir Karimur Rahman) 

Orang yang dalam keadaan sempit, dia bersedekah sedikit  nilainya disisi Allah bisa jadi lebih besar dari orang yang dalam keadaan lapang dan  memiliki harta  melimpah lalu dia bersedekah dalam jumlah yang banyak. Itulah keadilan Allah. 

Rasulullah bersabda : “Sabaqa dirhamun mi-ata alfi  dirhamin. Faqala rajulun : Wa kaifa dzaka ya rasulullah ? Qaala : Rajulun lahu maalun katsiirun, akhadza min ‘urdhihi mi-ata alfi dirhamin tashaddaqa bihaa, wa rajulun laisa lahu illa dirhaman , fa-akhadza  ahaduhumaa fa tashaddaqa bihi” Satu dirham mengungguli seratus ribu dirham. Seorang bertanya : Bagaimana itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : Seseorang mempunyai harta yang melimpah lalu dia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham dan menyedekahkannya, dan seseorang yang lain hanya memilik dua dirham, dia mengambil satu dirham lalu  mensedekahkannya. (H.R Imam an Nasa-i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya). 

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (347)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar