Selasa, 02 Juni 2015

KETIKA NIKMAT MENGALIR DERAS



KETIKA NIKMAT MENGALIR DERAS

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada hamba hamba-Nya. Allah berfirman : “Wain ta’uddu ni’matallahi laa tuhshuhaa. Innal insaana lazhaluumun kaffaar ”  Dan jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak mampu menghitungnya. Sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Q.S Ibrahim 34.

Bahkan ada seseorang yang diberi nikmat lebih dari yang lainnya. Adapula yang mendapat nikmat  pangkat, jabatan dan nikmat harta  yang selalu mengalir deras kepada dirinya. Semuanya tentu adalah sesuatu yang harus disyukuri.
Ketahuilah bahwa jika seseorang selalu mendapat kenikmatan  yang terus mengalir deras maka segeralah melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Apalagi jika dia merasa ketakwaannya kurang dan imannya lemah bahkan  dia selalu berbuat maksiat, na’udzubillah.   

Ali bin Abi Thalib  berkata : “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya”

Sungguh kita perlu khawatir, jangan jangan nikmat  berlimpah yang kita dapatkan  saat ini adalah beriringan dengan apa disebut istidraj dan  berujung pada kebinasaan. 

Makna Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Secara istilah istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diulur  dan tidak diberikan langsung. Untuk sementara waktu Allah membiarkan orang ini dan tidak disegerakan adzabnya bahkan diberikan kenikmatan dan kesenangan yang semu. Pada waktunya Allah akan menimpakan adzab yang berat.

Diantara penjelasan tentang istdraj adalah semua perbuatan  maksiat yang Allah balas untuk waktu tertentu dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk mengingat-Nya serta lupa bertaubat dan beristighfar. Akibatnya dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan  hukuman yang berat, itulah istidraj. Allahu a’lam.

Allah berfirman : "Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Q.S al An’am 44)

Ayat di atas  memberikan ancaman kepada orang-orang yang telah diberikan peringatan sebelumnya, namun mereka melupakan dan mengabaikan peringatan dari Allah Swt tersebut. Allah tidak sekonyong-konyong menurunkan siksaa atau adzabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala justru membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Dan mereka, manusia itu bergembira ria dengan semua kesenangan yang telah Allah bukakan pintu-pintunya itu. Dan apabila telah sampai pada waktunya, Allah akan menyiksa mereka, dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu, mereka terdiam, tidak berdaya serta berputus asa.

 Rasulullah bersabda :   “Apabila engkau melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian beliau membacakan surat al Qalam ayat 44.  Allah berfirman : “Sanastadriju hum  min haitsu laa ya’lamun”  Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan  Imam Ahmad dan ath Thabrani dan disahihkan oleh Syaikh al Albani  disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :  “Jika ada orang yang berbuat dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di dunia yang akan dibalas  dengan adzab oleh Allah baik segera di dunia atau di akhirat.”

Oleh sebab itu maka seharusnyalah kita melakukan muhasabah secara terus menerus baik dikala susah maupun dikala lapang. Buatlah tali penghubung antara ketaatan kita kepada Allah dan nikmat nikmat yang diberikanNya. Lalu evaluasilah. Dengan demikian insya Allah kita akan terhindar dari sesuatu yang kita takuti yaitu istidraj.

Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (332)    
   

1 komentar: