Minggu, 14 Juni 2015

SIAPA YANG DISEBUT KAFIR



SIAPA YANG DISEBUT KAFIR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam al Qur an, Allah Ta’ala menyebutkan berbagai jenis atau kelompok manusia. Diantaranya ada yang disebut mukmin, ada yang disebut kafir, ada pula yang disebut munafik dan yang lainnya.

Lalu siapakah yang disebut kafir. Kafir, jamaknya kuffar yaitu kebalikan dari beriman. Orang kafir  adalah orang yang tidak  percaya kepada rukun iman yang enam yakni mereka yang tidak percaya kepada Allah, rasulul rasulNya, malaikat malaikat-Nya, kitab kitabnya, hari Kiamat dan qadar  (baik dan  buruk).

Secara spesifik dalam al Qur an dijelaskan pula  tentang siapakah yang disebut sebagai orang kafir dan beberapa jenis perbuatan yang dilazimkan mereka. Diantaranya adalah :
Pertama : Orang yang diberi peringatan atau tidak, sama saja baginya.
Allah berfirman : “Innal ladziina kafaruu sawaa-un ‘alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minuun” Sesungguhnya orang orang kafir itu sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan mereka tidak akan beriman. (Q.S al Baqarah 6).

Syaikh as Sa’di berkata : (Orang orang kafir) yaitu mereka yang bersifat dengan kekufuran dan terwarnai dengannya, lalu menjadi sifat yang lazim bagi mereka. Tidak ada manusia yang dapat menghalangi mereka darinya. Nasehat tidak berguna pada mereka maka itu sama saja bagi mereka diberi peringatan atau tidak diberi peringatan.   
Kedua : Orang  yang mendustakan Rasulullah.
Allah berfirman : “Qaalal kaafiruuna inna haadzaa lasaahirun mubiin”  Orang orang kafir berkata : Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar benar adalah tukang sihir yang nyata” (Q.S Yunus 2).
Jadi orang kafir mengingkari Muhammad sebagai Rasulullah dan juga mengingkari petunjuk yang dibawa Rasulullah. Bahkan mereka menyebutkan bahwa Rasulullah adalah benar benar penyihir. 

Syaikh as Sa’di berkata : Hakikat kekufuran adalah mengingkari sesuatu yang datang dari Rasulullah atau mengingkari sebagiannya.  

Ketiga : Orang yang berputus asa dari rahmat Allah.
Sungguh manusia itu akan diuji dengan berbagai keadaan baik atas dirinya, keluarga ataupun hartanya. Ujian ujian itu akan  mendatangi seseorang kapanpun Allah Ta’ala berkehendak. Allah berfirman :   Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa yuftanun”. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya mengatakan : Kami telah beriman dan mereka tidak diuji. (Q.S al Ankabut 2) 

Orang orang beriman akan menerima ketetapan Allah berupa ujian dengan sabar dan ridha karena mereka mengetahui bahwa rahmat Allah itu Mahaluas. Sebaliknya orang orang kafir, jika ditimpa musibah mereka  akan berputus asa. Allah  berfirman : “Innahuu layaiasu min rauhillahi illal qaumul kaafiriin”. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang kafir. (Q.S Yuusuf 87). 
  
Keempat : Orang yang ingin memadamkan cahaya atau agama Allah.
Orang orang yang berusaha menjauhkan orang Islam dari agamanya adalah termasuk kelompok orang orang yang memadamkan cahaya atau berusaha mengalahkan cahaya (agama) Allah. Tentang orang orang model ini, Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Yuriiduuna an yuthfi-uu nuurallahi bi afwahihim wa ya’baallahu illaa an yutimma nurahuu walau karihal kaafiruun”. Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang kafir itu tidak menyukainya.  (Q.S at Taubah 32)

Syaikh as Sa’di berkata : Cahaya Allah adalah agamaNya yang dengannya Dia mengutus para rasul dan menurunkan kitab kitab. Allah menamakannya cahaya karena ia (agama) dijadikan penerang dalam kegelapan, kebodohan dan agama agama yang bathil. Ia adalah ilmu dan amal dengan kebenaran sedangkan yang selainnya adalah kebalikannya. (Kitab Tafsir Kariimir Rahman). 

 Kelima : Memiliki hubungan erat dengan syaithan.
Orang orang kafir memiliki hubungan yang erat dengan syaithan. Mereka saling menunjang  saling menolong. Orang orang kafir berusaha menghalangi manusia dari jalan Allah sementara itu syaithan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah. Dan syaithan mengandalkan orang orang kafir untuk bisa mengkafirkan lebih banyak manusia dengan berbagai cara.
Hubungan syaithan dengan orang orang kafir dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Wa ya’buduuna min duunillahi maa laa yanfa’uhum wa laa yadhurruhum, wa kaanal kaafiru ‘alaa rabbihii zhahiiraa” Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada mereka. Orang orang kafir adalah penolong (syaithan untuk berbuat durhaka) terhadap Rabbnya. (Q.S al Furqan 55).

Keenam : Tidak akan lolos dari kekuasaan Allah.
Orang orang kafir adalah orang orang yang tidak akan terhindar atau lolos dari hukuman Allah. Allah berfirman : “Walaa yahsabannal ladziina kafaruu sabaquu, innahum laa yu’jizuun” Dan janganlah orang orang yang kafir itu mengira bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah). Q.S al Anfaal 59.

Berkata Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Kariimir Rahman : Yakni janganlah orang orang kafir kepada Rabb mereka, yang mendustakan ayat ayat-Nya meyakini  bahwa mereka akan lolos  dan bebas dari hukuman Allah karena sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkannNya dan Allah selalu mengawasi mereka.

Demikianlah sebagian dari keadaan dan jenis perbuatan yang dilazimkan orang orang kafir. Na’udzubillahi min dzaalik. Wallahu A’lam. (349)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar